Prolog

3.4K 216 25
                                    

Ting!

Suara surel masuk menhentikan tiap kariawan dari aktivitas mereka. Keriuhan yang ada akibat kepadatan jadwal seketika menghilang. Hening merambat dengan cepat keseluruh sisi gedung. So Eun yang kala itu tengah membawa segudang dokumen ditangannya, segera menggerogoh kantung blazernya untuk meraih benda persegi dari dalam sana.

Layar ponselnya penuh pemberitahuan, bukannya tanpa sebab

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Layar ponselnya penuh pemberitahuan, bukannya tanpa sebab. Semua kericuhan ini terjadi karena presdir baru akan mulai bekerja hari ini.

"Hah..." So Eun mendesah lelah. Belum juga ia sempat meletakkan berkas itu dimeja ketua tim pemasaran, kini ia harus membawa berkas itu kelobby sekedar menyambut sang presdir.

So Eun tiba dilobby dan sedikit menabrak Kang Nami kala menghentikan langkahnya. Kang Nami kemudian menatap So Eun kemudian berbisik ditelinga yeoja itu. "Mengapa anda telat? Lihat tatapan ketua Tim." Ucap Kang Nami menunjuk ketua tim desain dibarisan para ketua tim diseberang mereka. Tatapan tuan Han begitu tajam, menatap So Eun seakan tidak akan membiarkan wanita itu untuk membuka matanya esok pagi. Benar-benar ketus.

So Eun melihat rombongan mobil telah menepi dipintu utama. Pintu mobil itu kemudian dibuka lebar, seorang namja tampak keluar dari sana. Namja itu melangkah mendekat menuju pintu kaca. So Eun hanya dapat terdiam tak bergeming kala pria yang ditatapnya ini adalah pria yang familiar. Presdir yang ia sambut, adalah calon suaminya. Oh Sehun.

Pria itu melangkah tegas melewati pintu utama beserta para rombongannya yang ikut mengekor dari belakang. Kala tiap kariawan memberi salam dengan membungkuk sembilan puluh derajat. So Eun masih tetap berdiri. Bukan karena ia tidak mau, ia masih tidak habis pikir tentang apa yang dilihatnya. Bahkan matanya menolak untuk berkedip, lalu bagaimana bisa ia membungkuk sekarang?

Sehun terdiam kala pandangannya bertemu dengan So Eun. Tatapan keduanya bertemu cukup lama. Keduanya mematung menatap kesatu samalain. Baru saja semalam, So Eun melihat namjanya itu terbaring diranjang rumah sakit dengan bekas jahit diperutnya, kini namja itu muncul dihadapannya dengan keadaan yang tidak pernah terpikir oleh So Eun.

Kang Nami yang menyadari atasannya tidak membungkuk segera menarik kerah mantel So Eun kebawah dan seketika membuat So Eun menunduk. Dokumen digenggaman So Eun jatuh berantakan dilantai kala Nami menariknya. Mengetahui keributan yang diciptakan bawahannya. Kepala tim desain tuan Han, segera melangkah menuju Sehun dan menjabat tangan namja itu.

"Mari saya antar berkeliling." Ucap tuan Han diikuti langkah Sehun untuk segera menaiki lift dan meninggalkan lobby.

Ketika kerumunan kariawan telah bubar, So Eun berjongkok untuk mengutip tiap dokumen yang berserakan dilantai. Kang Nami ikut membantu So Eun. "Nona Kim? Apa yang tadi anda lakukan?" Tanya Nami penuh kebingungan. Belum sempat terjawab, sebuah pesan masuk ke ponselnya dan dengan ekspresi terburu-buru ia memberikan dokumen yang telah ia rapikan ketangan So Eun. "Nona Kim, maafkan aku. Aku tidak bisa membantumu merapikan semua ini. Aku dipanggil nona Nam. Saranghaeyo nona Kim... kita bicara lagi nanti."

Other Side of Mr.OhTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang