F. Though it hurts, It's Love. Im Happy

1.3K 136 12
                                    

"Yahk! Lepaskan..." So Eun berbalik sembari memukul lengan atas Sehun, meminta namja itu melepasnya. "Kita harus bersiap sebelum para kariawan datang hwajangnim. Kita berada dalam hubungan profesional, ingat?" Sehun mengecilkan lingkar lengannya dipinggang So Eun, menepis jarak yang ada diantara wajah keduanya. Dengan hidung yang bersentuhan, Sehun menggeleng, menghantam lembut hidung So Eun dengan hidupngnya. "Mau kesofa lagi?" Goda Sehun mencium leher So Eun dengan sedikit menunduk.

"Oh Sehun!" Mendengar namanya diteriakkan dengan ketus, Sehun menegakkan posisi tubuhnya, matanya menatap So Eun sambil tersenyum. "Kubilang kita harus bersiap, sebentar lagi jam kerja." Sehun kemudian mengangguk-angguk dan perlahan melepas rangkulannya dipinggul So Eun. "Arraseo, kka!" (Baiklah, pergi!) Sehun memasang ekspresi kesal dengan tangan menyilang dibawah dadanya. So Eun kemudian menatapi Sehun yang tidak menoleh lagi kearahnya. Namja itu hanya terdiam tanpa sehelai benangpun menyelimuti tubuh atasnya. Kejadian kemarin malam mulai menggerogoti pikiran So Eun kemudian mengundang senyum lebar dibibir yeoja itu. So Eun kemudian menarik lengan terlipat Sehun dan sedikit berjinjit untuk meraih bibir namjanya. So Eun menutup wajahnya kala ia berbalik dan berlari segera kekamar mandi.

"Cih..." suara decak itu keluar dari sudut bibir Sehun yang kala itu tersenyum. Ia kemudian memakai kemejanya dan berencana keluar untuk membeli baju untuk So Eun. Sebelum sempat ia mengancing kancing kemejanya, ponselnya berdering. Sebuah nama terpampang dilayar.

"Anyeonghasseo..." ucap Sehun dengan sopan.

"Eoh, nak Oh. So Eun tidak pulang kemarin malam, apakah kau tau dia dimana?"

"Ye? Ahk, Ne. Kemarin malam departementnya lembur, sepertinya dia tidur dikantor abeoji."

"Sehun-na! Dimana handuknya!" Teriakan So Eun dari kamar mandi mengisi seisi ruangan. Mata Sehun terpejam amat rapat, bibirnya ia katup sama rapatnya.

"A-ab-abeoji..." ucap Sehun kaku.

"Aaaahk...arasseoyo arasseoyo. Nikmati pagi kalian." Appa So Eun kemudian menutup panggilan setelah tertawa kecil diakhir.

"Nugu?" Kepala So Eun menyembul dari pintu kamar mandi. Sementara Sehun masih mematung tidak habis pikir menatap So Eun. "Abeoji..." Jawaban Sehun berhasil membesarkan bola mata So Eun seketika. Sehun kemudian mengancing kemejanya kemudian mengambil handuk didalam nakas disamping pintu kamar mandi kemudian memberikannya pada So Eun. "Suaramu mengisi ruangan." Gumam Sehun sambil tersenyum. "Mian." So Eun menyengir kemudian menutup pintu kamar mandi.

"Aku akan keluar membeli baju, sementara pakai saja kemejaku yang ada diruang ganti."

.
.
.

"Bukankah itu presdir Oh?" Gangyu menunjuk keluar jendela cafe. Mata tuan Han mengikuti arah jari Gangyu dan segera menyemburkan keluar kopi didalam mulutnya. "Aiiish! Tuan Han!" Ketus Gangyu menyeka cepat bulir kopi yang mendarat dikemejanya.

Tuan Han kemudian menutup mata Ganyu dengan segera. Gangyu berulang kali bergumam ketus, tidak mengerti apa yang sedang tuan Han lakukan. "Tuan Han? Wae geurraesso?" Teriak Gangyu untuk kesekian kalinya dan barulah tuan Han melepas tangannya dari kedua mata Gangyu. "Ani, aku hanya menghapus bulir kopi diwajahmu." Tuan Han mengusap dadanya, merasa lega kala melihat tuan Oh sudah menghilang dibalik pintu kantor. Tuan Han sengaja menutup mata Gangyu karena ia melihat Sehun membawa kantung belanjaan bermerek baju dalam wanita juga kantung belanjaan lain, dan ia tidak ingin Gangyu simulut bebek mulai menyebar gosip.

"Tuan Han? Kenapa kita berdiri di halte? Kita harus kekantor sekarang."

"Aniya Gangyu-a... kita harus masuk kantor tepat jam delapan. Ini masih jam tujuh."

Other Side of Mr.OhTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang