3

30 5 2
                                    

Apalah daya Dara hari ini yang sangat sial. Belum seharian full tetapi Dara sudah mengahapi hal yang cukup apes.

Mulai dari perutnya yang sedari tadi mengamuk karena kelaparan, telat untuk upacara sehingga harus menjalankan hukuman di tengah lapangan, dan sampai pie susu yang sudah hancur. Benar-benar 10 ribu terbuang sia-sia.

"Tau ah daripada gue kelaperan mending gue makan nih pie susu sebelum nanti guru dateng" Dara membuka tasnya dan mengambil satu pie susu dan melahapnya.

Belum semua pie susu lunas tersikat semuanya, munculah sosok guru yang mematikan di SMA Citra, siapa lagi kalau bukan guru matematika yang terkenal galak dan dengan baik hati memberi ulangan dadakan.

Iya. Mohon garis bawahi ULANGAN DADAKAN. Apa tidak cukup guru matematika itu menyakiti fisik dan hayati para murid di SMA Citra?

"Anak-anak diam sekarang juga. Duduk di bangku masing-masing, matikan hp kalian, dan jangan ada yang makan selagi pelajaran ibu!" Tegas Bu Jani yang mampu membuat suasana kelas 10 IPA 3 mendadak menjadi sunyi.

"Oke anak-anak hari ini ibu akan kasih kalian semua tugas yang harus dikerjakan hari ini dan PR yang harus dikumpulkan besok. Ibu hari ini berhalangan mengajari kalian semua karena ibu mendapat kabar bahwa ayah mertua saya meninggal jadi saya harap kalian semua mengerjakan tugas karena bila tidak terpaksa nilai rapot untuk tugas kalian di bidang matematika ibu beri nilai nol" jelasnya panjang lebar.

"Tuh guru diasah dari apa sih? Muka udah diasah sama kerbau ngamuk, mulut diasah sama semua hal yang pedes-pedes, duh kagak ada yang manis-manis gitu?" Dengus Leiya sahabat sekaligus teman sebangku Dara.

"Tau nih jahat bener, seenak jidatnya ngasih soal 50, PRnya 5 soal tp beranak bercucu semua, mana gue orangnya bego matematika" ujar Anya yang sedari tadi menatap lembar soal tersebut dengan kerutan di kening.

"Coba aja tuh si bebeb Airys masuk kan mayan tuh bisa di bantuin gitu ya walaupun bantuin dikit-dikit lah" lanjut Anya.

"Bener tuh Airys mana sih kangen aku tuh gak ketemu sama dia, jalan-jalan teros kerjanya paling ato mungkin dia hibernasi?" Tanya Leiya yang mengundang kekehan kecil dari Dara yang mendengar percakapan sahabatnya itu.

💌💌💌

Seorang lelaki sedang terduduk di bangkunya dengan earphone yang terpasang di telinganya. Matanya melirik ke arah jendela yang menghadap ke arah jalanan di kota Jakarta ini. Sekali-kali ia berdengung mengikuti nada dan irama lagu yang sedang didengarkannya.

Lima menit yang lalu lelaki itu mendapatkan sebuah alamat rumah seorang gadis yang berhasil menarik perhatiannya.

Tanpa bertele-tele lelaki itu mengeluarkan sebuah amplop, pulpen, dan kertas. Pikirannya masih melayang memikirkan kalimat yang tepat untuk ditulisnya.

Lelaki itu memenjamkan matanya sejenak lalu tangannya mulai menari kesana-kemari dengan pulpen di genggamannya.

"Banyak kata ingin gue lontarkan sekarang namun apalah daya keberanian gue yang belum terkumpul sepenuhnya. Bila kau terheran siapa di balik tulisan ini? Maka temuilah gue di warung Mbok Ningsih tepatnya di seberang SMA Citra. Gue tunggu kehadiran lo walaupun jika harus menunggu semalaman itu tidak menjadi beban buat gue. Asalkan gue bisa ketemu sama lo secara langsung apapun bisa menjadi ringan.

Temuilah aku, sekian, Aydan Harahap."

Dilipatnya kertas itu dengan rapi, lalu ia masukkan ke dalam amplop, ia masukkan surat itu ke dalam tasnya. Lelaki itu tidak sabar saat pulang sekolah, kelak akan ia antarkan surat sederhana itu ke rumahnya dan semoga ia akan menemui gadis pujaannya itu.

"Tapi... ini alamatnya Jl. Taman Caire no. 60 ato 66?" Tanya Aydan dalam hati yang sedang memegang kertas yang dia dapat dari perempuan tersebut

"No. 66 aja deh, semoga gue ga salah" kata Aydan yang sedang menaruh kertasnya di dalam tasnya

Ketika bel pulang sekolah terdengar, Aydan pun cepat-cepat keluar dari kelas lalu sekolahnya dan langsung menuju ke Jl. Taman Caire no. 66

Sesudah Aydan sampai di depan rumah yang bernomor 66 dia langsung meletakan suratnya di depan pintu rumahnya dan langsung pulang ke rumahnya yang berlokasi jauh dari Jl. Taman Caire.

"Semoga aja dia dapet suratnya dan kapan tau gue bisa ketemu dia di warung mbok Ningsih" kata Aydan dalam hati yang sedang berjalan menuju rumahnya

Hai gais, kalian punya guru matematika yag serem ga? Comment ya! semoga kalian suka jangan lupa di vote jugaa

-d

Im in love with a strangerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang