new version of volunteer, 2020
---
"Hai."
Chaeryeong tersenyum kaku pada Jena yang sekarang menatapnya sedikit tidak percaya, juga kaget.
Renjun tertawa, "Masuk dulu nggak, nih?" tanyanya sedikit menyindir.
"Ah, iya! Ayo, masuk!"
"Jaemin mana?" tanya Jeno.
"Tidur."
"Dari tadi?"
Jena mengangguk.
"Lo gimana nih, udah sehat?" tanya Hyunjin.
"Udah, lumayan."
"Jangan banyak kerja dulu, Jen."
"Iya, thanks loh," ucap Jena terkekeh.
"Chaeryeong?" Yohan memanggil gadis itu sambil sedikit memberi kode dari gerakan kepalanya.
"Jena, boleh ngomong berdua?"
Jena mengangguk, "Boleh, ayo," ucapnya mengajak Chaeryeong menuju taman belakang.
"Gue mau minta maaf dulu."
"Maaf ya, selama ini gue jauhin lo."
Jena hanya tersenyum kecil.
"Gue marah bukan sepenuhnya karena lo, Jena."
Terdengar helaan nafas berat dari Chaeryeong.
"Jadi sebenernya, hubungan keluarga gue udah nggak baik."
"Papa gue selingkuh dan mama selalu berusaha buat nahan perasaan marahnya demi gue sama Chaeyeon."
"Mereka selalu coba kelihatan baik-baik aja di hadapan kita."
"Tapi nggak selamanya sandiwara mereka bakal bertahan. Semenjak gue tau kalo papa selingkuh dan bikin mama sakit, gue marah."
"Waktu itu gue masih bisa kontrol amarah gue."
Chaeryeong menyelipkan senyumannya di sela obrolan mereka.
"Dari sana, perasaan itu muncul."
"Gue coba alihin pikiran gue dengan suka sama Jaemin. Tapi dia nggak akan bisa balas perasaan gue karena dia lebih milih lo."
"Chaer, ma―"
"Nggak apa-apa," ucap Chaeryeong tersenyum.
"Masalah kita ini jadi pemacu kemarahan gue dan gue jadi lampiasin semuanya ke lo, seolah-olah lo yang salah, padahal bukan."
"Chaeyeon sering bilang ke gue tentang keadaan lo yang kadang nggak fokus, terus juga lebih sering sakit. Gue merasa gue jahat banget. Awalnya, gue udah ada niatan buat minta maaf pas lo udah pulang ke Seoul. Tapi, gue terlalu pengecut untuk sekedar datang."
KAMU SEDANG MEMBACA
volunteer, jaemin ✓
Fiksi Penggemar[ COMPLETED ] you are the best thing i never planned. ©dobeljae, 2019