Empat Belas

66 2 3
                                    

"Lo maju gue mundur. Lo tarik gue ulur. Begitu aturan cinta kalau lo mau dapetin kisah yang sempurna."

- Bagas

***

Tiga laki-laki bersama satu gadis dengan badge dari SMA itu sibuk nongkrong dengan ponsel di tangannya masing-masing.

Mereka berempat memang kumpul tapi pikirannya berlarian ke tempatnya masing-masing. Sampai pada akhirnya gadis itu mulai bersuara memanggil nama salah satu temannya.

"Bagas?"

Si pemilik nama menoleh dengan berdehem. Gadis itu langsung melanjutkan bicaranya. "Iya gak sih, Devano bakal nyusul?"

"Devano?" Ulang Bagas dengan ragu sementara gadis yang memiliki nama Raya itu hanya mengangguk. "Gak yakin gue, ngapain dia nyusul lo?"

"Gue punya kartu as dia, tadi gue sempet ngancem mau nyebarin." Jujur Raya disertai tawa renyah. "Padahal gue mah cuma canda."

"Serius lo?"

"Iya," Raya memberi jeda dengan membuka ponselnya untuk menunjukkan buktinya pada Bagas. "Nih!"

"Lo dapet dari siapa?" Tanya Bagas. "Gue yang sedari kecil kenal, gatau foto ini."

Raya mengendikkan kedua bahunya. Ia menatap Bagas heran. Baru tau kalau ternyata memang mereka sudah saling kenal sejak kecil. Tau sih, mereka tetanggan tapi gak tau aja kalau saling kenal.

"Stalking lo ngalahin detektif konon."

"Gue gak pernah ya stalking dia," elak Raya tak terima. "Malesin tau gak."

"Bohong banget cewek gak pernah stalking."

"Kenyataannya emang gitu, gue ini beda dari yang lain."

"Serius lo?"

Raya terkekeh kemudian, "bohong sih gue."

Sementara Bagas hanya mengacak gemas rambut Raya dan kembali fokus pada ponselnya. Mengabaikan dua temannya yang saling pandang tak mampu ungkap kata melihat kelakuannya.

Raya juga kembali pada tujuannya. Celingak-celinguk memastikan apakah Devano benar akan menyusul dirinya atau itu hanya tipuan agar ia merasa was-was saja.

Ada satu hal yang tak bisa Raya katakan pada siapapun, terkait alasan nyamannya ia berteman dengan Bagas adalah karena dia bukan orang pemaksa yang harus menceritakan detik itu juga. Tentang hal-hal apapun jika dirinya sendiri tak mau mengakatan, Bagas cukup kembali dengan aktifitasnya tanpa membahasnya lagi.

Hal lain, Bagas itu orangnya manis, perhatian dan juga tipe cuek tapi tanggap. Meski dia sudah punya cewek, Bagas tetaplah Bagas yang gak akan pernah merubah sifatnya. Mungkin sedikit dan Raya memaklumi itu sebagai bentuk menghargai ceweknya Bagas saat ini.

"Bagas?" Panggil Raya saat melihat dari arah berlawanan di ujung sana terdapat seseorang yang tadi dibicarakan.

Sementara Bagas hanya berdehem tanpa mengalihkan pandangannya dari ponsel.

"Gue bingung," Ujarnya.

Bagas menoleh, menatap ke arah Raya lalu mengikuti arah pandang gadis itu yang lurus menatap ke ujung sana, tepatnya di depan sekolah mereka.

"Dia itu maunya apaan sih, bilang gak peduli tapi kenapa detik ini dia nyari gue sebegitunya cuma demi foto yang sebenarnya dia tau gue gak akan ngelakuin itu."

"Trik!" Jawab Bagas membuat Raya menoleh tak mengerti ke arahnya. "Itu namanya trik."

"Trik apaan?"

ABU-ABUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang