- (Bad) Day with HB (1) -

419 98 29
                                    

Sudah hampir 20 menit Jennie mendekam di dalam ruangan yang begitu mencekam bagaikan neraka ini. Perintah dari si egois Kim Hanbin sukses membuat Kim Jennie menjadi sasaran si psikopat Song Kang.

Sunyi senyap. Tak ada lagi konversasi yang terjadi antara dua orang yang berada di ruangan milik Song Kang itu. Padahal sudah hampir 20 menit yang lalu Jennir mengatakan maksud dan tujuannya datang kemari.

"Jam berapa sekarang?".

Jennie hanya mampu meneguk saliva. Menemukan mata Song Kang yang begitu gelap seolah ingin menusuk Kim Jennie sekarang. Gadis itu dengan lagak kikuk mulai melirik jam tangannya.

Kembali meneguk saliva sebelum kemudian menjawab, "8 lebih 25 menit", jawabnya pelan.

Pria dengan gelar psikopat dari Kim Jennie kembali melemparkan tatapan mematikannya, membuat Jennie benar-benar tak berani berkutik.

Apa yang harus Ia lakukan? Sementara Kim Hanbin masih menunggu di mobil. Jangan katakan sehabis ini Ia akan dikenai omelan akibat Kim Hanbin yang sudah menunggu lama. Bunuh saja Jennie Kim sekarang! Bunuh!

"Kau tak ingat perjanjianmu yang kau ucapkan padaku? Aku sudah menurutimu untuk mengambil shift sore hingga malam. Dan kau berkata bahwa kau tak akan meminta hal lain lagi. Lalu secara tiba-tiba meminta cuti dariku? Kau masih punya urat malu atau tidak?".

Jennie menggigit bibir bawahnya. Serius. Tak Kim Hanbin, tak Song Kang, mengapa kedua pria ini memiliki perangai bahkan perkataan yang sama-sama menyakiti perasaannya? Tidak punya hati nurani sekali!

Gadis itu memicingkan mata. Membungkukkan sedikit badannya untuk meminta maaf kepada bosnya itu. Ia harus berhasil mendapatkan izin dari Song Kang. Kalau tidak, bisa-bisa Hanbin yang akan bertindak. Tidak boleh! Sebagai seorang asisten, Ia harus menjaga reputasi pria itu.

"Maafkan aku, sunbaenim. Aku benar-benar ada keperluan mendadak. Aku benar-benar menyesal karena waktu bekerjaku disini jadi terganggu. Tapi kumohon, sekali ini saja. Bantu aku", pintanya dengan wajah memelas.

Ya. Wajah itu. Wajah itu yang selalu sukses membuat Song Kang selalu ingin untuk segera mengabulkan permintaannya. Karena jujur. Ia tak tahan melihat wajah memelas yang menijijikan itu.

"Tak bisakah kau mengubah ekspresi wajahmu itu? Kau selalu membuatku ingin muntah!", decihnya.

Jennie sedikit merengut. Kembali menekuk lehernya, "maafkan aku, sunbaenim. Kulakukan agar kau mau menolongku", ujarnya pelan.

Song Kang menghela nafas, "keperluan apa sampai kau harus mengorbankan waktu bekerjamu seharian?", tanyanya dengan raut wajah serius. Kembali membuat Kim Jennie menjadi kikuk. Apa untuk mendapatkan cuti sehari Ia harus disidang seperti ini, ya?

Gadis itu lagi-lagi kembali meneguk saliva, "Eumm... Aku.. harus bertemu orang tuaku pagi ini. Mereka baru saja melakukan pindahan. Tak enak bila aku selaku anaknya tak ikut membantu", jawabnya ragu namun berakhir dengan keringanan karena jawaban kebohongannya yang keluar secara refleks.

Pria itu menatap Jennie selidik, "apa ucapanmu bisa kau pertanggung jawabkan?".

Jennie lagi-lagi hanya mampu meneguk saliva. Berusaha mengambil oksigen karena tatapan membunuhnya membuat Jennie Kim semakin takut untuk melanjutkan kebohongan ini, "y..ya. Kau.. bisa memotong gajiku bila aku berbohong", jawabnya lagi.

Song Kang menatap gadis itu sebentar, "baiklah. Kuberikan kau cuti untuk hari ini saja. Kupegang perkataanmu. Jika kau memang berbohong, gajimu akan langsung kupotong 80%", ujarnya dingin.

Jennie hanya mengangguk ragu. Mulai bangkit untuk mengucapkan terima kasih kepada bosnya itu, "terima kasih atas pengertianmu, sunbaenim. Aku akan terus mengingat jasamu".

Absquatulate - jenbinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang