tujuh

13 0 0
                                    

Didalam perjalanan menuju kelasnya, Clarisa senyum-senyum sendiri sambil memeluk paper bag yang berisi jaket Gavin. Ia tak sabar untuk bertemu Gavin lagi.

"Pagii." sapa Rani saat ia bertemu Clarisa dikoridor sekolah.

Clarisa tersenyum. "Pagi."

"Bahagia bener, kenapa nih?" tanya Rani heran.

"Nggak." namun tak luput ia tersenyum.

Rani melirik paper bag yang Clarisa bawa. "Apaan tuh. Oleh-oleh ya?" ucap Rani girang. Ia hendak mengambil paper bag itu, namun Clarisa menyembunyikannya dibelakang.

"Bukan." ucap Clarisa.

"Terus apaan?" tanya Rani penasaran.

"Ada deh. Udah yuk kekelas." ajak Clarisa.

"Liat dong." paksa Rani penasaran isi dalam paper bag itu.

"Bukan apa-apa. Udah yuk kekelas." Clarisa menarik tangan Rani agar ia mengikutinya. Sedangkan Rani terus mendumel didalam hati.

Gavin baru saja datang, setelah ia mengantarkan Caca kesekolahnya. Sedangkan ketiga sahabatnya sudah lebih dulu datang kesini.

Ia berjalan kearah taman belakang sekolah, sebenarnya sebentar lagi bel masuk akan berbunyi. Namun ia tak menghiraukannya. Lagi pula guru yang akan mengajar dikelasnya sedang berhalangan tidak hadir, kata kedua sahabatnya sih seperti itu.

Ia membuka ponselnya. Ia memasang earphone dan menghidupkan musik. Memejamkan matanya sejenak.

Drett..drett

Gavin membuka matanya, karena ada panggilan diponselnya dari seseorang.

"Dimana lo? " sahut orang itu dari seberang sana. Siapa lagi kalau bukan Aldo.

"Taman." jawab Gavin singkat. Setelah itu ia mematikan sambungan teleponnya sepihak. Karena ia sudah tahu apa yang akan Aldo bilang. Apa lagi kalau bukan segera masuk kekelas. Ia pun berdiri, berjalan kearah kelasnya.

Dikelas.

"Anjir dimatiin." sahut Aldo melihat layar ponselnya.

Gilang pun menoleh. "Lebay lo."

Aldo menatap Gilang tidak suka. "Suka-suka gue dong." sahutnya.

Gilang menatap Aldo jengkel.

Sedari tadi Clarisa sudah sampai didalam kelasnya, namun seseorang yang ditunggunya belum juga datang padahal bel masuk sudah berbunyi. Apakah dia tidak masuk sekolah? Batin Clarisa.

Rani sedari tadi memperhatikan Clarisa yang terus saja memandang kearah pintu kelasnya. "Nungguin siapa sih?" bukannnya tidak tahu, namun ia hanya ingin memastikan saja. Dugaannya benar atau tidak. "Gavin lagi." sambungnya. Baru sehari saja pesona Gavin sudah membuat Clarisa terpesona. Pantas saja ia mempunya banyak fans.

Clarisa mengalihkan pandangan. Seolah ia sedang fokus membaca. "Tumben aja belum ada guru yang datang, padahalkan bel masuk udah dari tadi." ucap Clarisa, namun bukan itu yang sedang ia cari.

"Hari ini Bu Ida nggak masuk, lagi ada urusan yang mendesak katanya. Jadi kelas kita free, ya setidaknya buat 2 jam kedepan." jelas Rani.

Clarisa mengangukan kepala. Pantas Gavin belum datang, mungkin ia sudah tahu hari ini kelasnya kosong.

***

Winka sahabat Caca terus saja memandangnya dengan wajah bete. Banyangkan saja ia tengah berada didalam perpus, sedangkan Caca sedari tadi terus saja membaca novelnya yang baru dibelinya kemarin.

DIAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang