Part 6Bang juned keluar dari kamar mandi dan langsung berpakaian. Lalu duduk bersila menyantap makan malam. Aku enggan menanyakan soal isak nya di kamar mandi tadi. Tak mau merusak selera makannya aku hanya diam dan menyaksikan Bang Juned yang makan lahap.
"Untuk seterusnya Abang akan menginap disini Dek" terdengar suara Bang Juned yang gamang. Walaupun hatiku senang mendengarnya, tapi melihat kegalauan di wajah Bang Juned membuat rasa itu raib.
"Abang hanya mengkhawatirkan anak-anak, Mira itu kasar dan kadang nekat, Abang kawatir anak-anak jadi pelampiasan emosinya" lanjut Bang Juned mencoba membagi keresahan hatinya denganku. Ya aku paham perasaan Bang Juned yang sangat perhatian pada anak-anaknya.
"Ya sudah Bang, istirahat saja dulu..kita lihat besok bagaimana kelanjutannya, kalau Abang rindu kan bisa tetap kesana melihat anak-anak" jawabku parau. Ternyata benar, menjadi yang kedua itu berat, bahkan disaat sudah terusir dari Mbak Mira pun, Bang Juned tetap tak bisa kumiliki seutuhnya.
💥💥💥
Dua minggu berlalu akhirnya aku bisa merasakan keluarga yang utuh, memiliki anak dan suami yang senantiasa tidur bersamaku. Aku berharap kebahagiaan ini tak segera berlalu. Namun harapan ku tinggal harapan. Siang itu Bang juned tak pulang ke kontrakan kami. Sampai esoknya. Diantara cemas dan kawatir aku bertanya-tanya kemana Bang Juned. Kala itu tak ada hp dan kalau mau menelpon pun tak bisa. Semalaman aku tak tidur memikirkan Bang Juned, jangan-jangan Bang Juned kembali ke rumah Mbak Mira..?? Oh tidak...! Aku tak rela..tapi bagaimana mungkin? Bukankah Bang Juned sudah diusirnya?? Aku mencoba membujuk hati...
Esok hari Bang Juned datang seperti biasa dengan senyum santainya, baju yang dipakai nya sudah berganti dari yang dipakai kemarin.
"Kemana kemarin Bang?? Baru hari ini pulang??" Cecarku tak sabaran, dia tak tahu aku nyaris tak tidur semalaman memikirkannya.
"Engg...anu..kemarin anak-anak mencari Abang di Pasar, lalu mengajak Abang pulang katanya kangen ingin tidur dengan Abang. Jadi Abang ke rumah Mira dan tidur disana..." jelasnya seperti tak enak hati. Hatiku perih seketika, yang kukawatirkan benar terjadi, tapi apa yang salah? Bang Juned pulang kerumah mereka untuk melihat anak-anaknya. Aku terlalu cemburu, jangan pikir aku tak kawatir Bang Juned tidur dengan Mbak Mira yang masih istri sahnya.
"Oh..." aku menelan air liur..pahit "Bagaimana keadaan anak-anak Bang??" Tanyaku basa-basi.
"Mereka sehat, hanya terlihat agak kurus..Mira bilang anak-anak susah makan sejak Abang tak pulang" kulihat wajah Bang Juned makin gusar.
"Sepertinya Abang harus kembali kesana dek, seperti dulu, Mira sudah bisa memaafkan Abang dan menerima Abang kembali. Abang akan tetap kesini seperti biasa, tapi malam hari Abang tidur disana.." ucapan Bang Juned sukses membuatku terpana, ada perasaan pedih dan tercabik di dalam hati. Aku terlalu lemah untuk berdebat. Aku hanya diam dan mengutuki nasibku. Bang Juned akan tetap kembali pada Mbak Mira. Hah! Jampi-jampinya begitu manjur membolak-balik perasaan Bang Juned, begitulah umpatku dalam hati.
"Ya terserah Abang...." hanya itu yang bisa ku jawab, akupun pergi kebelakang menumpahkan airmataku, beginilah takdirku menjadi istri kedua..
💥💥💥
Bang Juned membuktikan ucapannya, entah kesepakatan apa yang dibuatnya dengan Mbak Mira, yang jelas Mbak Mira tak pernah lagi mengusikku dan Bang Juned membagi waktu siang untuk datang dan istirahat dirumahku, malam bersama Mbak Mira. Dan sekali seminggu menginap dirumahku.
Beberapa bulan kemudian masalah baru muncul, Bang Juned diberhentikan dari pabrik. Walaupun pabrik itu milik kakaknya, tapi sang kakak sudah meninggal dan pabrik dikuasai oleh istrinya. Baru aku tahu Bang Juned memakai mobil milik pabrik, bukan miliknya, dia bekerja disana dan diberikan upah yang cukup, selama ini sanggup membiayai kami dua istri dan anak-anaknya dengan layak. Entah apa masalahnya hingga si mantan ipar itu berani mencampakkan Bang Juned. Bang juned enggan menceritakan detail masalahnya disana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pernikahan Ketiga (TAMAT)
RomanceBukanlah hal yang diinginkan Ratih menikah hingga 3 kali. Dengan berbagai masalah yang dihadapinya disetiap pernikahan. Kesedihan demi kesedihan dialaminya dalam menjalani rumah tangga. Itulah realita hidup, tak selamanya berakhir bahagia. Tak sepat...