Menjalani hidup bersama Mas Kemal ibarat lepas dari mulut buaya masuk kemulut harimau, ya begitulah kira-kira. Derita hidup tak jua berakhir dari kisah perjalananku. Jika pepatah mengatakan berakit-rakit ke hulu berenang-renang ketepian, bersakit-sakit dahulu namun senang tak kunjung datang, itulah yang kurasakan. Sesal tak lagi kukumandangkan, apa gunanya?? Kukuatkan hati dan terus optimis menjalani hari-hari, jika belum sekarang mungkin nanti bahagia akan kuraih, demikianlah aku memantrai hati dikala pedih dan sesak datang.
"Urus tuh anakmu! Aku tak mau bertanggung jawab!" Kuterima amarah Mas kemal malam itu, suaranya tak keras tapi mampu menghantam hatiku. Raja membuat masalah lagi, tadi sore dia keluyuran meminjam motor temannya, dan setelah magrib aku dikabari Raja kecelakaan dan luka-luka, tidak parah tapi motornya rusak cukup parah. Seketika kepalaku pening mendengar kabar itu, air mataku luruh...dari mana akan kudapatkan uang untuk memperbaiki motor temannya yang rusak itu...
Raja pulang dan meringis kesakitan, kulihat dibeberapa bagian tangan, kaki dan wajahnya terluka dan berdarah. Bergegas kuambil air hangat membersihkan luka-lukanya yang untungnya tidak dalam. Kuabaikan kemarahan Mas Kemal pada Raja dan aku.
"Makanya anak jangan dimanjain, jadi ngelunjak kan sekarang! Sudah tau nggk mahir bawa motor, pake motor teman segala! Sekarang tanggung akibatnya!" Lanjut Mas Kemal yang masih belum puas memarahi Raja dan menyalahkanku.
"Sudahlah Mas, biar aku yang memikirkan biaya memperbaiki motor itu, tak perlu Mas ribut seperti ini!" Sergahku kesal. Sudah tak mau tanggung jawab, masih sibuk menyalahkanku.
"Itu tuh yang bikin anakmu makin ngelunjak, sudah jelas salah masih saja dibela!" Aku diam saja tak lagi menjawab amarah Mas Kemal, percuma, nanti akan panjang. Toh, tetap aku yang akan mati-matian mengumpulkan uang untuk menyelesaikan masalah yang ditimbulkan Raja.
Raja memang mulai membangkang akhir-akhir ini, dimasa pubernya Raja lebih suka keluyuran dengan teman-temannya sepulang sekolah. Raja tak banyak bicara, tertekan dari kecil membuatnya tak bisa mengekspresikan emosi yang dipendam. Kekesalannya karena selalu disalahkan Mas Kemal diperlihatkan dengan malas-malasan membantu Mas Kemal. Mas Kemal masih memberikan tanggung jawab mencari rumput sepulang sekolah untuk sapi-sapi yang dipeliharanya. Sayangnya jika sapi itu dijual, dan jatah pembagian untuk Mas kemal, tak pernah Mas Kemal memberikan sedikitpun pada Raja dan aku, dia menyimpan uangnya sendiri. Mungkin karena itulah Raja mulai membangkang. Kesal..dia sudah capek membantu Ayah sambungnya mengurus sapi, tapi tak pernah diberi sedikit jatah, minimal agar dia bisa jajan disekolah yang sangat jarang kuberikan.
Keesokan paginya aku bergegas kerumah Mbak Narti, memohon minta arisan yang kubayar 20rb tiap minggu itu agar aku yang menerimanya duluan untuk menanggulangi biaya perbaikan motor yang rusak itu. Syukurlah Mbak Narty mengerti dan memberikan uang merah 5 lembar ketanganku. Setidaknya aku lega, walaupun harus melunasi arisan itu beberapa bulan lagi setiap minggu.
Kulanjutkan meminta bantuan ke rumah Kakak Bang Juned, biasanya Kak Mia selalu membantuku jika berkaitan dengan Raja, walaupun Bang Juned sudah tiada dan aku sudah menikah lagi, keluarga Bang Juned tetap memperlakukanku dengan baik, begitupun pada Raja, Kak Mia tetap membantu jika Raja ada keperluan untuk sekolahnya. Kali ini aku hanya akan meminjam uang, aku malu jika harus meminta lagi.
Kuceritakan masalah yang ditimbulkan Raja, juga tanggapan Mas Kemal yang tidak mau ikut bertanggung jawab dengan masalah Raja. Ah..aku malu pada Kak Mia, beberapa tahun lalu saat baru setahun menikah dengan Mas Kemal, aku begitu membanggakan Mas Kemal yang baik pada Raja, dan Kak Mia terlihat senang dan lega mendengarnya. Dan sekarang aku harus membuka cerita kelam hidupku bersama Mas Kemal yang selama ini kupendam sendiri. Aku menangis mencurahkan beban dihatiku pada Kak Mia yang sudah kuanggap seperti Kakakku sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pernikahan Ketiga (TAMAT)
RomanceBukanlah hal yang diinginkan Ratih menikah hingga 3 kali. Dengan berbagai masalah yang dihadapinya disetiap pernikahan. Kesedihan demi kesedihan dialaminya dalam menjalani rumah tangga. Itulah realita hidup, tak selamanya berakhir bahagia. Tak sepat...