- No Visa -

448 96 14
                                    

Setelah berhasil mengantar Kim Jennie kekediamannya, Hanbin akhirnya kembali ke studio untuk mengerjakan pekerjaannya yang belum selesai. Ro Sean adalah seseorang yang sangat disiplin waktu. Hanbin akan dapat masalah besar bila harus terus menunda-nunda pekerjaannya. Jadi Dia tak bisa berleha-leha saat ini.

Menyusuri lantai utama menuju lift, pria itu dihadang oleh Jung Yena, wanita berusia 25 tahun yang sudah sejak kemarin malam memikirkan Kim Hanbin pasca kepulangan mendadaknya dari studio.

"Hanbin-ssi, aku baru saja akan ke apartmentmu. Apa kau ingin bekerja sekarang?".

Hanbin mulai menghentikan langkahnya. Mendapati Jung Yena yang tengah tersenyum sambil membawa beberapa buah tas plastik ukuran kecil di tangan kanannya itu, "bisa minggir sebentar? Aku buru-buru", pintanya sambil mulai berusaha melanjutkan langkahnya yang baru saja di blokir oleh Yena itu menuju lift.

Lekuk senyum gadis itu menghilang sesaat setelah badan Kim Hanbin berhasil masuk ke dalam lift. Tak ingin menghilangkan kesempatan, Yena berbalik untuk ikut masuk ke dalam lift yang saat ini hanya dihuni oleh Kim Hanbin.

Pria itu tak menggubris ketika badan Yena telah sampai didalam dan pintu lift mulai tertutup.

Hening kemudian. Yena jadi merasa canggung. Mengapa pria ini diam saja dan tak ingin menanyakan apapun darinya? Apa Dia pikir badan Yena yang ada disana hanyalah bayangan?

Menyerah dengan Kim Hanbin yang tak kunjung membuka obrolan, gadis itu akhirnya memulai duluan, "Hanbin-ssi, apa ada sesuatu yang terjadi semalam sampai kau harus pulang lebih dulu?", tanyanya hati-hati.

Hanbin berdehem sebentar seraya menyelipkan dua buah earphone ke dalam lubang telinganya sambil menjawab, "tidak".

Yena berdecak pelan. Mengapa pria ini jadi begitu dingin padanya? Masuk akal karena memang dari dulu Kim Hanbin suka bersikap dingin dengan siapa saja. Tapi Yena merasakan ada yang aneh dengan sikap dinginnya hari ini. Kim Hanbin tak akan sampai menyumpalkan dua buah earphone ketika seseorang yang Ia kenal di kantor seperti Yena sedang mengajaknya bicara.

Gadis itu jadi merasa serba salah ketika ingin kembali memulai obrolan dengan pria itu. Apa mungkin membuka topik pembicaraan baru ketika Kim Hanbin bahkan saat ini tengah mendengarkan musik?

Hingga lift akhirnya terbuka dan pria itu dengan santai keluar mendahului Yena yang masih bengong melihat tingkah Hanbin hari ini.

Kembali tak menyerah, Yena mulai ikut melangkah mengikuti jejak Hanbin.

"Hanbin-ssi". Lagi-lagi Yena memblokir jalannya Kim Hanbin menuju studio. Pria itu mulai memandangi jasad gadis di depannya sambil mulai melepaskan kedua earphone yang masih menyumpal di kedua telinganya, "apa lagi?", tanyanya tidak sabaran namun masih menampilkan sisi dingin dan tenangnya.

Yena meneguk saliva. Tangannya mulai bergetar ketika mata elang Kim Hanbin masih terus memandanginya dalam diam. Apa berbicara dengan Kim Hanbin semencekam ini?

Pupil mata gadis itu bergetar. Kembali meneguk saliva untuk mengatakan maksud utamanya mengejar Kim Hanbin dari tadi, "kau tak ingin mengobrol dulu denganku?".

Hanbin nampak menghela nafas, "tidak", ujarnya sambil mulai melangkah mendahului badan gadis itu.

Yena berdecak. Menggeram dalam hati atas prilaku dingin yang sedari tadi Ia dapatkan dari pria itu. Sarapan yang sempat Ia beli bahkan tak terberikan kepada Kim Hanbin. Tangannya meremas plastik kecil yang masih Ia bawa itu, memutar sedikit kepalanya sambil mendelik ke arah badan Kim Hanbin yang sudah hilang dari balik pintu. Semudah itukah mengatakan tidak pada tawarannya? Menyebalkan sekali, sih? Bahkan berita baik yang masih Ia simpan saat ini belum tersampaikan pada Kim Hanbin. Pria itu benar-benar bertingkah seenaknya.

Absquatulate - jenbinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang