"Semakin lo mengabaikan gue, semakin gue gigih ngejar lo. Inget, selama lo masih ganteng dan selama hati gue masih mau, gue gak akan nyerah."
- Dari gadis petakilan yang mengaku jatuh hati pada paras ganteng -
****
Gerbang warna biru yang menjulang tinggi 4 meter itu hampir tertutup sepenuhnya kalau saja gadis yang tengah berlari sampai ngos-ngosan itu tidak berteriak kencang.
"Pak ada preman!!"
Mendengar teriakan itu Bapak satpam sekolah sontak membuka dan mempersiapkan ancang-ancang. Matanya mengedar mencari objek yang menjadi teriakan dari gadis tadi.
"Mana neng?" Tanya Bapak satpam saat tidak menemukan apapun di depan sana. Hanya ada kendaraan yang berlalu lalang seperti biasanya.
Gadis itu nyegir saja dan langsung menerobos masuk sebelum satpam itu akan mengomel karena sadar sudah tertipu. Meski begitu, Bapak satpam yang diketahui bernama Rajanya Harga hanya mampu menggelengkan kepalanya.
"Gak ada kapok-kapoknya jam 7 lebih 20 menit baru masuk."
Gadis itu mendengar tapi dia tidak peduli, dia harus masuk secepat mungkin sebelum guru piket berkeliling. Tapi semua orang sudah tau akan kebiasaan gadis itu. Dia Raya, si gadis petakilan yang sukanya nyalin tugas Melodi adalah satu dari 50% siswa terparah yang sukanya terlambat masuk.
"Eh, Devano!" Spontan Raya sembari berlari saat melihat sosok Devano baru saja berjalan melewati halaman sebelah barat.
Sementara cowok itu tak menoleh sedikitpun karena sudah hapal persis dengan suara tadi, dia bahkan tetap berjalan dengan tenang dan cool.
"Emang ya, kalau jodoh gak kemana." Ujar Raya berjalan di samping Devano. "Lo kenapa deh, suka banget barengin gue."
Devano masih diam, Raya geram.
"Semakin lo mengabaikan gue, semakin gue gigih ngejar lo." Ujar Raya penuh penakan berharap Devano mencerna kata-kata yang baru saja keluar dari mulutnya dalam-dalam.
"Lo tau mimpi?"
"Tau."
"Apa?"
"Bunga tidur, yang cuma hidup dalam dunia tidur kita."
Devano menghentikan langkahnya, kedua tangannya menarik bahu Raya supaya berhenti dan menatap ke arahnya. Raya tertegun, ingin menjerit tapi keburu terpaku oleh mata elang milik Devano. Jantungnya berdetak cepat. Dia bahkan baru sadar kalau langkah mereka sudah berada tepat di depan pintu kelas.
Dalam tatapan yang kelima detik, Devano berkata, "sama kaya kita."
Ucapan tersebut membuat dahi Raya berkerut.
"Maksud lo?"
Devano berdecak lirih, menjauhkan tangannya dari bahu Raya dan bergerak menyentil dahi Raya pelan. "Bodoh!"
"Gue gak bodoh!" Kesal Raya.
Devano hanya tersenyum sinis, Raya jadi geram dia memutuskan untuk berjalan maju mengikis jarak antara dirinya dan Devano. Hal tersebut membuat Devano terlonjak kaget apalagi saat gadis itu mendekatkan dirinya ke arah telinga sebelah kananya.

KAMU SEDANG MEMBACA
ABU-ABU
Teen FictionSemakin lo mengabaikan gue, semakin gue gigih ngejar lo. Karena kodratnya cowok ganteng emang harus disukai. Itu wajib, udah tertulis dalam undang-undang yang di sah-kan semua kaum hawa. -Dari gadis petakilan yang mengaku jatuh hati pada paras cowo...