I. Please Say Something, Even Though it is A Lie

1.1K 142 16
                                    

Sehun sesekali melirik kearah vila, mencari-cari So Eun dibalik dinding kaca yang tak jauh darinya itu. Sesekali Sehun tersenyum lebar, membalas aduan gelas yang bertabrakan pelan satu sama lain, memberi suara pada suasana. Namun tetap saja matanya tidak henti melirik kearah vila sesekali.

"Apa yang anda lakukan disini tuan Oh?" Pertanyaan tuan Han berhasil mengambil alih tatapan Sehun yang sebelumnya masih melirik villa yang tak jauh dari tempat mereka duduk.

"Ah, itu... karena ini pembukaan cabang baru, tentu saya harus turut melihat kinerja departement desain serta kondisi lapangan cabang baru kita. Bukankah, itu juga tanggung jawabku?"

"Wuah, benar tuan. Anda cukup bijak." Tuan Han tersenyum sembari mengangguk pelan. Mengagumi ucapan kebohongan dari atasannya itu. Bukannya tanpa sebab, namun tuan Han masih percaya bahwa nona Kim dan tuan Oh memiliki hubungan terlarang.

Sehun memasuki vila sesudah sebelumnya ijin untuk pergi ketoilet. Dilihatnya sekeliling vila, hingga langkahnya terhenti didapur. Dilihatnya yeoja yang dicarinya itu juga menatapnya dan berhenti mencuci buah apel digenggamannya.

So Eun POV.

Kuperhatikan pria tegap itu berdiri tak jauh disebrangku dengan berusaha tersenyum canggung. Aku menghela nafas sepelan yang kubisa, kemudian mulai mencuci kembali apel yang ada digenggamanku.

"Neo guenchana?"

Pertanyaan yang terlontar itu, membekukan tubuhku juga pikiranku. Bagaimana bisa? Ia menanyakan hal itu disaat sudah amat jelas baginya bahwa tentunya aku tidak baik-baik saja? Bagaimana mungkin ia menjadi pria yang amat aku benci hanya dengan hitungan detik? Bagaimana bisa aku tetap merindukan pria tidak peka atau bahkan pura-pura tidak peka ini?

"Sehun-a..." aku mendongah, meyakinkan diri untuk tidak menangis kala menatap jauh kedalam matanya. "...bagaimana denganmu? Neo guenchana?" Aku mulai sibuk kembali dengan buah-buahan yang harus kubersihkan.

"Naneun guenchana."

Jawabannya kali ini membuatku terluka sekaligus kecewa. Bagaimana bisa ia baik-baik saja setelah tiga hari menghilang tanpa kabar?

"Benarkah? Kalau begitu, bagus untukmu." Kali ini aku bahkan tak sanggup menatap matanya lagi.

"Kau pikir aku akan benar-benar mengatakan itu?" Lagi dan lagi, ucapnnya berhasil membuatku mematung dan menatap jauh kedalam matanya. Namun kali ini air mata yang sedari tadi tertahan, terlanjur jatuh membasahi pipiku. "Aku tidak baik-baik saja, namun akan kukatakan aku baik-baik saja jika itu yang ingin kau dengar."

So Eun POV End.

Sehun melangkah mendekat kemudian dengan sigap menangkup wajah So Eun dan melumat bibir yeoja itu dengan amat posesif. Ibu jari namja itu bahkan tak lupa menyapu tangis dipipi yeojanya.

"Nona Kim?" Suara Gangyu menjadikan suasana membeku. Ditarik Sehun tangan So Eun kesebuah ruangan yang tak jauh dari dapur. Ruangan itu berisi banyak perabot dengan kain putih menyelimuti tiap perabotnya. Udara didalam sana seperti diisi debu. Yap, sudah pasti ruangan itu adalah gudang. Ditarik Sehun kain putih yang menyelimuti sebuah lemari, kemudian mengangkat kain itu keatas kepala keduanya hingga menutupi tubuh mereka. Dilingkarkan Sehun lengan kanannya dipunggung So Eun kemudian mendorong tubuh yeoja itu kesisi ruangan. So Eun hanya dapat terdiam menahan nafasnya dengan kedua  tangannya bertautan didepan dadanya menjadi pembatas antara tubuhnya dan Sehun. Sehun meletakkan jari telunjuk tangan kirinya didepan bibirnya, memberi isyarat agar So Eun tidak menimbulkan suara apapun.

 Sehun meletakkan jari telunjuk tangan kirinya didepan bibirnya, memberi isyarat agar So Eun tidak menimbulkan suara apapun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Other Side of Mr.OhTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang