LIMA

451 34 9
                                    

"Kenapa sih lo harus jadi cowok ganteng, gue kan jadi gak bisa benci walau sikap lo seburuk itu sama gue."

- Dari gadis petakilan yang mengaku jatuh hati pada paras ganteng -

****

Sepulang sekolah, seperti apa kata Melodi. Raya berjalan mendekati ke arah ruangan yang sudah ramai berlalu lalang para murid yang ikut kegiatan ini.

Gadis itu tak langsung masuk, dia berdiri di dekat tembok ruangan penyimpanan alat-alat musik dengan menghadap lurus tepat ke arah satu cowok yang sedang mengobrol serius dengan seorang gadis.

Raya kenal mereka, dia Devano dan Putri. Dua sejoli yang selalu dijodoh-jodohkan oleh semua orang. Pasangan yang katanya cocok dan mampu mengalahkan pasangan romantis dari para selebriti.

Raya berdecak, tertawa pelan membayangkan.

Cocok darimananya? Batin Raya tak menyetujui.

Kemudian pandangannya berputar menatap ke arah pintu ruangan yang sudah tak serame tadi lalu dia memutuskan untuk masuk.

"Ray, lo di cari Gavian." Tiba-tiba Bagas mendekatinya.

Cowok dengan senyuman yang selalu Raya sukai itu adalah kecengan Raya tapi sayangnya malah sudah jadian sama teman satu kelasnya, Ashila namanya.

"Iya tau," Raya menjawab pertanyaan dari Bagas tanpa menghentikan langkahnya. "Gak peduli juga."

Bagas hanya memperhatikannya tanpa bertanya lagi, lalu memutuskan keluar saat Ashila memanggilnya.

Di sini-lah Raya berada sekarang, berdiri di atas tumpukan alat musik drumbend yang besar, kalau gak salah namanya bass drum. Gadis itu ingin mengambil terompet yang ada di paling atas yang masih baru. Sengaja, karena Raya tak mau mengambil yang sudah terpakai.

Keadaan di gudang penyimpanan alat drumband ini sudah kosong, bunyi alat musik dari berbagai jenis sudah terdengar dari luar sana. Suara nyaring pak Egas juga sudah terdengar ngegas menyuruh murid didiknya yang masih berada dalam kawasan di luar lapangan untuk segera berkumpul.

Raya mendengus kala dia merasa kesusahan, padahal bodynya termasuk body goals. Tapi dasarnya aja Pak Egas yang sengaja naruh agak belakangan supaya gak sembarangan orang bisa mengambilnya. Padahal kurang sedikit lagi tangan Raya akan sampai menyentuhnya.

"Akhirnya!" dengan bernapas lega Raya meluruskan tangannya yang sudah pegal.

Setelah itu ia menaruh kotak hitam panjang tempat yang di dalamnya ada terompetnya itu ke dalam rak yang lebih pendek. Sengaja agar bisa ia jangkau nantinya ketika sudah turun. Kini kakinya sudah bersiap ingin turun, tapi suara yang tak asing ia dengar selama ini sukses membuat jantungnya mendadak terhenti di tempat.

"Ray?"

Walau hanya sekedar panggilan, tapi cukup berhasil melesatkan kaki Raya sehingga salah menapak. Bukannya ia menginjak kursi tapi malah menginjak udara. Alhasil tubuh Raya oleng dan....

Brukkk!!

"Awshh!" rintih Raya meringis pilu merasakan bokongnya yang panas apalagi di tambah bagian belakang kepala Raya menghantam rak penyimpanan.

"Sialan!" umpat Raya mengelus pelan bagian kepalanya yang sudah berdenyut sembari dalam hati berdoa agar tidak ada yang kenapa-kenapa. Tapi Raya berharap jika ia bisa amnesia mendadak supaya Raya gak perlu repot menahan malu di hadapan Devano.

Ya! Devano, cowok itu ada tepat di sebelah Raya. Menyaksikan aksi gagalnya turun dengan ekstrem tanpa memiliki dorongan sedikitpun untuk menolong. Raya pikir, kejadian beberapa detik yang lalu ini akan sama persis dengan kebanyakan adegan yang sering ia baca. Halah halu!

"Ceroboh!" setelah mengatakan itu, Devano beranjak pergi dari hadapan Raya tanpa sedikit saja ingin membantunya.

Raya sukses di buat melongo, ia semakin meringis. Nasibnya sungguh miris sekali. Di tatapnya punggung Devano yang semakin menjauh itu dengan rasa kesal. Cowok itu?

Ah, Raya tak bisa membayangkan andai ia sudah menjadi pacarnya. Melihat orang jatuh karena ulahnya saja dia tak punya niat untuk menolong, pasti nanti Raya akan sering di buat jatuh olehnya dan membiarkannya begitu saja.

"Hah!" Raya memutarkan kedua bola matanya kesal. "Kenapa sih lo harus jadi cowok ganteng, gue kan jadi gak bisa benci walau sikap lo seburuk itu sama gue."

"Lo ngapain?"

Raya mendongak saat suara itu terdebgar bersamaan dengan derap langkah yang mendekat ke arahnya. Raya tersenyum melihat Gavian datang menghampiri dirinya dan mengulurkan tangannya untuk membantu.

"Gak sengaja jatuh, Kak." Raya bangkit dengan menerima uluran tangan Gavian.

"Lo ngambil terompet di atas, Ray."

"Iya."

"Punya gue."

Gavian dan Raya sontak menoleh kompak ke arah cowok yang ada di belakang Gavian. Dia Anza.

"Lo kan mau pensiun, warisin aja ke gue."

"Gak."

"Pelit banget sih, ini juga punya sekolah bukan lo."

"Serah."

Raya memutarkan kedua bola matanya jengah lalu kembali menatap Gavian dengan tampang sok manis.

"Kak Gavian, coret nama gue ya, plis?"

"Gak."

Bukan Gavian yang menjawab melainkan Anza. Raya jadi mendengus kesal. Di tatapnya cowok itu dengan tatapan murka sementara Anza hanya membalas dengan tatapan datar seperti tadi.

"Gue gak ngomong sama lo."

"Sama."

"Anda tuh aneh tau gak!"

"Iya, lo aneh."

"Apasih, ga jelas."

"Yang ngomong lo cewek jelas siapa."

Raya menggeram, menatap Anza dengan kesal sementara cowok itu hanya menatap datar dirinya.

"Lo kenapa sih, gitu banget sama gue. Perasaan gue gak pernah nyari masalah sama lo."

"Udah-udah." Gavian bersuara. "Jangan tanggepin, dia emang aneh."

Raya diam tetapi tatapannya tak lepas menatap Anza dengan murka sekali. Cowok itu berdecak lirih dan memutuskan untuk pergi dari ruangan itu.

"Besok, temuin gue di ruang OSIS." Ujar Gavian sebelum akhirnya menyusul langkah Anza.

Raya juga memutuskan pergi karena suara Pak Egas sudah terdengar menggelegar di halaman, menyuruh semua siswa yang ikut kegiatan ini untuk kumpul.

Raya tidak pernah tau kenapa cowok itu selalu bersikap tidak baik dengannya padahal setau Raya, Anza itu tipe cowok yang bisa asik sama siapa saja. Cowok itu memang cuek menghadapi gadis manapun namun tetap saja sikap humoris dan asiknya tidak hilang.

Apa Raya pernah salah?

Dia bahkan baru kemarin bisa berbicara untuk yang pertama kali di hadapan cowok itu.

ABU-ABUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang