xxx
Yohan terus melangkah dengan cepat, melangkah meninggalkan Minkyu dibelakang yang tampak sudah kehabisan tenaga. Angin memutus dedaunan berwarna cokelat hingga terjatuh ke jalur pedestrian, lampu jalan berwarna kuning begitu hangat diantara gelapnya jalan.
"Katakan sesuatu!" ucap Minkyu agak keras setelah berhasil menyusul langkah kaki Yohan, napasnya tengah terengah-engah untuk sekedar menuruni jalan, "Lo aneh setelah gue balik dari toilet. Kenapa?" tanya Minkyu
Yohan berhenti, Minkyu berhenti, Yohan membalikkan badan dan melihat kearah Minkyu, "Kenapa?" tanyanya.
"Apa?" jawab Minkyu tidak paham.
Yohan mendekat kearah Minkyu yang sudah menyandarkan punggungnya di tembok bebatuan, "GUE TANYA LO KENAPA NGELAKUIN HAL SELICIK INI KE GUE!!" bentak Yohan.
Minkyu total dibuat bingung tentang semuanya, perkataan Yohan, sikap Yohan, dan emosi Yohan. Minkyu dapat melihat tatapan Yohan berubah, tatapan dalam penuh arti yang Minkyu sendiri tidak paham bagaimana Yohan bisa menatapnya putus asa.
Yohan merogoh saku celananya, mengambil ponsel, dan sesaat menekan volumenya hingga penuh.
gue mau ngerusak rencana Yohan buat jalan sama Yujin.
Yohan memegang keningnya, "Itu suara lo kan?" suaranya bergetar, "Puas sekarang!!" bentak Yohan yang merasa dirinya telah dibohongi.
"Bukan it--"
"Yujin bukan orang seburuk itu, Kyu." suara Yohan lirih, matanya menggambarkan perasaannya, "Dan gue gak nyangka itu yang lo jadiin alasan." lanjutnya.
"Gue kecewa sama lo, Kyu." Yohan memundurkan badannya, menjauh dari Minkyu yang masih bersadar di dinding berbatu.
"Iya lo memang berhak kecewa sama gue. Tapi bukan ini maksud gue." Langkah Yohan berhenti kala Minkyu membalas perasaan kekecewaannya, "Lo salah paham!" ucap Minkyu.
"Terus apa! Ngebohong dari gue!" bentak Yohan keras.
"KOK LO JADI BENTAK GUE!" Minkyu menggepalkan tangannya, dirinya berdiri tegap memandang Yohan tak terima.
"TERUS GUE HARUS TETEP BERSIKAP BAIK KETIKA GUE TAU SIFAT BUSUK LO?" balas Yohan lebih keras.
"IYA KENAPA! SALAH LO SENDIRI GA TANGGUNG JAWAB MALAM ITU!" bentak Minkyu, tangannya mengepal lebih kuat, emosinya mengalir melalui ucapannya, napasnya tidak stabil.
"Gue cemburu!" ucap Minkyu tamat, "Gue cemburu sama lo yang deket sama Yujin. Dan itu bikin gue lebih kesel ketika gue inget malem dimana lo udah nyuri first kiss gue seolah itu cuma kecelakaan!" jelasnya.
"BULLSHIT!" Yohan menolak, "GUE UDAH GA PERCAYA LAGI SAMA LO!" lalu meninggalkan Minkyu yang masih berdiri sendirian disana.
Minkyu mengejar Yohan yang semakin jauh, hingga tangannya berhasil lagi untuk menangkap lengan Yohan, "Yohan bentar!" Yohan menepis Minkyu hingga oleng kekanan, menabrakkan dirinya ke dinding batu.
Seketika kepalanya pusing, kening kanannya terbentur batu alam yang menempel disana, sedangkan Yohan masih memandang Minkyu penuh amarah, "GUE JANJI" ucap Minkyu tegas.
"GUE JANJI KE ORANGTUA GUE BUAT PERGI DARI SEOUL." ucapnya ke Yohan, terserah dia akan percaya atau tidak kalau mungkin malam ini adalah malam terakhir Minkyu di Seoul.
Minkyu masih memegang keningnya yang berdarah, namun rasa sakitnya jauh lebih sakit dari hatinya. Bagaimana rasanya ditinggal dengan seseorang yang ia cintai dengan segudang amarah, meninggalkan bekas teramat sakit didalam hati.
Tuhan telah menghukumnya.
---
20.12
Satu jam berlalu, Yohan sampai di unit Yujin yang berada di daerah Seocho-gu. Setidaknya ini yang bisa Yohan lakukan untuk menebus rasa bersalahnya karena membatalkan sebuah janji secara sepihak.
"Buat perihal lo batalin janji tiba-tiba?" ucap Yujin dari arah dapur unitnya, sedang sibuk mencari dua buah cangkir didalam kabinet, "Santai, cuma ke perpustakaan doang, gue bisa jalan sendiri kok tadi." lanjutnya disertai senyum.
"Gue pergi sama Minkyu hari ini." ucap Yohan sakit, hatinya kian teriris begitu sakit mengucap nama Minkyu dalam setiap kalimatnya.
"Lalu?" tanya Yujin, Yohan enggan membuka mulut untuk membalas pertanyaan Yujin, "Jujur ke gue ada apa, lo janji kan akan lari ke gue kalau ada masalah? Jadi sekarang apa?" lanjutnya.
"Gue kecewa." matanya sayu ketika memandang Yujin, Yujin juga tahu mungkin Minkyu sudah berusaha jujur ke Yohan terkait masalahnya, "Gue kecewa karena Minkyu berusaha bohong dari gue." lanjutnya.
Yohan hanya berharap Yujin tidak marah ke dirinya atau ke Minkyu, "Dan lo nyesel ninggalin dia sendirian disana?" Yohan mendongkak, menatap Yujin dari sofa tempat ia duduk, ucapan Yujin tepat mengenai relung hati Yohan.
"..."
"Gue anggep jawabannya iya." Yujin datang membawa senampan berisi dua cangkir teh hangat, lalu duduk di sofa sebelah Yohan, "Jika ingin menetap, jangan menetap sebagai tanda tanya, tapi sebagai titik. Minkyu juga punya batas kesabaran nunggu kepastian dari lo, Han." lanjutnya.
Yohan mendongkak, "Maksudnya?"
"Jangan bohongi perasaan lo lagi, Han." jawab Yujin, "Mau sampai kapan lo akan lari?" lanjutnya.
"Jika Minkyu benar akan pergi dari Seoul, mau sampai kapan lagi lo menunggu dalam diam hingga Minkyu kembali? Gue harap lo punya keputusan yang tepat sebelum semuanya terlambat."
"Minkyu serius tentang kepergiannya?"
"Jujur dalam tekanan dan bersamaan dengan kekecewaan yang lo ungkap adalah sebuah pengorbanan besar. Sebagian orang akan diam dan pergi tanpa kabar, tapi buktinya Minkyu tidak." jelas Yujin
Yohan masih memikirkan semua perkataan Yujin, memang benar jika Minkyu tak sepenuhnya salah. Setidaknya Yohan tahu jika Minkyu sudah berusaha untuk jujur ke dirinya, setidaknya rasa sakit yang Minkyu toreh kali ini langsung dari semua ucapannya, bukan orang lain.
"Kejar dia sekarang, karena mungkin lo nggak akan ngelihat Minkyu lagi besok."
"Seberapa jauh lo akan lari dan seberapa lama lo akan menunggu, kalau pada akhirnya rumah lo adalah Minkyu maka lo akan merindukannya, lo akan menyesal ketika saatnya dia hilang."
"Yujin maaf gu--" ucapannya terpotong langsung oleh Yujin yang saat ini menyandarkan dirinya di sofa dan melipat tangannya didepan dada.
"Ketika lo bertanya apakah gue baik-baik saja, jawabannya adalah tidak. Lo cowok brengsek yang udah jadiin gue pelarian, tapi gue nggak mau lo jadi brengsek di mata Minkyu. Kenapa? Karena gue lebih bahagia ngelihat lo berhasil menemukan rumah lo sesungguhnya."
"Rumah lo bukan gue, rumah lo Kim Minkyu."
xxx
![](https://img.wattpad.com/cover/190650197-288-k378624.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
After I Met You - HANKYU | Kim Yohan x Kim Minkyu
Ficção Adolescente[COMPLETED] Gara-gara tantangan di Uno Stacko bisa buat kehidupan Yohan dan Minkyu tidak tenang setelahnya. [HanKyu] --- "Mata lentik, lo punya bulu mata yang bagus gue akui itu, kenapa gue baru sadar sekarang?" - Kim Yohan "Gue baru sadar punya tem...