12

435 53 19
                                    

Perth menjalankan mobilnya memecah jalan kota malam itu, jemarinya bertaut lembut dengan pemuda manis yang duduk di samping kemudinya, sesekali perth menoleh ke arahnya dan tersenyum lembut.

Saint hanya dapat membalas senyuman itu semampunya. Ia tak tahu kemana perth membawanya, setelah seharian perth hanya berdiam di bakery nya tetiba pria kecilnya ini menarik dirinya dan menyuruhnya bersiap siap, padahal saat itu ia tengah membereskan tokonya.

Sepanjang jalan hanya keheningan dan lemparan senyum yang menguasai aura dalam mobil itu, meski begitu perth dan saint tidak terlihat bosan dan menikmati waktu mereka. Mobil yang di kemudikan nya memasuki area parkir dalam taman hiburan itu, saint yang melihat dimana mereka berhenti hanya memandang perth bingung.

Seolah mengerti dengan gerutan kecil dalam wajah pemuda manis nya ini perth hanya tersenyum simpul. Keluar dari mobil dan berjalan ke samping sisi mobil lainnya untuk membukakan pintu untuk saint. Saint yang melihat itu menghangat. Dia turun dan mendapat sambutan dari jemari perth yang menggenggam jemarinya erat. Saint merona malu dan tak berani menatap perth. Ini kali pertamanya mereka keluar dan perth menggenggam jemarinya dalam keramaian. Saint merasa seolah dunia saat ini tengah mempermainkan kebahagiaannya. Saint hanya takut asa yang telah ia limpah ruahkan di kabur kan dalam sekejap. Saint cukup takut akan kenyataan itu lagi.

Saint perlahan ingin melepaskan tautan tangan mereka tapi perth kembali menggenggamnya dan kali ini lebih erat. Mereka berjalan dan berada di tengah taman bermain itu. Saint melihat taman bermain itu sangat ramai. Saint mengeratkan genggaman tangannya pada perth. Perth yang melihat itu juga semakin mengeratkan genggaman mereka.

Perth menolehkan wajahnya kesana kemari seolah mencari seseorang. Dan ketika dirinya melihat gadis dengan jas kuliahnya itu perth tersenyum dan menggeleng pelan, menarik saint bersamanya untuk menghampiri gadis itu. Perth menepuk pelan pundak sang gadis.

"Lambat. Dasar harimau...."

Gadis itu menghentikan ucapannya ketika memutar badannya dan melihat perth yang berdiri bersama pemuda yang sangat tak asing lagi. Teman mereka. Saint.

"Maaf. Aku lupa tentang hari ini"

Perth berucap dengan nada bersalah, sedangkan saint terlihat kebingungan. Ia hanya melempar senyum setiap manik mata nya bertemu lian. Saint masih merasa canggung harus bersikap seperti apa pada gadis ini.

Lian melirik tautan tangan perth dan saint kemudian menatap mereka berdua dengan bergantian.

"Huft.. aku mencuri waktu dari mae dan pho untuk ini dan kau mengecewakanku?"

Lian bersedekap dan menatap perth tajam. Saint terlihat ketakutan dan menundukkan kepalanya. Rasanya seperti dejavu.

"Ao.. rubah kecil tak boleh marah naa~~"

Perth berkata dengan sedikit candaan. Nadanya yang terlihat menenangkan bocah kecil itu membuat lian menaikkan satu alisnya dan memutar bola matanya malas. Lian menatap saint yang bersembunyi di belakang tubuh kecil perth dengan kepala menunduk.

"Ohh.. phi saiiinntt... Apa aku semenakutkan itu?"

Lian bertanya dengan nada merajuk dan membuat raut cemberut.

Ok. Melihat itu membuat perth mendengus sebal. Lian selalu berbicara manis jika dengan pria manis nya ini.

Saint menggaruk tengkuknya yang tidak gatal dan tersenyum malu pada lian.

Mereka kemudian tertawa bersama melihat tingkah menggemaskan sang kelinci.

Jika perth adalah harimau menyebalkan dan lian rubah kecil licik. Maka saint adalah kelinci menggemaskan mereka.

FAKE LOVE (PerthSaint)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang