Sehun memeluk tubuh wanita yang sudah tak sadarkan diri itu setelah baru saja sesaat lalu sifat pemabuknya dalam keadaan aktif. Handuk basah ditangan kanan Sehun kemudian mulai menggores pelan permukaan leher So Eun.
Tok tok
"Masuk." Ucap Sehun masih fokus pada leher wanita dipelukannya ini.
Nami yang memasuki kamar bersama Krystal terlihat membelalakkan mata dengan situasi canggung yang ia lihat.
"Tolong gantikan bajunya, basuh juga tubuhnya."
Krystal segera mengambil alih tubuh So Eun kemudian membiarkan Sehun untuk berdiri dan menyeka muntahan So Eun yang menyelimuti dada bidangnya.
"Nami?"
"Ne?!" Spontan nami menjawab. Seketika semua prasangka buruknya menghilang, ia mulai ragu akan hubungan Sehun dengan So Eun.
"Tolong belikan obat pereda pengar. Dia akan membutuhkannya besok."
Sehun melalui Nami begitu saja, seakan memang tidak ada perlakuan khusus atasannya itu pada So Eun. Hanya sebatas atasan yang menjaga kariawannya.
"Mungkinkah nona Kim hanya mencintai sebelah pihak?" Nami bergumam.
Sehun yang baru saja keluar dari kamar So Eun dan menuruni tangga tepat menghentikan langkahnya kala tubuhnya bertemu Kiyong. Dilirik Sehun Kiyong kemudian mendapati bahwa namja itu menggenggam minuman pereda pengar. Diperhatikannya kembali wajah Kiyong kemudian mendapati keringat yang melintasi pelipisnya.
"Untuk dia?" Ucap Sehun tersenyum ramah. Ia tahu bahwa divila tidak ada minuman pereda pengar, dan toko terdekat berjarak 500m dari vila. Sudah menjadi hal mudah baginya menganalisa tiap keadaan. Yap, ia tahu bahwa Kiyong berlari hanya untuk sebotol minuman pereda pengar itu.
"Ani." Balas Kiyong ketus. Ucapan itu dibalas Sehun dengan mengangguk mengerti kemudian melangkah melintasi tubuh Kiyong.
"Sudah kukatakan jangan melemah untukku." Ucapan itu menghentikan langkah Sehun. "Aku tidak akan menyerah untuk ini."
Sehun menarik bahu Kiyong hingga tubuh namja itu menghadapnya dan memberi pukulan keras dipipi kanan Kiyong hingga namja itu tersungkur. Kiyong kemudian kembali berdiri dan menyeka kasar darah disudut bibirnya dengan ibu jarinya.
Nami yang saat itu sudah memandang keduanya sedari tadi, hanya dapat menutup rapat mulutnya dengan kedua telapak tangannya.
"Itu untuk bibirnya. Jangan coba menyentuhnya apalagi dihadapanku." Sehun menarik lengan kemejanya keatas dan melepas kancing teratas kemejanya. Kemudian memberi Kiyong tatapan tergelap yang pertama kali ia berikan pada Kiyong. "Aku tidak pernah melemah untukmu. Aku mencoba profesional dalam tugasku."
.
.
."Ini aneh."
"Apanya?" Ucap Gangyu kala keduanya menyiapkan meja untuk sarapan diluar ruangan.
"Aku melihat tuan Oh memukul Kiyong tapi sepertinya bukan hanya nona Kim alasannya. Dan tuan Oh tidak memberi perlakuan khusus apapun pada nona Kim. Seakan-akan hanya hubungan tanggung jawab atasan menjaga kariawannya."
"Jadi ciuman itu?" Gangyu berhenti menata meja kemudian menarik bangku disamping Nami untuk ia duduki.
"Ini aneh, tapi apa mungkin ini cinta sepihak?"
"Tuan Oh membalas ciuman itu, tidak mungkin cinta sepihak, bukan?" Sambung tuan Han yang sudah sejak kapan berdiri dibelakang keduanya.
So Eun keluar dari vila kemudian melangkah menuju meja dan mendaratkan pipi kanannya diaas meja dengan mata sayunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Other Side of Mr.Oh
FanfictionWhen Intel falls in love? Kim So Eun (26), tidak dapat berkutik ketika ia tahu bahwa gelar CEO diperusahaan tempat ia bekerja disematkan pada calon suaminya Oh Sehun (28), yang kemarin masih ia yakini berprofesi sebagai seorang pilot disalah satu...