Diri ini teramat sukar meluluh hingga lugu terhadap apa yang dikatakan orang sebagai asmara
Namun, sesuatu datang bagai angin yang menyeruak mengempas dedaunan, hingga ia luruh dalam pangkuan sang tanah
Tak tahu menahu bagaimana dan mengapa
Itu hanya mengalir, dan diri ini menikmatinyaRalat, teramat menikmati hingga terbuai oleh masa yang tertanam
Bagai kendaraan yang terus memacu kecepatan sampai lupa apa fungsi rem diciptakan
Ketika kelingking ini terpaut dan bibir berucap menetap, nyatanya hanya bualan belaka
Apa sejatinya setiap janji diciptakan untuk dilanggar?Tegal, 4 Juli 2019
Leni Septiani
KAMU SEDANG MEMBACA
Untitled
PoetryKepada yang mencinta dan kepada yang dicinta. Kepada pengagum fajar dan kepada sang pemuja senja. Selamat bernapas.