#Pernikahan_Ketiga
Part 7
Pagi itu tanpa firasat apapun aku dikejutkan oleh kedatangan Siska salah seorang ponakan Bang Juned ke kontrakan. Tumben dia nongol disini, pikirku.
"Nte Ratih...tadi kami di telpon Nte Mira, Om Juned kena serangan jantung...." ujar Siska terbata. Wajahnya terlihat cemas dan muram. Aku terkejut setengah mati, keluarga Bang Juned memang memiliki riwayat sakit jantung. Beberapa tahun lalu Papa Siska pemilik pabrik yang meninggal karena serangan jantung koroner."Lalu bagaimana Om Juned sekarang Ka?" Seruku panik, dadaku terasa sesak oleh bayangan buruk akan Bang Juned.
"Om Juned sudah mendahului kita Nte..." belum selesai Siska menjawab pandanganku sudah gelap. Tak kuat menerima kabar yang mengejutkan membuat jiwaku rapuh serapuh-rapuhnya. Berita ini terlalu berat menimpaku, rasanya ujian demi ujian datang bertubi menghampiriku.
Kedatangan Bang Juned minggu lalu ternyata jadi kedatangan yang terakhir...andai saja aku tak memberontak meluapkan emosiku kala itu..andai saja aku tak mengumpatnya karena nyaris tak pernah mengunjungiku... Semua rasa penyesalan berkejar-kejaran dalam bayang-bayang fikiranku. Bang Juned...tidak apa Abang hanya sesekali menjenguk kami, yang penting Abang tetap ada..tak masalah Abang tak lagi menafkahi kami, yang penting kami tetap bisa melihat Abang...
Ratap dan tangis kesedihan kutelan dalam diam yang menyesakkan. Begitu tersadar kontrakan ku sudah dipenuhi oleh tetangga yang juga kaget dengan berita itu
"Ya Allah Bang Juned..minggu kemarin kesini padahal sehat- sehat saja ya, malah sempat bercanda dengan si Rino di depan" ujar tetangga sebelah.
"Iya...padahal masih muda banget ya...yang namanya umur nggk ada yang tau" sahut yang lain. Obrolan mereka memenuhi rumah menunjukkan simpati dan prihatin tak kuhiraukan. Bergegas aku bersiap menjemput Raja yang baru saja tadi kuantar ke sekolah sebelum Siska datang mengabari. Aku bersikeras menjemput Raja sendiri dan memilih biar aku yang menjelaskan apa yang terjadi dengan Ayahnya.
Diantara bayang Bang Juned yang menari-nari dibenakku, kilas balik kebahagiaan saat aku pertama mengenalnya hingga kami menikah membuat air mata tak henti mengalir dipipiku. Kupercepat langkahku menuju sekolah Raja, 'hari ini kamu jadi yatim nak' tangisku perih.
💥💥💥
"Papa......." Raja meratap berbisik menyaksikan jenazah Bang Juned yang disemayamkan diruang tamu sempit rumah Mbak Mira. Aku hanya bisa menangis tertahan, Bang Juned seperti tidur dengan tenangnya. Mengapa cepat sekali Kau pergi Bang?? Bukankah kemarin kau berjanji akan mengatur waktumu menemui kami jika pekerjaanmu di pabrik sudah aman??
Kulihat Mbak Mira berdiri di depan pintu kamar dengan ekspresi datar tak terbaca. Aku takut mendekat kearahnya, aku cukup tau diri untuk tak mencari masalah. Kulihat beberapa ponakan Bang Juned juga ada disana.
"Si Juned bangun tidur kepalanya pusing, saat berjalan ke kamar mandi dia terjatuh dan langsung tak sadarkan diri, lalu kami membawa Juned ke rumah sakit pakai becak, di rumah sakit kata dokter Juned sudah ada, kata dokter dia kena serangan jantungź..." mengalir cerita dari kakak tertua Bang Juned.
"Tak usah memperlihatkan dirimu istri kedua Juned Tih, orang sini tidak ada yang tau kalau Juned menikah lagi..." bisiknya melanjutkan. Aku hanya mengangguk, perih kurasakan dihati. Kupandangi jenasah Bang Juned, kulihat rambut tebal dan ikal itu menjulur diantara penutup kepalanya, ingin kumengusapnya, tapi apalah daya...aku merasa tak punya hak untuk melakukannya disini..
Kualihkan pandangan ke suasana rumah Mbak Mira yang kumuh dan sempit, ukurannya tak jauh beda dengan kontrakanku, tapi kontrakanku sangat bersih, aku membersihkannya seperti rumahku sendiri. Pantaslah Bang Juned dulu sering mengeluhkan rumahnya yang tak pernah rapi. Tak satupun barang yang terlihat bagus dirumah itu, semua sudah kumal. Dari kondisi itu pahamlah aku betapa sulitnya kehidupan Bang Juned dan Mbak Mira akhir-akhir ini, sehingga Bang Juned sulit untuk datang menemui kami.
Proses memandikan pun aku tak bisa dilibatkan, semua hanya bisa kulihat dari jauh seperti pelayat yang lain. Raja hanya terlihat diam melihat sang Ayah di kafani. Lalu dimasukkan ke dalam keranda untuk di sholatkan ke mesjid lalu dibawa ke pemakaman. Sebelum proses keberangkatan diadakanlah tausiah dari ustad dan pak RT. Disitu disebutkan permohonan maaf jika ada kesalahan dari Bang Juned. Dan disebutkan Bang Juned meninggalkan 1 orang istri dan 4 orang anak, dan tak ada satupun yang berusaha meralat. Kulihat Mesa ponakan Bang Juned hampir berdiri untuk memprotes, tapi kuberi kode biarkan saja.
Walaupun hatiku tergores kembali, bahkan disaat terakhirnya pun...aku dan Raja tak boleh mendapat pengakuan. Kejamnya kau Mbak Mira...
Dipemakaman pun aku tak berani mendekat, Mbak Mira memperlihatkan ekspresi mengancam, aku tak berani..nyaliku ciut melihatnya. Biarlah...yang penting aku bisa melihat untuk terakhir kalinya jasad Bang Juned..
Selesai sudah kisah cinta kita Bang..cintamu yang kami perebutkan akhirnya pergi bersama dirimu yang takkan pernah kembali lagi. Aku tak mungkin bisa berdamai dengan Mbak Mira..walaupun ada Raja yang merupakan saudara se ayah anak-anak dari Mbak Mira..tapi Mbak Mira tak akan pernah membuka pintu damai. Biarlah cintamu kusimpan sampai akhir hayat, untuk kukenang bersama Raja anak kita.....
💥💥💥
Bersambung..
Next..
Pov Mira
(Sebenarnya saya ragu untuk membuat pov Mira, karena kita sedang fokus pada kisah Ratih, tapi seperti ada yang mengganjal jika tak dibuatkan pov Mira, biar readers nggk selalu menyalahkan Ratih dan Bang Juned 😊)
KAMU SEDANG MEMBACA
Pernikahan Ketiga (TAMAT)
RomansaBukanlah hal yang diinginkan Ratih menikah hingga 3 kali. Dengan berbagai masalah yang dihadapinya disetiap pernikahan. Kesedihan demi kesedihan dialaminya dalam menjalani rumah tangga. Itulah realita hidup, tak selamanya berakhir bahagia. Tak sepat...