Hari Rabu yang cerah dan terik ini bagi El merupakan saat baginya untuk bersemedi di dalam kamar sambil bertamu ke alam bawah sadarnya. Karena hari ini ia tidak ada jadwal masuk kelas, jadi ia bisa sedikit bersantai. Namun, rencana indahnya itu gagal seketika saat Surya masuk kamarnya dan mengusik dengan berbagai pertanyaan yang menurutnya tidak penting.
"El, bangun dulu sebentar siii"
Pada akhirnya lelaki tampan itu terduduk juga di tempat tidur nya sambil memasang raut jengkel. "Lo tau Sur, gue jarang bisa santai kaya gini. Lo mah..."
"Bentar doang, lagi juga gue mau ngampus entar jam sepuluh. Gue mau nanya"
El memicingkan matanya lalu mengangkat sebelah alisnya. "Apaan? Kalo ga penting gue tendang ya lo"
"Woles bro, penting kok ini"
"Yaudah apaan? Buru ga lo!"
"Cara ngajak jalan orang?"
"Hah?" El mendekatkan telinganya pada Surya dan membuat laki-laki itu terpental karena Surya langsung menendangnya. "lo mau ngajak jalan siapa?"
"ya gebetan lah, masa mau ngajak nenek gue harus nanya dulu sama lo"
El tampak berfikir sebentar, menginga-ingat dengan siapa sahabat baiknya itu dekat belakangan ini. Ia baru ingat bahwa Surya pernah cerita tentang sahabat dari Aya yaitu Nana. "Sinta?"
Surya memalingkan wajahnya, El sudah tau betul jika sudah begini berarti yang ia katakan itu benar. "Sur, cewek modelan Shinta bakal susah buat Lo ajak makan. Bahkan makan mie ayam depan aja mungkin lo butuh waktu lama buat ngajaknya"
"Seriusan El? Yah...." Elelihat keputusasaan di wajah sahabatnya itu, lalu ia berusaha memutar otak untuk tahu bagaimana caranya laki-laki di depannya itu bisa mengajak Shinta atau biasa kita sebut Nana itu pergi.
"Lo udah pernah chatan sama dia? Lo udah pernah ngobrol langsung sama dia? Kalo lo udah pernah, ya tinggal ajak aja katanya modelan Shinta gasuka yang mahal-mahal, asal sehat dan higienis kita tau sendiri dia anak kedokteran" Surya mengangguk lalu langsung pergi keluar tanpa mengucapkan kata apa-apa kepada El.
El kembali merebahkan dirinya lalu baru saja ia ingin menutup kembali matanya, sekelebat ide muncul di otaknya. "Engga El Bego, lo gaboleh kaya gitu. Dia udah punya cowok, mau sampai kapan lo maju?" Ucapnya mengingatkan diri sendiri.
Tapi hati dan ucapannya berkata lain, ia langsung mengambil ponsel yang letaknya tidak jauh dari dirinya dan mengetikkan sesuatu kepada seseorang. Isinya adalah...
Ya, ketemuan yuk
El merutuki kebodohannya, lalu langsung berniat untuk menghapus pesan itu. Akan tetapi, ia terlambat karena orang yang tadi ia kirimi pesan sebut saya Aya sudah membalasnya.
Dimana?
El senang bukan main, setelah hampir satu bulan mereka tidak saling kontak, kini akhirnya Aya dengan cepat membalas pesannya.
Mie ayam sebrang kos-an, nanti malem bisa?
El menunggu dengan penuh perasaan berdebar, namun saat itu juga ia menyadari sesuatu. "Kenapa gue harus deg-degan? Aneh"
Ting
Dengan cepat, pemuda 20 tahun itu langsung membuka ponselnya. Wajahnya terlihat sangat sumringah ketika mendapati balasan singkat dari Aya.
Ok
El langsung bangkit dan mengambil berbagai macam tugasnya, ia bertekad untuk menyelesaikan siang ini agar saat malam nanti ia sudah bisa tenang meninggalkan kamar kos-an tercinta ini untuk sekedar bicara dengan Aya.
Malamnya El berangkat ke warung mie ayam di sebrang kos-an, saat sampai di sana ia sudah melihat Aya sedang menunggunya di salah satu meja. "Udah lama? Maaf tadi abis nugas ketiduran" Aya hanya memberikannya sedikit senyuman lalu keduanya saling diam sampai mie ayam yang mereka makan tinggal bersisa setengah mangkuk.
"Ya..."
Aya tidak berani menatap El dan hanya bergumam "hmm?" El sedikit jengah dengan sikap Aya yang seperti ini.
"Gue mau ngomong sesuatu"
"Apa?" Tanya Aya masih sibuk makan.
Terdengar di telinga gadis 20 tahun itu helaan nafas berat dari calon arsitek di depannya ini. Ia kemudian memberanikan diri mengangkat wajahnya dan menatap El. Disana ia langsung melihat senyum manis dari Laki-laki yang ia sukai itu.
"Lo jangan marah tapi ya..."
"Ayo buruan El, mie lo nanti melar"
"Guesukasamalo" tepat saat El berkata seperti itu, di jalan ada motor lewat dengan uara knalpot yang cukup keras hingga membuat Aya tidak mendengar apa yang El katakan.
"Hah? Maaf tadi ga kedengaran gara-gara motor, coba lo ulang sekali lagi"
"Gue suka sama lo, Ayhara" ucapnya dengan jelas dan langsung menempel di otak Aya. Perempuan itu langsung membeku sambil membelalakkan matanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
LA PAM PAM ✔
RandomTanpa aku menyadarinya, perasaan itu semakin besar dan semakin lama semakin menyiksa. Aku ingin kau tahu perasaanku tapi di sisi lain semua itu membuatku terus takut. Selalu ada beberapa pertanyaan di kepalaku, seperti; Apa kau mendengar degup ja...