Yakin

194 27 5
                                    

Ayo dong readers kasih vote + commentnya biar authornya tambah semangat buat nulis. Jangan lupa juga follow akun authornya ya RiztyKH02





Setelah beberapa minggu lamanya berada dirumah sakit, akhirnya Nadine dibolehkan pulang besok oleh dokter.

James tak ingin tuan putrinya kerepotan sendiri membereskan barang-barang serta bajunya, ia berangkat pukul 5 pagi ke rumah sakit tak lupa juga membawa bungan untuknya.

"Selamat pagi tuan putri.." sapanya sambil menutup pintu kembali. Ternyata Nadine masih tertidur pulas.
James terus menunggunya bangun sampai dirinya pun ikut tertidur disisi ranjang Nadine.

"Nicko?" ujarnya sambil mengerjapkan mata yang melihat ada seorang pria tidur disisi ranjangnya. Sedikit dilihatnya wajah seseorang yang sedang terlelap tidur itu, ternyata ia salah mengira. James lah yang pagi-pagi sekali menjenguknya itu.
Nadine kemudian berpikir apakah benar ucapan Yassi itu bahwa James dan dirinya dulu itu...





***

Sesampainya dirumah Nadine (tepatnya dirumah ayah Nadine).

"kamu gak kuliah James?" tanya nadine.
"aku izin pengen nemenin kamu." jelasnya sambil melanjutkan jalannya.
"kenap gak kuliah dulu, kan bisa nanti pulang nemenin akunya?"
"gak papa kan nad, aku gak mau mentingin lagi urusan lain dibanding kamu. Pokoknya sekarang yang terpenting dihidup aku itu kamu nad gak ada yang lain." papar james. "apa sih kamu james." nadine bukan risih tapi agak aneh aja dengan ucapan james.
"kamu janji ya gak akan ninggalin aku lagi nad?" ucap james parau.
"bukannya kamu yang ninggalin aku james?" mendengar itu james langsung kaget bukan main, apa mungkin nadine sudah ingat pada dia dan hubungan mereka.

"kamu.."

"kamu jangan geer dulu, aku belum inget apa-apa tapi aku udah tau dari yassi!" potong nadine membuat raut wajah james datar lagi.
"yassi bilang apa aja nad sama kamu?"
"apa aja. Pokoknya aku ngambek sama kamu." jawabnya sambil meninggalkan james. "nad, yassi jelek-jelekin aku ya nad? Bilang apa ke kamu dia?" sambil mengejar wanitanya.

"katanya kamu pacar aku, tapi ko pas pertama aku bangun dari koma. Yang pertama aku liat disamping aku nicko bukan kamu?" ucapnya kesal sambil mengerucutkan bibirnya.
"kamu ngambek cuma gara-gara gitu doang nad?"
"menurut kamu?" tanya nadine sambil membuang muka.
"iya udah maafin aku dong nad, aku janji bakal lebih pentingin kamu dibanding urusanku yang lain. Aku janji nad. Sumpah!" berlutut sambil memelas menggenggam tangan nadine yang terus tak mau menatapnya saat bicara.
"yaudah aku maafin. Tapi kamu jangan ingkarin janji kamu ya?" ucapnya sambil membantu james berdiri dari berlutut tadi.
"janji gak akan pentingin urusan lain dibanding kamu." james mengucapkan itu sambil jari nya membentuk huruf V. Yang diikuti senyuman manis dari nadine.



"oke tuan putri sekarang kamu istirahat dulu ya, aku pulang dulu mau ganti baju sama mau beli sesuatu buat kamu." ucapnya yang dijawab dengan anggukan oleh nadine.












Dirumah james


"kamu mau ke mana lagi james?" tanya sang ayah yang heran pada anak laki-lakinya, baru satu jam yang lalu kira-kira pulang ke rumah sekarang nampaknya anaknya itu akan pergi lagi.

Tak mendapatkan jawaban dari sang anak membuat ayahnya geram.

"james, apa kau tidak mendengarkan ayahmu. James reid!" bentanya, yang seketika menghentikan aktivitas putranya.

"apa urusanmu aku mau pergi ke mana? Ini hidupku urusanku. Urus saja urusanmu sendiri." jawaban yang tak sepatutnya itu keluar dari mulut sang anak membuat tangan ayahnya melayang pada salah satu sisi wajahnya.

"kalau itu mau mu, berikan kunci mobil, semua kartu kredit dan juga semua uang cash yang ada didompet mu!" perintahnya yang nampaknya sudah habis kesabaran.

"aku akan ke rumah pacarku!" tandasnya meninggalkan sang ayah tanpa menuruti perintahnya tadi. Untuk apa juga james menuruti perintah ayahnya tadi karena james juga mempunyai hak atas separuh harta dari almarhum ibunya.



Dulu ibunya berpesan pada james "bagaimana pun keadaannya kamu harus tetap bertahan bersama ayah mu, jangan pernah tinggalkan dia walaupun dia kasar ketika marah."

Dan lagi selain karena pesan ibunya ia pun menaruh dendam pada ayahnya. Karena setelah beberapa minggu ibunya meninggal ayah james sering membawa wanita ke dalam rumah sebelum menikah lagi dengan ibunya Marco.

Ia tidak akan pergi dari rumah itu dengan mudah.









M

elangkahkan kakinya menuju garasi mobil untuk mengemudikan mobilnya menuju rumah tuan putrinya itu.
"dek mau pergi ke mana lo?" tanya marco sambil menahan pundak adik tirinya itu. Yap marco adalah anak tante Sela ibu tirinya james.
Tak ada jawaban dari adik tirinya malah terus diikuti dan bertanya. "mau ke mana?"
"bisa gak sih lo gak usah panggil gue adek, gue bukan adek lo. Gue juga gak pernah punya abang apa lagi kaya lo!" ujarnya ketus sambil menutup pintu mobil dan melajukannya.



Sepeninggalan james, marco hanya berdiri diam terpaku memahami perkataan james.


"marco.." panggil sang ibu pada anak laki-lakinya. "ya bu?"sahutnya sambil melangkah menuju keberadaan ibunya.

"ibu mau bicara." sambil mengelus punggung anaknya. "bicara aja bu." jawabnya yang sudah siap mendengarkan.
"apa kamu keberatan kalau ibu menikah lagi?" ucap ibunya tiba-tiba. "kalau calon ayahku sayang dan baik pada ibu juga aku, kenapa tidak bu. Aku akan izinkan ibu." ucap putranya.

"memangnya siapa bu calon ayahku?" tanya marco sangat penasaran. "ayah temanmu marco, pak ramos!" jelas ibunya. "pak ramos ayahnya james temanku bu?" tanya nya sambil mengernyitkan dahinya. "iya pa ramos reid marco!" jelasnya lagi.

"kapan ibu akan menikah dengan pa ramos?" tanya nya intens. "akhir bulan ini nak!"

"bukannya ibu dari james baru saja meninggal seminggu yang lalu. Apa tidak apa-apa bu?" khawatir akan pernikahan ibunya bersama ayah sahabatnya itu terlalu cepat karena mungkin sahabatnya akan terluka jika ayahnya menikah terlalu cepat dengan jarak meninggalnya ibunya itu. "pa ramos sudah bilang tidak akan apa-apa marco, katanya james butuh seorang ibu lagi untuk mendidiknya dan menyayanginya, juga james pasti akan senang dengan adanya kamu temannya marco. Kalian akan menjadi saudara!" ucap ibunya meyakinkan anaknya, marco merasa khawatir dan satu sisi juga senang karena bisa menjadi saudara dengan sahabatnya itu.







Kalau saja waktu itu gue gak setuju sama pernikahan ibu sama pa ramos, mungkin sekarang gue sama james masih bisa sahabatan. Ucap marco dalam hati.












Sementara itu james melajukan mobilnya dengan cepat, moodnya sedang kacau tak karuan. Tak beda jauh dengan marco ia james juga sedang teringat pada masa lalunya. Dimana ayahnya harus menikahi ibu sahabatnya, disaat itulah james merasa tidak punya siapa-siapa lagi, sahabat satu-satunya pun telah berani mengkhianatinya dengan menyetujui ibunya dan ayah james menikah.








Tiiinnnn.. Tiinnnn..

















Terima kasih readers sudah baca. Jangan lupa tinggalkan vote + comment nya ya biar author semangat terus buatnya.


Oh iya jangan lupa juga baca cerita author yang baru "Alana".



Sampai jumpa dipart berikutnya⬇️

SomedayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang