11

438 62 30
                                    

Sejenak aku terdiam. Aku ingin berkata. Pada akhirnya pun aku hanya diam. Meski sungguh rasanya menyesakkan. Aku benar benar tidak dapat berbuat apapun selain mengikuti alurnya. Semua hal semakin menjadikanku resah dan aku mulai hilang arah. Aku salah jalan. Aku menyesal? Aku tidak tau. Aku lelah.

Cukup lelah.

🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻

"Bagaimana menurutmu tentang bulan purnama?"

Saint bertanya pada pemuda yang lebih tua satu tahun darinya itu. Seseorang yang pernah menjadi sangat berarti untuknya. Meski sebab sosok itulah kehidupannya di jungkir balikkan dalam sekali hentak namun saint adalah saint. Pemuda baik dengan hatinya yang lembut. Dia tak akan bisa membencinya. Meski perasaannya telah berlabuh pada pria lain saint tetap menghormati seniornya ini.

"Lalu... Bagaimana menurutmu tentang gerhana matahari?"

Pemuda itu. Lee menatap saint yang kini berada di sampingnya. Mereka tengah berada di tengah lapang menatap ke arah bulan yang berpijar terang. Saint awalnya merasa ragu untuk kembali berbicara dengan lee terlebih setelah kunjungannya yang terang terang an ke bakery saint. Saint merasa semakin takut. Namun perth meyakinkannya untuk menyelesaikan hal yang mengganjal hatinya. Perth hanya ingin saint merasa tenang dan tidak gelisah. Maka saat perth telah kembali dia mengizinkan saint berbicara berdua dengan lee. Saint pun mengikuti saran perth dan disinilah mereka. Terduduk di atas rerumputan dengan terjangan angin sepoi malam.

Saint memejamkan matanya sejenak sebelum akhirnya membukanya kembali dan balik menatap lee yang masih setia menatapnya.

"Gelap"

Satu kata yang keluar dari bibir mungil itu membuat pemuda dengan mata sipit itu menunduk sendu.

"Maaf.." ucapnya lirih.

Saint menggeleng.

"Itu sudah berlalu cukup lama phi. Saat ini aku hanya ingin bahagia dengan orang orang yang menyayangiku dan ku sayangi"

"Aku senang kau bahagia saint"

Saint tersenyum.

"Saint harap phi juga bahagia"

Lee tersenyum sendu.

"Semoga....."_batin lee

.
.

.
.

Beberapa hari telah berlalu. Lian sudah mulai di sibukkan dengan tugas kuliah dan beberapa ujian karna ia memasuki semester akhir. Pink menjadi pendiam akhir akhir ini dan sama sekali tak ada keributan. Pink mengikuti ujian dengan tenang dan menyelesaikan skripsi akhirnya dengan nilai bagus tanpa revisi lagi. Beberapa mahasiswa/i sedikit heran tapi juga bersyukur karna pink terlihat tenang.

Nick sangat jarang datang ke fakultas juga jarang menemui pink ataupun lian. Jika ia ada hal yang di tanya terkadang ia mendatangi mereka berdua. Pink dan lian pun bertegur sapa seperti biasa seolah kegaduhan beberapa hari yang lalu sama sekali bukan apa apa. Bahkan pink hanya diam saja saat berpapasan dengan mahasiswi yang saat itu di pukuli nya habis habisan.

Bakery saint sedikit demi sedikit mulai berjalan seperti dulu. Lee terkadang juga membantu saint di bakery nya. Mereka sudah menyelesaikan masalah mereka dengan berdamai pada hati masing masing.

Ketika semua hal berjalan tenang perth terlihat sangat gelisah. Ia memang menjalani hidupnya seperti biasa. Mengantar lian kuliah lalu ke kantor kemudian makan siang dengan saint dan menghabiskan waktu hingga malam dengan pemuda cantik itu. Ketika saint bercerita tentang lee, perth mulai memahaminya dan saint bersyukur perth tidak membencinya seperti yang saint pikirkan selama ini. Perth juga masih menjalankan kewajibannya sebagai tunangan lian dan calon suaminya. Semua terlihat baik baik saja namun tidak di dalam hatinya.

FAKE LOVE (PerthSaint)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang