5

580 85 7
                                    

Aku sadar, aku jatuh cinta.
Aku sadar, aku takut.
Aku sadar, kita memiliki perasaan yang sama.
Tapi aku sekali lagi sadar.
Aku takut.
Cerita ini akan berakhir sad Ending_




SAINT

Aku terbiasa menjalani hari hari ku dengan kesendirian. Meski aku mengelola bakery peninggalan mae dan pho, namun sejak mereka meninggal bakery yang sudah sepi semakin sepi. Rumor yang beredar sudah mulai tidak di pedulikan masyarakat namun masih tetap di perbincangkan. Aku sudah mulai terbiasa pada mereka yang masih berbisik-bisik setiap berpapasan padaku. Menurutku semua itu bukan urusanku.

Hari ini aku mencoba membuat resep baru, tapi selalu gagal. Aku tidak tau harus membuat apa lagi. Ketika aku mendengar lonceng toko berbunyi menandakkan seseorang masuk toko. Aku bergegas untuk kedepan.

Aku tertegun ketika melihat seorang pemuda yang tengah menatap berbagai jenis cake di dalam etalase. Pemuda yang beberapa hari yang lalu hampir menabrakku. Beberapa hari terakhir juga mengusik hatiku yang sudah ku rajut rekat-rekat untuk tidak mengulangi kesalahan lagi.

Aku menarik nafas pelan dan menghampirinya.

"Ada yang bisa saya bantu?" Aku bertanya dengan wajar. Atau mungkin ku buat sewajar mungkin.

"Phi saint" ucapnya terkejut.

Sepertinya dia memang tidak sdar. Padahal bakery ini namanya di ambil nari namaku. Akupun hanya tersenyum.

.
.
.
.

Aku meletakkan choco cake yang sepertinya sangat di inginkannya. Manis sekali. Meski dia lebihmuda dari ku, melihatnya menggunakan jas rapi layaknya orang kantoran membuat aura dominannya sangat kentara. Tapi melihat nya memakan cake buatanku dg lahap. Aku jadi tersenyum. Menurutku, bagaimana pun penampilannya. Perth tetaplah junior jika dengnku.

Aku pergi ke dapur sebentar untuk membuatkan macca latte untuk perth. Dan aku memberikannya pada perth kemudian kembali duduk.

"Kau tidak kerja?" Aku bertanya dengan basa-basi untuk menghilangkan kecanggungan antara kami.

"Kerja. Tapi nanti. Hehe" Dia menjawab sambil tersenyum. Melihat senyuman pemuda yang lebih muda dariku ini mengingatkanku pada p'lee yang pernah menjadi penyemangatku yang kini berubah menjadi kegelapan untukku.

Aku hanya mengangguk dan kembali memperhatikan perth. Mungkin karna terlalu kentara bahwa aku memperhatikannya, perth nenatap kearah ku yang membuatku mengalihkan pandangan. Aku tidak ingin terjebak pada manik mata dominan itu.

"Phi bekerja disini?" Tanya perth

"Em, lebih tepatnya bakery ini peninggalan mendiang kedua orang tua ku" jawabku pelan

Aku kembali sedih jika harus mengingat tentang kedua orang tuaku. Perth yang melihat raut sendu ku sepertinya merasa tidak enak telah menanyakan tentang hal ini. Perth langsung menyentuh tanganku lembut membuatku terkejut dengan sentuhan sederhana itu dan menatap kearah perth yang juga menatapku.

"Maaf" perth berkata lirih, masih dengan menatap tepat pada manik mataku membuatku hanyut lagi.

Aku merasakan kehangatan yang rasanya sudah cukup lama bersembunyi dariku. Perth mengantarkan kehangatan di musim dingin hatiku. Ini seperti musim semi yang tidak bisa ku harapkan.

Aku mencoba tersenyum meski aku benar-benar merasa campur aduk dengan perasaanku sendiri. Bagaimana ini? Aku tidak seharusnya seperti ini lagi.

Mengapa orang baik ini datang lagi? Bagaimana jika dia akan seperti p'lee?

FAKE LOVE (PerthSaint)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang