Yang pernah terjadi di Tumapel sudah hampir dilupakan. Rakyat Tumapel sendiri sudah tidak pernah menyebut nama Akuwu Tunggul Ametung yang sudah tidak ada lagi. Mereka tidak pernah mempersoalkan perkawinan Ken Arok dengan Ken Dedes. Semuanya seolah-olah sewajarnya dan seharusnya terjadi. Para pemimpin yang tujuh, para perwira dan manggala, tidak ada yang membicarakannya lagi. Seperti juga tidak ada lagi yang membicarakan kematian Kebo Ijo.
Apalagi setelah rakyat Tumapel melihat kemampuan Ken Arok memerintah. Tumapel tidak lagi Tumapel yang sudah puas dengan dirinya seperti pada saat Akuwu Tunggul Ametung memerintah. Tumapel kini seakan-akan selalu bergolak. Tanah-tanah kering harus menjadi basah, dan anak-anak muda yang duduk termenung harus bangkit mesu diri, membentuk kekuatan yang setiap saat dapat digerakkan untuk tujuan apapun.
Demikianlah Ken Arok menjadikan Tumapel semakin lama menjadi semakin kuat dan makmur. Hidup rakyatnya menjadi kian baik, penghasilan pun bertambah-tambah.
Ken Dedes yang menyerahkan kekuasaannya dengan diam-diam kepada Ken Arok sama sekali tidak menyesal. Ia melihat perkembangan Tumapel dengan dada tengadah.
Bukan saja sebagai seorang permaisuri, tetapi sebagai seorang istri pun Ken Dedes menemukan yang tidak pernah didapatkannya sebelumnya. Meskipun Ken Arok lebih sering keluar istana, tetapi Ken Arok tidak pernah melupakannya. Apalagi Ken Dedes mengerti, bahwa setiap kali Ken Arok meninggalkan istana, maka sesuatu telah dilakukannya untuk mengembangkan Tumapel.
Hanya sekali-sekali saja Ken Arok melupakan kesibukan itu. Ada sesuatu yang masih kadang-kadang dirindukannya. Berburu di hutan-hutan seperti yang dilakukan oleh Akuwu Tunggul Ametung. Tetapi Ken Arok telah digerakkan oleh kenangannya pada masa-masa mudanya. Hutan-hutan rindang di sekitar padang Karautan sangat menarik perhatiannya. Apabila ia sedang berburu di hutan itu dibawanya Ken Dedes serta, dan ditinggalkannya itu di taman yang pernah dibuatnya dahulu, di dekat padukuhan baru bagi orang-orang Panawijen.
Hari-hari yang demikian terasa sangat menyenangkan. Juga bagi Ken Dedes. Hijaunya padukuhan yang baru itu memberi kesegaran kepadanya. Ia merasa bahwa ia telah memberikan arti dari Hidupnya kepada kampung halamannya.
Tetapi ada juga orang yang menjadi sangat kecewa. Perkawinan Ken Arok dengan Ken Dedes telah membuatnya hampir berputus asa. Namun kekerasan hatinya kemudian telah mendorongnya ke dalam tindakan yang kurang bijaksana. Namun ia sama sekali tidak mau memikirkan kepentingan orang lain. Bahkan ia berkata di dalam hatinya "Mereka harus tahu, bahwa aku pun mampu menundukkan hati rajawali yang liar itu"
Demikianlah maka semua usaha dilakukannya. Dua kali lipat dendam yang tersimpan di dadanya harus dituntutnya. Mahisa Agnilah yang mula-mula menyakitkan hatinya, dan kemudian Adik perempuannya, Ken Dedes.
Masa-masa berburu yang dilakukan oleh Ken Arok menjadi salah satu kesempatan baginya. Dan ia telah mencoba untuk mempergunakannya sebaik-baiknya.
Maka ketika sepasukan kecil orang-orang berkuda berderap menuju ke hutan-hutan perburuan di sekitar padang Karautan dari padukuhan baru orang-orang Panawijen setelah meninggalkan Ken Dedes di taman yang melingkari sendang, maka seekor kuda yang datang dari jurusan lain pun berlari pula menuju ke tempat yang sama.
"Terima kasih" berkata penunggang kuda itu kepada pesuruhnya" tetapi apabila kau keliru, maka kupotong lehermu"
"Aku tidak akan keliru. Aku tahu pasti, bahwa hari ini Ken Arok pergi berburu"
Sambil mengangguk-anggukkan kepalanya maka ia pun segera memacu kudanya untuk menjumpai Ken Arok dengan beberapa orang pengiringnya.
Sudah menjadi kebiasaannya, bahwa Ken Arok selalu membuat sebuah tempat peristirahatan di pinggir hutan. Sebuah gubuk kecil yang dikelilingi oleh beberapa gubuk yang lain. Dari gubuk-gubuk itulah mereka pergi mengintai binatang-binatang buruan mereka, sebelum binatang-binatang itu mereka tangkap hidup atau mati.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bara Di Atas Singgasana
Ficción históricaBara Di Atas Singgasana Cerita silat, lokal, jawa, fiksi sejarah Buah karya mendiang bopo Singgih Hadi Mintardja / SH Mintardja Mohon bersabar bila dirasa agak lambat update :) Vote & Comment ya, biar tetap semangat lanjut