- Figure of Speech -

408 110 39
                                    

Jennie menenteng berbagai macam barang yang telah dibeli di mall beberapa saat yang lalu. Sudah malam, dan mereka memutuskan untuk kembali ke apartment. Jennie merengut ketika menemukan Kim Hanbin yang membiarkannya membawa seluruh belanjaan hingga sampai ke unitnya. Ia ini asisten pribadi, kan? Bukan pembantu pribadi?

Jennie mendengus pelan ketika kakinya telah berhasil menginjakkan unit. Menemukan Kim Hanbin yang langsung merebahkan badannya diatas sofa tanpa memperdulikan Kim Jennie di belakangnya.

Gadis itu meletakkan barang-barangnya asal dan langsung berdiri mendekati Kim Hanbin yang nampak terlihat lelah, "aku lapar", sungutnya dengan wajah merengut.

Hanbin menoleh ke arah gadis bermata kucing itu. Bibirnya yang Ia kerucutnya membuat perutnya sedikit geli, "lalu kau berekspetasi kalau aku akan membuatkan atau membelikanmu makanan?".

Jennie menatap pria itu cemberut. Mengadahkan tangan kirinya dengan tatapan kesal, "berikan uangnya. Biar ku beli sendiri. Aku sudah tak punya uang lagi", ujarnya.

Hanbin terdiam. Menatap telapak tangan Kim Jennie yang telah Ia tadahkan kepadanya serta wajah Kim Jennie yang juga masih merengut layaknya anak kecil yang tak dibelikan permen oleh ibunya.

Pria itu melirik jam tangan yang melingkar di tangannya, "masih berani keluar ketika hari sudah selarut ini?".

Jennie mengangguk sebal sembari semakin mendekatkan tangannya ke hadapan Kim Hanbin, "aku lebih baik berjalan mengitari Seoul untuk mencari makan daripada mati kelaparan disini karena atasanku yang tak mau memberiku makanan", sindirnya seraya mendelik ke arah Kim Hanbin.

Pria itu mulai melemparkan tatapan dinginnya. Memperbaiki posisi menjadi duduk sempurna, Kim Hanbin malah menarik tangan Kim Jennie yang masih Ia tadahkan untuk duduk disampingnya.

Tentu saja hal itu sedikit membuat Jennie tersentak. Namun gadis itu tak mau memprotes. Karena bagaimanapun, Kim Hanbin baru saja membelanjakannya pakaian dan aksesoris lain yang harganya tidak murah.

Kim Jennie melirik Kim Hanbin yang mulai membuka ponselnya. Nampak pria itu sedang membuat panggilan dengan seseorang disana. Jennie hanya bisa diam, menunggu percakapan yang akan terjadi antara Kim Hanbin dengan orang yang ditelefonnya.

"Aku ingin yangyeom chicken dan soda. Berikan juga pickle radishmu".

Jennie bergeming ketika mendengar percakapan singkat antara Kim Hanbin dengan sang penelefon. Pria ini ternyata sedang membuat panggilan dengan pihak delivery makanan.

Hingga panggilan terhenti. Ponsel Kim Hanbin Ia letakkan sembarangan arah. Jennie bergeming ketika pria itu juga diam.

Mencuri lirikan sekilas, Kim Jennie akhirnya berujar pelan, "kau tak perlu memesan makanan begitu. Aku bisa berjalan kaki ke mini market terdekat untuk membeli ramen".

Hanbin hanya menjawab ketus tanpa menoleh, "aku memesannya untuk diriku. Aku juga lapar".

Jennie menahan nafasnya. Mencoba mengatakan pada diri sendiri untuk sabar menghadapi sikap brengsek pria yang satu ini.

Berdecak, Jennie akhirnya membalas dengan wajah sebal, "baiklah. Aku juga tak mengira kalau kau memesan makanan untukku. Aku bisa ke mini market sendiri untuk membeli ramen tanpa meminta sedikitpun ayam darimu".

Gadis itu mulai bangkit untuk meninggalkan Kim Hanbin yang masih duduk. Hingga belum melangkah, bokong Kim Jennie kembali menyentuh sofa ketika pria itu kembali menariknya untuk duduk, "sudah malam. Bahaya", ujarnya. Masih dengan suara dingin khas seorang Kim Hanbin.

Jennie bergeming melihat Kim Hanbin yang begitu labil.

"Jika bahaya mengapa kau memesan ayam untukmu sendiri! Kau pikir aku tak lapar! Mau membunuhku dengan mencoba menggodaku pakai ayam? Brengsek sekali, kau!", desisnya dalam hati.

Absquatulate - jenbinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang