4

589 74 7
                                    

"Senyuman biasa yang ter-istimewa dari seseorang tak dikenal"_Perth

.
.
.
.
.

Perth

Setibanya di kantor aku tidak langsung mengerjakan beberapa pekerjaanku yang menumpuk. Aku malah asik tersenyum memikirkan pria cantik dan manis yang ku temui di tempat bakery tadi.

Aku tidak tau, namun bayangannya terus mberputar-putar dalam fikiranku. Aku mengingat kembali pertemuan pertama kita yang tidak elit. Saat itu aku bertengkar dengan L dan hampir menabraknya.

Ah, membicarakan tentang L membuat moodku jadi buruk lagi. Sejujurnya aku tidak marah, penolakan seperti ini juga tidak hanya sekali dua kali. Namun aku benar-benar ingin tahu alasan L terus menolakku. Jika memang alasannya dia belum siap dan masih ingin kuliah aku tidak keberatan jika seusai menikah dia ingin kuliah lagi. Tapi tetap saja L slalu berkata "Perth pikirkan baik-baik, ini demi masa depanmu" dan alasan-alasan yang lainnya.

Aku mencoba untuk tidak memikirkannya dan mulai bekerja dan berkutat pada salah satu game yang ingin ku pasarkan. Namun aku masih belum yakin karna game ini memakan banyak memori, aku harus mencari cara untuk dapat menstabilkannya.

Seharian aku berkutat dengan beberapa pekerjaan. Tentang pekerjaanku, sebetulnya tidak buruk. Dari dulu aku suka game, dan memiliki mimpi membuat game ku sendiri. Oleh karna itu aku mendirikan perusaan ini. Dan alasan lain aku ingin mandiri dan memperlihatkan keseriusanku pada L.

Dengan di bantu beberapa kawanku. Perusahaan kami perlahan lahan menjadi industri game yang terkenal setelah meriliskan salah satu game ciptaan kami yang bernama "New ghost story"

.
.
.
.

Aku menatap ke arah laptop ku yang penuh dengan beberapa karakter game yang ingin ku rilis lagi. Aku sedang mengerjakan game terbaru, dan untuk game yang sudah ku rilis aku ingin meng-upgrade nya agar lebih mudah di gunakan pada ponsel dan bukan hanya laptop saja.

Aku melirik jam di dinding. 07:00 pm. Ah, ternyata sudah malam, aku sampai lupa karna saking asik nya berkutat dengan ilustrasi.

Aku mengemasi beberapa pekerjaan yang bisa ku bawa pulang. Ketika aku keluar dari ruang kerjaku. Suasana kantor sangat sepi. Sepertinya semua teman-teman ku sudah pulang. Wah sopan sekali mereka tidak izin denganku.

Aku menuju parkiran dan masuk kedalam mobil. Ketika akan menaruh tas ku di duduk belakang aku melihat roti yang tadi sempat ku beli di bakery phi saint. Seketika wajah manis itu langsung lewat di hadapanku.

Aku terkekeh mengingat pemuda cantik itu.

.
.
.
.

"Minumlah perth"

Itu suara phi saint yang datang dengan membawa minuman untukku. Perlahan dia menarik kursi di depan ku dan duduk. Tapi anehnya phi saint tidak mau menatapku dan melihat ke arah jalanan. Wajahnya terlihat memerah. Apa dia demam karna kehujanan.

Jika kalian bertanya bagaimana aku bisa dengan pemuda cantik yang tengah duduk di depanku ini. Itu karna saat perjalanan pulang aku melihatnya bermain hujan di jalanan. Tidak bermain juga sih, intinya dia kehujanan. Melihat nya yang tidak berteduh di halte aku pun menyimpulkan dia memang sengaja membiarkan air hujan mengguyur tubuh nya.

FAKE LOVE (PerthSaint)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang