🌹37🌷

6.7K 273 4
                                    

Pov fadlan

Fadlan pun meninggalkan kafe tersebut,entah kenapa dia begitu kalut setelah mendengarkan apa yang dia takuti,Lagi-lagi dia harus merasakan kehilangan.

Fadlan pernah di tinggalkan seseorang yang sekarang entah ada di mana,farisa teman masa kecilnya yang sudah sangat lama dia sukai.

Tapi dengan hadirnya aisyah, semua rasa sakit kehilangan farisa bisa sirna setelah mengenal aisyah,tapi lagi-lagi takdir berkata lain,dia harus menelan kehilangan kembali

Mobil fadlan melaju entah akan kemana fadlan akan pergi.

"Kenapa...kenapa gue harus ngerasain ini yang ke dua kali?" Gerutu fadlan

"Apa gue gak layak untuk bisa bahagia" Fadlan ber monolog

"Apa yang salah sama diri gue,apa yang membuat semua yang gue sayang pergi kenapa" Tanyanya dalam hati

Fadlan mengambil ponselnya menelpon arkan

"Assalamualaikum kan sorry gue ganggu lo malam-malam"ucap fadlan

"Walaikumsalam iya gak apa kenapa fad tumben lo nelpon gue? "tanya arkan

" Gue kirim biaya tour kita,tapi sorry gue gak ikut gabung"ujarnya

"Haaa kenapa lo,katanya mau refresing,dan mau ngomong juga kan ke aiman tentang lo suka sama adeknya" Ucap arkan

"Dia udah ada yang mau mengkhitbah jadi gue gak akan bisa untuk mewujudkan apa yg gue harapin" Jawab fadlan dalam hati

"Fad lo gak apa-apakan? " Tanya arkan

"Gak , gue gak apa-apa udah ya gue tutup assalamu'alaikum" Salam fadlan

"Walaikumsalam"

"Ini saatnya gue pergi jauh dari sini,bukan gue pengecut tapi gak gampang bagi gue untuk nerima kenyataan ini" Ucap fadlan

Fadlan pun membelah jalan yang cukup sepi,ya karna sekarang sudah pukul 11 malam.

Dia akan pergi di tempat yang telah lama tak dia kunjungi,di tempat itu lah dia bisa menghilangkan sedikit rasa sakitnya,kota yang akan menjadi pelariannya dikala dia lumpuh,lumpuh dengan hatinya.

Dia harus mengabari bundanya karna,tidak mau bundanya mengkhawatirkannya atas sikap yang fadlan ambil

Bunda

Bun fadlan gak akan pulang rumah untuk berapa lama entah lah,fadlan mohon suruh ayah untuk menggantikan sementara kerjaan fadlan,bunda jangan khawatir fadlan baik-baik aja,fadlan minta maaf sama bunda kalau sikap fadlan membuat bunda risau,bagaimana pun fadlan,fadlan tetap sayang bunda love you bun.

Fadlan mematikan hp tersebut,siapa sangka seorang ceo yg di kenal cuek,dan tegas bisa menangis hanya karna wanita.

Fadlan menulis pesan tersebut dengan diiringi air mata,Lagi-lagi air mata itu turun di saat dia merasakan kehilangan yang ke dua kalinya.

End pov

MY IMAM IS CEO ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang