8. Seoul

25 3 0
                                    

Musim dingin di kota Seoul, menyambut kepulangan gadis itu. Menusuk setiap bagian tubuhnya. Dan serasa ada di surga, dia tidak merasa lelah sedikitpun. Bebannya disapu bersih oleh wajah indah Jimin.

Seminggu sudah konser itu berlalu, dan itu berarti sudah satu minggu juga dia bertemu Jimin. Rasanya baru kemarin, wajah mereka bertemu. Rasa rindu mulai muncul dalam benaknya. Dia mulai merindukan Jimin.

Suara lembutnya, keramahannya, dan setiap inci dari wajah rupawan Jimin selalu dia ingat. Dia bertemu langsung dengan idolanya. Park Jimin berbincang dengannya sesingkat itu.

Wajah gadis itu tidak berhenti menampakkan senyumnya yang khas, dia terus saja memikirkan Jimin. Kata-kata yang terlontar dari bibir seksi Jimin, selalu dia ingat. Apalagi, saat ketiga kata itu diucapnya "Sampai jumpa lagi." Berharap dia akan bertemu lagi dengan Jimin, dan bukan sekedar hanya berbincang lagi, melainkan lebih dari itu.

Dering telepon memecah lamunannya terhadap Jimin.

"Halo dokter Han, ada yang bisa saya bantu?"

"Halo dokter Minri, bisakah kau datang ke rumah sakit sekarang, ada yang ingin saya bicarakan."

"Bisa dok. Saya akan segera ke sana."

"Baiklah, saya tunggu di ruangan saya."

"Baik dok, sampai jumpa."

"Hmm, sampai jumpa."

Waktunya begitu padat, tanpa memberinya sedikit waktu untuk istirahat pun, dokter Han sudah memanggilnya. Entah apalagi yang ingin dia katakan.

*****

Kurang lebih memakan waktu setengah jam dia di perjalanan menuju rumah sakit. Setibanya di sana, dia bergegas menuju ruangan dengan pintu bertuliskan nama dr. Han So Yoon. Itu adalah nama dokter yang selalu menjadi panutannya selama dia bertugas di rumah sakit itu. Kebaikan dan keramahannya pada setiap orang, sangat dikagumi dokter muda ini.

Tak menunggu waktu lama, pintu itu terus dibukanya. Menampakkan seorang wanita yang sudah berumur, namun tetap awet muda dan masih tetap cantik.

"Selamat siang dokter Han"

"Selamat siang. Oh, kau sudah datang, silahkan duduk." Minri memgangguk seraya mendudukkan dirinya berhadapan dengan wanita paruh baya itu.

Dokter Han menempatkan tangannya di atas meja. "Minggu lalu kau dan timmu menjadi sukarelawan di sebuah konser bukan?"

"Iya dok, memangnya kenapa?" Keningnya mengerut.

"Eh, begini salah satu dari timmu mengatakan bahwa kau yang memeriksa seorang member, yang namanya Park Ji-ji---," Dokter Han mulai memikirkan nama seseorang yang ingin dikatakannya.

Namun, Minri segera menyela, "Jimin, namanya Park Jimin dok."

"Oh iya, benar Park Jimin. Bukannya dia adalah idolamu?" Minri pernah mengatakan padanya, bahwa dia sangat mengidolakan Jimin, dan dia masih mengigatnya. Pikirannya begitu jernih.

Minri mengangguk. Mengiyakan penuturan wanita yang ada di hadapannya. "I-iya dok, ternyata kau masih mengingatnya. Itu adalah pertama kalinya aku bertemu Jimin setelah mengidolakannya selama ini. Waktu itu juga rasanya aku ingin terbang, aku dipertemukan Tuhan dengan Jimin. Dan kami sempat berbincang walau hanya dalam waktu yang singkat." Katanya dengan nada yang mulai merendah.

"Tentu saja, aku ini sangat pandai mengingat semuanya, dan kau tahu itu." Tawa mereka berdua pecah saat perkataan itu keluar dari mulutnya.

"Memangnya ada apa dengan itu dok?" Tanya Minri kelewat penasaran.

"Kudengar dari mereka, bahwa Jimin katanya jatuh sakit, dan dia ingin kau yang merawatnya. Dia dirawat dirumah sakit ini diruangan nomor sembilan, lantai dua. Dan kau bisa bertemu lagi dengannya sekarang." Dari raut wajah serta nada bicaranya, dokter Han terlihat sangat menyesali apa yang baru saja diucapkannya. Tidak tega mengatakan ini kepada Minri.

Minri mengerutkan kening, "Kau tidak bercanda kan dokter Han?" Hampir tidak percaya dengan penuturannya itu.

"Tidak Minri sayang, ini permintaan idolamu, Park Jimin." Ujarnya sambil mencubit pelan pipiku.

Minri memancarkan senyumannya. "Baik dok, terima kasih atas pemberitahuanmu, saya permisi dulu." Kata dokter muda itu, sembari meninggalkan ruangannya dengan senyuman kelewat lebar.

Dan senyuman dokter Han, menjadi penutup perbincangan keduanya siang itu.











-bersambung-

Thank you for reading and voment
Seeyuuu🥰

Selamat tahun baru 2020 semuanyaaa🎉🎉 semoga tahun ini akan menjadi tahun yang membahagiakan untuk kita semuaa🥰 Godblessyuuu❤

Dreams Come TrueTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang