- Schedule -

394 108 21
                                    

Jennie menatap langit-langit kafe ketika Ia baru saja selesai dengan beberapa tumpuk sampah dan piring. Ia yakin, beberapa jam kedepan sampah-sampah itu akan muncul lagi. Membuatnya pegal saja.

Jennie mengamati setiap sudut ruangan. Pengunjung terlihat lebih ramai hari ini hanya untuk mencoba sup jamur buatannya yang mendapat review bagus dari beberapa pelanggan. Dan Kim Jennie harus kembali susah payah memberikan resep dan mengajarkan para 'juru masak' untuk membuat sup jamur tersebut.

"Ya! Jennie-ya. Tak ingin bersyukur dulu karena karunia yang kau dapat hari ini?". Sunny tiba-tiba datang membawakan dua cup air mineral dan ikut duduk bersamanya.

Jennie menoleh, "Ah, sunbaenim".

Sekilas ucapan Jennie itu malah membuat Sunny berdecak sebal, "Ya! Sudah berapa kali aku bilang padamu untuk tidak memanggilku sunbaenim, huh?", protesnya.

Jennie kembali serba salah. Mengusap tengkuk karena bingung harus memanggil wanita itu apa ketika sedang mengobrol, "jadi.. Aku harus memanggilmu apa?".

"Sunny. Hanya Sunny. Buat aku merasa lebih muda disini", ucapnya percaya diri.

Jennie hanya tersenyum kikuk, "Baiklah, Sunny... -ssi?".

Wanita itu kembali berdecak sebal sambil memutar matanya, "terserahmu saja mau memanggilku apa", ujarnya terlihat bodo amat.

Jennie hanya mengangguk. Entahlah. Tapi Ia masih merasa begitu canggung dengan kehadiran semua orang di tempat ini. Mereka begitu dingin dan berbicara seenaknya tanpa memperdulikan formalitas.

"Jennie-ya. Aku mendengar bahwa kau mengambil paruh waktu untuk bekerja disini mulai besok, ya? Kau tak takut dengan gajimu yang juga pasti akan dipotong?".

Jennie hanya tersenyum kecil sambil mengangguk, "Ya, eonnie. Aku hanya akan bekerja dari sore mulai besok", jawabnya.

Sunny meng'oh'kan ucapan gadis itu. Kembali menatapnya dengan perasaan sedikit kagum, "aku tak percaya dengan apa yang kau perbuat. Sihir apa yang kau gunakan sampai Song Kang mau memenuhi permintaanmu?", ucapnya dengan ekspresi tak percaya.

Jennie hanya mengernyit, "ne, eonnie?".

Wanita itu menghela nafas. Jennie ini ternyata masih terlalu polos untuk disandingkan dengannya. Sudah pasti. Sunny sudah berusia 30 tahun. Gadis ini mungkin 10 tahun lebih muda darinya.

"Mengapa berpikirmu lambat sekali, sih? Begini. Song Kang itu terkenal dengan perangai dinginnya. Aku juga pernah meminta untuk bekerja paruh waktu kepadanya namun tak pernah dikabulkan sampai sekarang. Mengapa saat kau yang memintanya malah Dia penuhi?". Wanita itu terlihat memprotes akan adanya pemihakan dari Song Kang soal waktu kerja.

Sunny mulai bergumam pelan, "apa karena kau cantik? Tapi aku tak kalah cantik darimu. Aku awet muda. Mengapa Dia tak mau memberikanku paruh waktu?".

Jennie tak berani menjawab. Namun Sunny lagi-lagi menimpali ucapannya sebelumnya, "aku merasa sedikit sakit hati untuk mengatakan ini. Tapi aku takut kalau Song Kang menyukaimu. Bagaimana bisa Ia menyukai gadis yang jelas-jelas baru dua hari mengabdi disini?".

Jennie malah tertawa mendengar prasangka yang dilayangkan Sunny untuknya, "Eonnie. Mana mungkin Song Kang sunbaenim menyukaiku. Aku.. hanya benar-benar memohon dan mau melakukan apapun agar Ia mau memberikan paruh waktu untukku. Aku juga tak masalah bila Dia terlambat memberiku gaji", jelasnya.

Sunny lagi-lagi memandang gadis itu tak percaya, "ketika semua orang ingin mendapatkan posisimu, kau malah meminta Song Kang untuk mengurangi jadwalmu dengan jaminan gajimu? Gadis gila mana lagi yang akan melakukan itu?".

Absquatulate - jenbinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang