==========================
Biarlah luka kujalani sendiri, karena takkan ada yang mengerti mengapa aku bertahan dalam perih ini...
=========================Kuadukan semuanya pada Raja yang kini mulai dewasa cara berpikirnya. Aku lupa menceritakan, sejak SMA Raja tumbuh menjadi remaja yang tampan mewarisi hampir semua fisik yang tampak pada almarhum Bang Juned. Melihatnya selalu mengingatkanku pada Bang Juned. Beberapa sifat Ayah kandungnya pun diwarisi Raja, sabar dan mau mengalah. Raja pun bangga karena mirip Ayahnya, walaupun kasih sayang Ayah hanya sesaat diperolehnya.
"Nindy mau masuk TK nak..." adu ku pada Raja yang menelpon malam itu. 2 bulan sudah Raja pergi merantau, sejak itu pula Raja rutin menelponku, menceritakan suka dukanya diperantauan.
"O iya..Nindy sudah 5 tahun ya Bu..."
"Iya...masalahnya, Ayahmu tak mau peduli... Ibu nggak ada uang simpanan sama sekali Nak, hutang ibu pun sudah banyak..." Keluhku sedih, sebenarnya aku tak mau kesulitanku ini kuadukan pada Raja, tapi aku tak tahu lagi harus mengadu pada siapa. Dari cerita Raja dia cukup senang bekerja di toko karena majikannya menyediakan tempat tinggal dan motor untuk mengantar dan membeli barang.
"Nggak peduli gimana Bu?"
"Dia nggak mau mengeluarkan uang untuk uang masuk TK, beli baju,sepatu,buku dan tas, katanya nggak usah sekolah aja..."
"Ya ampun... Ayah Kemal kok gitu ya Bu??? Ibu sabar ya...gajian bulan ini akan Raja kirim uang untuk biaya masuk sekolah Nindy... bulan lalu Raja belum bisa kirim Ibu uang, uangnya sebagian dipakai untuk membeli baju..." ujar Raja pelan. Aku terisak mendengarnya, selama ini aku tak bisa membelikan Raja pakaian yang layak untuk remaja seusianya, kalau ada Kak Mia memberikan uang barulah Raja bisa membeli baju dan sepatu.
"Apa gajimu cukup untuk mengirimi Nindy uang??"
"Insha Allah cukup Bu, Raja kan bisa berhemat disini...uangnya disisakan untuk makan saja..." jawaban Raja membuatku terharu sekaligus lega....
"Alhamdulillah Nak, rajin-rajin bekerja disana ya...ingat tetap jujur, karena hanya kejujuran yang kita miliki Nak...." aku hanya bisa menasehati Raja dan mendoakan yang terbaik baginya.
"Iya Bu, jangan lupa buka rekening ya Bu, biar gampang mengirimi uangnya..."
"Minggu depan Ibu buka rekening Nak, Ibu kumpulkan uang dulu...100 ribu sudah bisa untuk buka rekening kan??" Tanyaku kawatir, takut uangku tak cukup untuk membuka rekening bank.
"Bisa Bu....nanti buka rekening bank N saja ya...dekat dari toko tempatku bekerja soalnya.." usul Raja.
"Iya Nak..."
"Ibu sabar saja...doakan Raja bisa sukses, nanti kalau uang Raja sudah banyak, Raja akan bawa Ibu dan Nindy ke kota, daripada harus di kampung dan menderita dengan Ayah...." hatiku bagai diguyur air dingin....Raja sudah punya keinginan membawaku dan meninggalkan Mas Kemal.
"Nggak usah dipikirkan itu Nak, bekerja saja yang rajin ya.."
Kami menyudahi pembicaraan, hatiku lega Raja sudah menunjukkan tanggung jawabnya, walaupun tak seberapa uang yang mungkin akan dikirimnya nanti, tapi aku bahagia dengan perhatian Raja.
💥💥💥
Raja menepati janjinya..mengirimiku uang setelah dia gajian, tak seberapa tapi cukup untuk menutupi biaya masuk sekolah Nindy, aku tak pernah membahas itu pada Mas Kemal lagi, dari pada hanya menambah sakit hati? Mas Kemal pun tak pernah menanyakan lagi, dia seakan tau aku bisa mengatasi masalah itu sendiri. Karena selama ini aku cukup pandai mengelola uang jatah dari dari Mas Kemal yang tidak seberapa, dan ku tambahi dengan menanam sayuran disekeliling pekarangan pondok lalu menjajakannya keliling kampung. Kalau itu tak kulakukan, dari mana aku bisa menyimpan uang dan membayar hutang.
![](https://img.wattpad.com/cover/188689161-288-kf28733.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Pernikahan Ketiga (TAMAT)
RomanceBukanlah hal yang diinginkan Ratih menikah hingga 3 kali. Dengan berbagai masalah yang dihadapinya disetiap pernikahan. Kesedihan demi kesedihan dialaminya dalam menjalani rumah tangga. Itulah realita hidup, tak selamanya berakhir bahagia. Tak sepat...