Selamat membaca dan menikmati alurnya:)
------------------------------
Dari semalam Gilang sudah memberi tahu Aldo untuk menghapal materi tentang Asam dan Basa yang akan disetorkan ke Bu Ririn hari ini. Namun memang dasarnya Aldo, bukannya menghapal, ia malah asik bermain Game hingga larut malam.
Aldo pun tergesa-gesa masuk kedalam kelas, sontak membuat beberapa temannya menatap heran. Gilang hanya tertawa mengejek kearah dirinya, Aldo tak memperdulikan. Yang ia pikirkan, bagaimana caranya ia hapal materi itu dalam kurun waktu 15 menit.
"Makanya semalem itu belajar, bukannya nge-game." ucap Gilang melihat Aldo yang tengah komat-kamit membaca materi. Padahal dirinya saja suka seperti itu. Iya memang, semua orang akan menjadi bijak, saat menasehati orang lain.
Aldo menanatap Gilang sengit. "Diem lo." Sewotnya.
"Yeh, biasa aja dong." Ucap Gilang kesal sendiri.
Rani menoleh sekilas kearah Aldo yang tengah sibuk menghapal. Ia pun mengecek ponselnya dan mengirimkan pesan Kepada Clarisa, yang belum juga datang. Padahalkan, sebentar lagi bel masuk akan berbunyi.
Gavin yang baru saja datang pun segera duduk dibangkunya. Ia melirik kearah Aldo yang menurutnya sangat aneh. "Tumben?" Ucapnya pelan.
"Wiss, baru dateng lo, tumben gak telat?" tanya Gilang semangat.
"Dafa belum dateng?" bukannya menjawab, Gavin malah memberi pertanyaan.
"Yeh, gue nanya, malah balik nanya." Gilang mendengus sebal. "Eh, tapi tumben juga tuh anak belum dateng, biasanyakan dia paling pagi." jelas Gilang.
Gavin mengeluarkan ponselnya.
From Dafa
Dmn?Tak lama Dafa pun datang. Ia tak sendiri melainkan datang bersama Clarisa.
"Noh orangnya." celetuk Gilang. "Eh, tapi kok tumben bareng Clarisa ya?" Tanya Gilang masih memperhatikan mereka.
Gavin melihat kearah depan. Ia melihat kearah Clarisa hanya sekilas, karena ponselnya bergetar. Ia mendapatkan pesan dari Caca, bahwa ia tak perlu menjemputnya. Karena teman-temannya akan menginap dirumahnya.
"Gue berasa ngomong sama patung." Sindir Gilang.
Namun Gavin tetap diam.
Clarisa yang baru saja duduk langsung mendapat pertanyaan dari Rani.
"Kok lo bisa bareng Dafa?"
"Mobil gue mogok, Nggak sengaja ketemu Dafa. Dari pada telat gue minta tumpangan sama dia." jelas Clarisa.
"Ouh." ucap Rani dan kembali fokus pada ponselnya.
Gilang yang penasaran pun hendak bertanya kepada Dafa, namun Dafa mendahului ucapannya.
"Gue ketemu dia dijalan, mobilnya mogok. Itukan yang lo tanyain?" ucap Dafa tanpa melihat kearah Gilang.
Gilang mengeruncutkan bibirnya. "Belum juga gue ngomong."
"Gue tau lo mau ngomong apa." Dafa melihat kearah Aldo. "Kenapa lo?"
"Si kuyuk udah tau hari ini ada pelajaran Bu Ririn, bukannya belajar malah maen game."sahut Gilang.
"Kayak lo." Dafa membuka ponselnya, yang ternyata ada satu pesan dari Gavin. "Gue berasa diperhatiin sama lo Vin." Ucapnya terkekeh geli. Sedangkan Gavin mendegus kesal.
"Apaan sih?" Gilang pun melihat kearah ponsel Dafa. "Ouh."
Aldo menelungkupkan kepalanya di meja. "Ini istirahat kenapa lama banget sih."
KAMU SEDANG MEMBACA
DIAM
Teen FictionDiam bukan berarti semuanya telah selesai. namun itu mempersulit.