9. Hospital

27 2 0
                                    

Minri POV
.

.

.


Tuhan memang begitu baik, tanpa memikirkan seberapa banyak dosa yang kuperbuat, dia langsung mengabulkan doaku hari itu juga. Aku akan dipertemukan lagi dengan Jimin, bahkan disuruh untuk merawatnya.

Awalnya, aku sempat khawatir Jimin jatuh sakit, padahal waktu itu aku sudah memberinya vitamin dan entah kenapa dia bisa jatuh sakit seperti ini.

Tanpa butuh waktu lama, aku segera bergegas ke kamar yang dibilang dokter Han, kamar Jimin.

Hanya butuh waktu sepuluh menit untuk sampai dia kamar itu. Aku segera membuka pintunya, dan yang kulihat Jimin sudah terbaring lemah, tidak berdaya diranjangnya.

Hatiku sangat terpukul begitu melihat Jimin tidak berdaya seperti itu, entah sakit apa yang dideritanya.
Aku segera duduk dibangku di sebelah ranjang Jimin. Memegang erat tangannya yang begitu dingin.

"Jimin?" Aku langsung memanggilnya dengan suaraku yang begitu terpukul.

"Do-dokter Minri, kau dokter Minri kan?"

"Iya Jim, aku di sini. Dan kau, kenapa kau jatuh sakit, kau kenapa Jim?"

"Aku baik-baik saja dok, aku hanya butuh kau ada di sini." Tipunya bahwa dia baik-baik saja. Sudah jelas dia terbaring lemah di sana.

"Tidak Jim, kau tidak baik-baik saja, kau kenapa, kau sakit apa Jim?" Suaraku mulai sendu, aku mulai menitihkan air mata.

"Baiklah. Akan kujelaskan saat aku pulih nanti. Aku janji. Dan kau jangan menangis. Jangan menangis lagi dokter Minri, senyummu itu menguatkanku, jadi kumohon tersenyumlah untukku dokter." Perkataan Jimin seolah-olah kami sudah sangat dekat, seperti sudah kenal lama.

Saat itu juga senyumku sudah mulai menampakan dirinya, menunjukkan seolah-olah aku bahagia dengan perkataannya. Tapi, memang aku sangat bahagia meski dalam tangisanku.

Dan yang membuatku bingung, mengapa Jimin ingin aku yang merawatnya, mengapa dia ingin aku ada di sana dengannya. Dia baru mengenalku dalam waktu satu minggu, itupun adalah kali pertama kami bertemu.

Entahlah, yang pasti sekarang aku bisa ada didekat Jimin lagi, dan itu membuatku sangat bahagia kelewat batas.

Dan sekarang, bahagiaku menyatu dengan kesedihanku karenanya.

          Aku...menyayanginya.











-bersambung-

Thank you for reading and voment
Seeyuuu🥰

Dreams Come TrueTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang