Setelah melaksanakan hukuman Aldo dan Gilang berjalan kearah kantin. Berniat beristirahat sekaligus mengisi perutnya yang mulai demo karena lapar. Jam belum menunjukan waktu istirahat namun Dafa dan Gavin sudah lebih dulu ada dikantin. Ah iya sepertinya mereka bolos."Asik, setia kawan bangat sih kalian." Gilang merangkul Dafa dan Gavin dari belakang. Sontak membuat mereka tengah meminum memuncratkannya kedepan hingga Aldo kena imbasnya.
"Anjir.. Kok gue yang kena sih" gerutu Aldo sambil mengelap air yang kena kearah mukanya.
Dafa dan Gavin terbatuk-batuk.
"Gue lagi minum! Untung gue kagak mati keselek." ujar Dafa sewot.
Sedangkan Gavin menatap tajam Gilang. Yang ditatap hanya menyengir dan duduk disamping Aldo.
"Bi, teh jus sama baksonya ya satu." Gilang berteriak kearah penjual.
"Dua bego." koreksi Aldo.
"Dua bi." teriak Gilang lagi.
"Iya den tunggu dulu." sahut bi tuti penjaga warung.
Aldo menatap kearah Dafa dan Gavin. "Nggak seru ya kalau kita nggak ada dikelas. Makanya kalian bolos. Iya kan?"
"Justru kelas adem kalau nggak ada kalian." ucap Dafa datar.
Aldo mendengus sebal mendengar jawaban Dafa.
Tak lama pesanan Aldo dan Gilang datang. "Monggo den." ucap penjual itu. Dan segera berlalu dari hadapan mereka.
Gilang dan Aldo segera menyerumput minumannya.
"Eh pertanyaan gue belum dijawab oy?" tiba-tiba Aldo berucap sambil memakan bakso.
"Pertanyaan yang mana?" tanya Dafa.
"Hooh." Gilang pun berseru.
"Itu, kalian bolos?"
"Kata siapa?" ucap Dafa.
"Kata gue lah." kesal Aldo.
"Gue sama Gavin nggak bolos." pertanyaan Dafa mengundang perhatian Aldo dan Gilang dari makannya beralih menatap Dafa. Terus kenapa lo ada disini? Begitulah tatapan dari kedua kuyuk itu.
"Diusir Bu Windi."
"Kok bisa?" tanya Aldo dan Gilang serempak.
Dafa menunjuk Gavin dengan dagunya. "Noh. Sikuyuk Gavin ketahuan tidur dikelas, waktu Bu Windi nerangin. Diusir deh. Ya dari pada gue disana sendirian mending ikut." jelas Dafa.
Gavin yang sedari tadi hanya diam, mulai berdiri. Hingga ketiga sahabatnya beralih menatap kearahnya.
"Mau kemana lo?" tanya Gilang.
"Cabut."
Setelah mengatakan itu Gavin pun pergi dari hadapan mereka.
"Heran da gue, dia sering bolos, tidur dikelas. Kenapa otaknya encer banget. Gue yang belajar tiap hari otak gue nggak encer-encer?" tanya Aldo.
Gilang berseru. "Belajar nge-game maksud lo!"
"Buku dari sekolah aja lo nggak pernah dibuka. Gue jamin itu buku masih bagus." ujar Dafa.
"Wih, kalian berdua ngeremehin gue nih!"
"Ya iyalah." ucap Gilang dan Dafa mengangguk mengiayakn ucapan Gilang.
"Gini-gini gue juga belajar tau." Aldo kembali menyeruput minumannya. Sementara Dafa dan Gilang menunggu kelanjutannya. "Belajar mencintai ayang Bila." ucap Aldo dengan tampang koyolnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
DIAM
Teen FictionDiam bukan berarti semuanya telah selesai. namun itu mempersulit.