13

10 0 0
                                    

Semenjak kecelakaan ayahnya Dara, Aydan telah berjanji pada dirinya sendiri untuk selalu berada di samping Dara sebisanya. Seperti contohnya sekarang, mengantar dan jemput Dara kemanapun.

Bahkan Aydan mengkhianati rutinitasnya memakai sepeda setiap sekolah demi hari pertama ia mengantar dan jemput Dara.

"Selamat pagi Kak Aydan..." suara ceria nan lembut terdengar di telinga Aydan. Suara yang mampu membuat hati Aydan akhir-akhir ini menghangat ketika mendengarnya.

"Pagi juga Dara...udah siap?" Tanya Aydan sambil menyerahkan helmnya kepada Dara.

"Udah kak...umm...hari ini makai motor lagi?" Tanya Dara dengan hati-hati, tidak mau membuat Aydan tersinggung.

"Ya biar cepet ke sekolah, gue tau lo itu tipikal orang anti telat kan?"

"Tapi...walaupun gitu gue lebih suka lo bawa sepeda, lebih ramah lingkungan, rasanya lebih menyejukkan gitu"

Aydan tersenyum akibat perkataan yang dilontarkan Dara tadi. Kehangatan kembali menjalar ke hatinya, bagaimana tidak? Ketika semua perempuan lebih memilih memakai motor, Dara malah lebih memilih memakai sepeda.

"Ya...kalau begitu besok-besok gue bawa sepeda deh" Dara tersenyum manis dengan perkataan Aydan, jika boleh tau kini hati Dara tengah berdegub kencang sehingga tak mampu membuat Dara untuk menahan senyumannya.

Dara menaiki motor vespa merah milik Aydan. Mereka pun melaju ketika merasa sudah dalam posisi yang nyaman dan aman. Selama perjalanan Dara tak henti-henti menahan senyumannya.

Sesampainya di sekolah Dara segera pamit ke Aydan.

"Kak gue pamit ya..."

"Iya Dara...lo hari ini les kan? Gue nanti jemput lo oke?"

"Iya kak, gue duluan" belum genap dua langkah suara berat Aydan menghentikkan langkah Dara.

"Dara"

"Ya kenapa kak?"

"Jangan lupa makan ya Dara...inget lo punya maag jangan sampai maag lo kambuh, belajar yang rajin ya Dara..." dengan lembut Aydan mengelus kepala Dara dengan pelan, tak mau memberantakkan kunciran rambut Dara yang bergelombang.

Seketika rona merah muncul di pipi Dara. Setengah mati Dara menahan senyumannya yang sangat susah ia kontrol.

"I...iya kak, kakak semangat juga belajarnya" balasnya kemudian dengan cepat melangkah pergi jauh dari hadapan Aydan.

Setelah memperhatikan Dara sampai tak terlihat lagi punggungnya Aydan pun melajukan motornya meninggalkan pakiran SMA Citra.

💌💌💌

Dara melangkah kakinya menuju kelasnya yang berada di lantai dua. Baru 5 anak tangga ia naiki tiba-tiba suara cempreng memanggilnya.

"DARAA TUNGGUU!!!" Ucap Airys dan Zeline.

"Iiisshh pagi-pagi udah berisik aja sihh!" Gerutu Dara sambil memutar tubuhnya menghadap ke arah Zeline dan Airys. "Ada apa?"

"Tadi lo dianter sama siapa?" Tanya Zeline sambil menaikkan sebelah alisnya.

"Eh...itu, adalah orang kepo lo"

"Aydan bukan Dar?"

Jleb, seketika Dara membeku akibat perkataan Airys barusan, bagaimana ia bisa tahu bahwa dia adalah Aydan?

"Eh...uhh..." seketika lidah Dara kelu untuk berbicara.

"Udahlah Dar ngaku aja sih" cerocos Zeline.

Im in love with a strangerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang