13

438 44 4
                                    


Masa SMA adalah masa yang indah untuk mereka yang memasuki usia 15 tahun.

Pertama kalinya lian dan perth mengikuti masa orientasi siswa mereka berdua selalu menjadi yang terbaik dan membuat teman teman mereka iri. Paras mereka yang cantik dan tampan membuat para siswa/i semakin menyukai mereka. Bahkan perth sendiri memiliki fans club'. Perth selalu membanggakan hal itu pada lian. Dan lian hanya tertawa melihat betapa konyolnya perth. Semua hal terasa sangat membahagiakan di tahun tahun pertama. Hingga memasuki tahun ke dua. Ada seorang siswi pindahan dan satu kelas dengan lian. Awalnya lian hanya diam ketika melihat siswi baru itu selalu mengganggu anak anak lain. Tapi saat seorang teman nya di ganggu akhirnya lian turun tangan. Tak anyal itu membuat si siswi baru itu menjadikan lian bahan bully an mereka di kelas. Lian awalnya bertahan dan ingin menyelesaikan semua masalahnya sendiri. Namun siswi itu juga menghajar seorang murid dari kelas perth hingga akhirnya perth pun jadi tahu bahwa lian juga menjadi bahan bully an siswi baru itu. Perth meminta pindah satu kelas dengan lian dan terus berada di dekat lian untuk melindunginya. Lian tersenyum bahagia dengan fakta itu lalu ia hanya menunjukkan smirk nya ketika siswi baru itu menatap ke arahnya.

Siswi itu sudah tak mengganggu lian lagi. Dan saat perth tak berada dengan lian. Siswi itu menarik lian ke gudang kosong di belakang sekolah. Menyeret lian dan menghempasnya dengan kasar membuat tubuh lian membentur bangku yang sudah tak terpakai di dalam gudang itu. Lian menatap gadis itu tajam.

"Benalu sialan"

Lian berdecih dan berdiri.

"Lalu? Itu karna kau tak seberuntung diriku" ujar lian dengan berani

"Kau sudah sering mengatakan itu L"

"Oh. Kau juga sudah sering menarik dan mendorongku seperti ini. Pink"

Lian menekankan suaranya ketika memanggil nama siswi baru itu. Pink.

"Aku cukup tertarik untuk keberanianmu"

Pink mengulurkan tangannya dan itu membuat lian mengerutkan keningnya heran.

"Mari kita mulai dari awal" ucap pink dengan tersenyum

"Hai. Aku pink thanat"

Lian yang mulai mengerti mengulas senyum dan menyambut uluran tangan pink.

"Lalilianchep"

Pink menyunggingkan sudut bibirnya.

"Wan lalilianchep?"

Lian sedikit terkejut tapi mencoba menguasai diri. Mengetahui bagaimana besar kekuasaan keluarga gadis di depannya ini lian jadi tak heran jika gadis di depannya ini tahu nama kecilnya.

**

Lian kembali ke kelas terlebih dahulu dan melihat perth yang sudah duduk di bangkunya. Lian pun berjalan kearah bangkunya dengan di ikuti tatapan perth yang terus terarah padanya. Gadis itu tidak perlu bertanya, dia tahu perth mengkhawatirkannya. Menoleh ke perth dan tersenyum manis.

"Aku baik baik saja perth"

Perth yang mendengarnya menganggukkan kepala dan kembali fokus pada buku yang tadi sempat di bacanya. Lian menatap wajah perth yang terlihat pucat. Lian ingin bertanya tapi seseorang menggeser pintu kelas dan membuat lian mengalihkan fokusnya. Itu adalah pink yang tersenyum ke arahnya dan melambai. Lian sedikit canggung tapi tetap membalas lambaian tangan pink. Hal itu membuat seisi kelas saling berbisik melihat perubahan pink. Lian pun kembali menghadap depan dan mengeluarkan buku tugasnya.

FAKE LOVE (PerthSaint)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang