Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
new version of volunteer, 2020
---
Seoul sudah memasuki pertengahan musim gugur, yang berarti para mahasiswa dan pelajar sudah selesai mengikuti ujian akhir semester. Termasuk Jena dan Jaemin. Sesuai keinginan Jena, mereka akan mengunjungi Daegu lagi.
"Nenek," panggil Jena begitu ia menemukan Nenek Myunsik tengah berolahraga pagi di depan panti.
Ia dan Jaemin baru saja sampai di sana dan Jena langsung turun, berlari kecil ke arah sang nenek.
Nenek Myunsik menoleh, ia menatap Jena agak bingung.
"Ini aku, Jena, Nek. Masih inget?" tanya Jena pelan.
Butuh beberapa saat agar Nenek Myunsik bisa mengingatnya, "Loh, Jena?!" ujarnya penuh senyuman.
Jena langsung memeluk Nenek Myunsik, ia rindu.
Jaemin yang melihat interaksi keduanya pun tersenyum dari pintu mobilnya, sebelum ia berjalan mendekat.
"Nek," sapa Jaemin.
"Ini Jaemin," ucapnya dengan senyuman di wajah, menunjuk diri sendiri.
"Jaemin?" Nenek Myunsik langsung mengingat Jaemin saat melihat senyumannya.
Jaemin memeluk Nenek Myunsik, "Nenek apa kabar?" tanyanya.
"Baik-baik aja, kan?"
"Nenek baik sayang."
"Puji Tuhan. Sehat-sehat ya, Nek."
Nenek Myunsik tersenyum, "Kalian berdua aja?"
"Iya, Nek, yang lain nyusul besok."
"Ooh."
"Ini, aku bawa ini," Jena menyerahkan dustbag yang cukup besar pada Nenek Myunsik.
"Buat nenek" ujarnya lagi.
Nenek Myunsik mengeluarkan box berukuran sedang dari dust bag itu. Lalu, ia membukanya dan langsung mengukir senyuman.
"Wah~"
Box itu berisi peralatan kerajinan tangan, dan hal yang paling menarik perhatiannya adalah sebuah figura berwarna coklat kayu dengan aksen ukiran bunga di ujung sudutnya. Figura itu memajang foto Jena, Nenek Myunsik, dan Jaemin bersama, yang sempat mereka abadikan saat pertama kali datang.
Nenek Myunsik menutup mulutnya, ia benar-benar terharu.
"Terima kasih," ucap Nenek Myunsik masih terus memandangi juga menyentuh figura itu.
Jena menatap Nenek Myunsik dalam diam, dengan senyuman. Ia mengalihkan pandangan ke arah lain, karena matanya mulai berair. Jaemin tersenyum kemudian mendekat dan mengelus bahu gadis itu.
