- Topic -

346 100 16
                                    

Gedung mewah dengan beberapa tingkat itu terlihat begitu ramai pagi ini. Banyak wartawan yang nampak menunggu di depan gedung sejak jam 7 pagi tadi.

Yena mengedarkan pandangannya ketika badannya sudah berada dilantai dasar. Mengamati kerubunan wartawan itu dari dalam. Menemukan seseorang yang menjadi alasan dari kerubungan orang-orang itu. Bersama seorang wanita.

Yena mulai melangkah maju agar dapat dengan jelas menangkap sosok wanita yang dibawa Kim Hanbin kini. Wanita dengan badan yang tidak terlalu tinggi, bahkam cenderung pendek, yang terlihat berpakaian informal ketika dirinya sedang berada digedung entertainment seperti ini.

Setelah beberapa menit melewati lautan manusia diluar, dua orang itu akhirnya berhasil masuk. Dibantu oleh beberapa staff yang ada dilur. Yena menatap kedatangan Kim Hanbin dan sang wanita dengan tatapan selidik.

Mendapati Kim Hanbin sudah didalam, wanita berusia 25 tahun itu mulai datang mendekatinya, "kau... membawa seseorang kesini? Siapa Dia?", tanyanya dengan logat layaknya seorang nyonya besar disana.

Kim Jennie, wanita yang menjadikan tatapan Yena tidak enak itu menoleh dengan wajah meluah. Gadis itu berbagi bisikan kepada Kim Hanbin tentang siapa wanita tersebut, "siapa Dia?", tanyanya polos.

Hanbin hanya berdehem. Menarik tangan Kim Jennie untuk segera meninggalkan Yena tanpa sedikitpun menggubris pertanyaan gadis itu.

Jennie hanya bisa melongo melihat aksi Kim Hanbin yang dengan santainya membawa dirinya kedalam lift. Gadis itu bahkan sempat mencuri pandang ke arah Yena yang masih bengong di ujung sana.

"Ya! Kau tak punya sopan santun, ya? Wanita tadi bertanya padamu. Mengapa kau malah menarikku kesini, sih?", desahnya. Ia tak pernah menyangka bahwa selain sombong dan suka menyuruh-nyuruh, Hanbin juga tak memiliki tata krama ketika berhadapan dengan orang lain.

Hanbin hanya bisa mendengus ketika pimtu lift sudah benar-benar tertutup, menyisakan mereka berdua didalamnya. Hanbin melirik ke arah Kim Jennie yang benar-benar terlihat tidak suka dengan perlakuan Kim Hanbin kepada Yena.

"Aku tahu apa yang kulakukan. Kau tak mengenal siapapun disini", ujarnya dengan suara dingin khas Kim Hanbin.

Jennie kembali ikut melirik pria itu dengan wajah merengut, "aku memang tak mengenal siapa-siapa. Tapi paling tidak kau bisa menunjukkan sikap seorang public figure kepada rekan kantormu. Apalagi Dia seorang perempuan. Tatapannya memang tidak mengenakkan, tapi aku lebih tak suka bila kau mengabaikan seseorang yang mencoba berbicara padamu", sergahnya lagi memberitahu.

Segala macam ucapan gadis itu hanya berbuah helaan nafas kasar dari Kim Hanbin. Bagaimana bisa gadis ini berbicara begitu banyak? Hanbin bahkan sampai lupa apa-apa saja yang baru saja Ia ucapkan.

"Kau sudah selesai mengomel?", sindirnya halus.

Melihat tingkahnya yang teramat dingin dan keterlaluan itu membuat Kim Jennie hanya bisa mengata-katainya tanpa suara. Kim Hanbin benar-benar bertingkah seenaknya saja.

Hingga lift berhenti dan terbuka. Pria itu kembali menarik lengan Kim Jennie menuju ruangan sang CEO perusahaan hiburan tersebut, Ro Sean.

Jennie tak ingin menggubris lagi aksi paksaan yang dilakukan Kim Hanbin. Karena tentu saja, pria itu tak akan mendengarkannya. Membuat kesal saja!

Pria itu segera membuka gagang pintu ruangan tersebut. Tanpa memberikan ketukan atau salam berarti.

"Pria ini memang tak pernah diajarkan sopan santun, ya?", gumamnya dalam hati.

Gadis itu semakin dibuat bingung ketika secara tiba-tiba Kim Hanbin menyunggingkan tawa simpul ketika pria diujung sana sudah meliriknya.

"Sean sajangnim, aku membawa bukti akan kepalsuan berita itu", ujarnya seraya berjalan mendekati si pria yang Ia panggil Sean sajangnim yang sudah berdiri disana.

Absquatulate - jenbinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang