Part 11

3.4K 194 0
                                    

Pak Han pulang lebih malam dari biasanya, wajahnya kusut dan gontai. Ada rasa iba sempat terbesit dihati kala melihatnya, tapi entahlah...ucapan Ijum terngiang-ngiang ditelingaku. Benarkah Pak Han akan kembali pada Ijum? Tanpa membersihkan diri Pak Han langsung merebahkan ditempat tidur kami yang sempit. Aroma tak sedap dari tubuhnya karena tak mandi seharian mengganggu penciumanku, tapi kubiarkan..Pak Han terlalu letih sepertinya. Aku memilih pindah tidur keluar, didepan tv tempat Raja yang sudah terlelap diatas kasur tipis yang kubentangkan tadi dilantai.

Terdengar suara terbatuk-batuk dari kamar mandi dan suara guyuran air membangunkanku paginya. Pak Han sudah duluan bangun, sepertinya kurang sehat. Kutunggu sosok itu keluar, aku butuh penjelasan darinya.

"Kok tidur diluar Tih??" Sapa Pak Han manis. Kalau sudah begini, aku bisa lupa apa yang akan kutanyakan.

"Nggk tahan bau badanmu pak, semalam tidur nggk mandi dan ganti baju dulu sih" jawabku sambil nyengir.

"Hehe..maaf ya... capek banget rasanya semalam.."

"Malam banget pulangnya, abis dari mana semalam pak??" Selidikku sedikit sinis, mengabaikan senyum Pak Han yang bisa meluluhkan hatiku kembali. 'Tidak Ratih, kamu harus fokus meminta penjelasan pada dia' bisik hatiku.

"Angkotnya mogok Tih, jadi kubawa dulu ke pangkalan untuk diperbaiki....oh iya...ini uang untuk belanja" Pak Han menyodorkan 2 lembar uang duapuluh ribuan lusuh ke tanganku. Aku tak bergegas menerimanya, kutatap dia yang sibuk menyisir rambut, bingung melihat reaksiku..

"Lho..ada apa??"

"Uangnya berikan ke anak-anakmu saja Pak.." tolakku pelan.

"Ini untukmu Tih, untuk anak-anak sedang kuusahakan..."

"Jadi benar sudah seminggu Bapak nggk ngasih mereka uang jajan??"

"Tau darimana Tih??" Tanya Pak Han heran.

"Kemarin mantanmu kesini Pak, ngamuk-ngamuk nggk jelas, menudingku melarangmu memberi nafkah untuk anak-anak, apa aku pernah melarang pak??" Kusampaikan sambil menahan isak, aku takkan menangis lagi.. Pak Han terkejut, wajahnya gusar dan tampak menahan kesal.

"Dasar Ijum, itulah yang membuat aku tak tahan dengannya Tih, dia selalu merongrongku...alasannya selalu anak-anak!" Keluh Pak Han membuatku berbalik jadi prihatin. Ada apa ini? Kemarin Ijum bilang Pak Han akan kembali padanya, jadi siapa yang berbohong?

"Tapi Ijum bilang Bapak akan kembali padanya...benarkah??" Kukeluarkan juga tanya yang ada dalam hatiku. Pak Han diam seperti mencari jawaban yang tepat, dan hatiku seperti diremas rasanya, jika Pak Han harus kembali pada Ijum, baikkah..aku akan mencoba ikhlas.

"Aku ingin terus bersamamu Tih, tak mungkin aku kembali pada Ijum" Bah..gombal' seruku dalam hati.

"Sampaikan pada Ijum saja Pak, aku tak suka dia datang kesini dan mempermalukanku, aku tidak merebut Bapak dari nya, Bapak yang dulu mengaku duda dan sudah talak 3 dengannya, kalau sudah begini menyesal aku tak meminta akta cerai mu dengannya pak!!" Isakku tertahan.

"Tenanglah...Ijum hanya mantan istriku, tapi dia ibu anak-anakku, aku harus tetap berhubungan dengannya selama anak-anak masih dengannya.." bujuk Pak Han sambil memegang bahuku. Tapi aku menepis tangannya.

"Berhubungan tidak harus sampai ketempat tidur kan Pak??" Tuduhku kesal.

"Bicara apa kamu Tih?" Pak Han tampak kesal.

"Ya..Ijum yang mengaku Bapak sering tidur disana dengannya!! Kalau Bapak masih ingin kembali padanya silahkan saja Pak, aku tak mau dibohongi seperti ini! " nada suaraku mulai tinggi.

Pernikahan Ketiga (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang