E. Act Like Nothing Happened

1.3K 143 19
                                    

"Kenapa bisa terluka?"

"Ada apa dengamu? Pulanglah..." ucap Kiyong memasang sikap bodo amat dan mulai mengganti siaran televisi didepannya.

"Kenapa bisa terluka?!" Suara Sehun meninggi.

"Apa perdulimu?!" Teriak Kiyong tak kalah kuat kemudian kembali menatap layar tv. "Aku menolomg nona Kim. Puas?" Kiyong masih setia menatap televisi didepannya.

"Kenapa kau menolongnya sampai terluka?!"

"AKU HANYA MENOLONGNYA TANPA BERPIKIR AKAN SEPERTI INI!"

"Kenapa tidak kau beritahu?"

"Mwo?" Tanya Kiyong  sejenak menatap wajah Sehun yang duduk disamping ranjang pasien tempat Kiyong.

"Hemofilia... kenapa tidak beritahu aku!"

"KALAU KUBERITAHU KAU AKAN MENEMPATKANKU DIPOSISI YANG MUDAH! Kau tak akan membiarkanku melakukan misi besar..." air mata Kiyong menetes. "Kalau kuberitahu kau akan mengasihaniku dan menyuruhku untuk tak melanjutkan misi."

"Apa karena itu kau keluar tanpa memberitahuku?"

"Aiiish ceongmal." Ucap Kiyong menunduk kemudian menghela nafas sejenak sambil menatap langit-langit. Ia kemudian memberanikan diri menatap Sehun. "Eoh, benar... karena itu, jangan mengalah untukku. Aku tidak selamah yang kau pikir."

Sehun terdiam, kemudian beranjak dari duduknya dan memeluk Kiyong sambil menepuk bagian belakang kepala namja itu. "Kau sudah seperti sudara kandung bagiku."

"Hyung..." Kiyong mulai berucap. "Jangan anggap aku saudara mulai sekarang. Aku tidak bisa menjamin kalau kita akan baik-baik saja ketika mencintai wanita yang sama. Aku sudah kehilangan cita-citaku, aku tidak ingin kehilangan hal berarti kedua kalinya."

Sehun tersenyum simpul dengan air mata mengalir dipipinya. Ia sudah menganggap Kiyong sebagai adiknya, bisakah menganggapnya musuh sekarang?

"Lakukanlah sesukamu, waktu akan menentukan."

.
.
.

Dua hari kemudian...

"Anyeonghasimika!" Kiyong masuk ruangan tim desain dan langsung berteriak menyapa.

"Yahk! Jang Kiyong!" Teriak tuan Han memeluk erat Kiyong. "Aku merindukanmu."  Tatapan keduanya bertemu dan Kiyong hanya terdiam tanpa ekspresi. "Ahk! Lupakan." Teriak tuan Han melepaskan Kiyong.

"Aigoo cham... aku hanya bercanda tuan Han." Ucap Kiyong memeluk kembali tuan Han dengan imutnya.

"Aigoo ceongmal." Gumam So Eun ketus melihat kejadian itu dari meja kerjanya.

"Cham!" Ketus tuan Han. "Nona Kim bersikap dingin didepanmu. Kau tau apa yang ia katakan dua hari belakangan karena kau tidak masuk? Dia bilang 'kantor ini terasa sepi, kapan Kiyong kembali bekerja?' Kau memang bermuka tebal nona Kim." Ucap Tuan Han menirukan gaya bicara So Eun.

"Aku melakukannya karena aku khawatir!" Teriak So Eun kerah tuan Han dan dibalas tuan Han dengan tersenyum licik, seakan mengintimidasi So Eun.

.
.
.

Lima orang pengantar makanan memasuki ruang tim desain. "Pesanan tim desain tiba!" Teriak salah seorangnya dan meletakkan tiap makanan diatas meja masing-masing kariawan.

"M-mwo-mwoiya? Siapa yang pesan makanan?" Tanya tuan Han sembari terlihat kebibgungan.

"Makanannya sudah dibayar, kami hanya diminta untuk mengantar."

Tuan Han terdiam sejenak, ia tidak habis pikir. Orang mana yang mau menghabiskan uang untuk membiayai makan siang mewah. Sementara So Eun menatap makanan didepannya yang baru saja diletakkan seorang pengantar makanan yang mengenakan helm. Kala tangan namja pengantar makanan berada disamping telinga So Eun, So Eun mendengar namja itu bicara.

Other Side of Mr.OhTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang