Nyalakan mulmed diatas untuk pengalaman membaca yang menarik.
Ponsel Sehun bergetar, Bobby melihat layar ponsel kemudian mulai memberitahu Sehun. "Hyung, nona Kim." Ucap Bobby sambil memberikan benda persegi itu ke Sehun.
Sehun menatap ponsel itu cukup lama. Ia lupa bahwa hari ini ia akan menghadiri acara reuni angkatan So Eun. Dengan berat hati, Sehun mematikan ponselnya. "Bagimana? Sudah ada kontrainer yang tiba?" Tanya Sehun pada Bobby yang cukup cekatan memandangi monitor. "Belum ada kontrainer yang mencurigakan."
"Bagaimana kalu ini hanya pengalihan?" Sehun menatap Krystal kala kalimat itu Krystal utarakan.
"Kontrainer atas nama perusahaan memang tiba dari barat daya, tapi bukankah seorang penjahat akan memilih tempat lain sebagai jalur mereka. Maksudku... bukankah ia akan menghindari jalur yang sudah pasti akan diselidiki?
"Kalau begitu, kalian awasi disini, aku akan berkeliling pelabuhan." Ucap Sehun segera keluar dari Van.
.
.
.So Eun tak kunjung memasuki restaurant tempat reuni diadakan. Ia masih mondar mandir didepan restaurant sambil terus berusaha menghubungi Sehun. Namun kali ini, ponsel namja itu tidak aktif, dan satu-satunya pilihan yang dipunya So Eun adalah menunggunya.
"Kim So Eun? Kenapa tidak masuk?" Ucap salah seorang temannya. Mendengar itu So Eun akhirnya memilih masuk setelah hampir sejam menyapa hawa dingin diluar.
"So Eun-na... apa kau masih bersama sunbae?" Ucap salah seorang teman wanita So Eun.
"Tentu mereka masih bersama, aku melihat mereka beberapa waktu yang lalu. Mereka sangat serasi." Timpal salah seorang teman prianya.
"Wuah... aku iri. Katakan padaku kalau kalian putus. Sunbae benar-benar tipeku." Ucap teman wanitanya yang lain menimpali dengan candaan.
"Aigoo, cham... kau bukan tipe Sunbae." Timpal teman pria So Eun sambil tertawa. "Lalu dimana sunbae? Kau tak mengajaknya?"
"Aniya, dia bekerja." Ucapan So Eun dibalas anggukan setiap orang dimeja itu.
"Dimana dia bekerja?" Ucap teman pria So Eun.
"Dia mengambil sekolah pilot setelah lulus. Untungnya dia dapat sertifikat penerbangan dengan cepat. Jadi dia sekarang seorang pilot."
"Wuah, dia mengambil kelas sejarah dan management waktu diuniversitas, dia juga asisten dosen dikelas olahraga. Kau beruntung. Dia punya banyak keahlian." Puji teman pria So Eun dan dibalasnya dengan tersenyum simpul.
Satu demi satu teman So Eun mulai meninggalkan restaurant. Hari semakin larut. Jam dilayar ponsel So Eun yang sebelumnya menunjukkan pukul lima sore kini menunjukkan pukul delapan malam. So Eun masih menyesap bir dimeja lebar tempat ia duduk sendiri bersama sejuta kekacauan yang ditinggalkan teman-temannya. Sesekali ia memutar-mutar gelas bir sambil memeriksa ponselnya.
.
.
."Kita sudah selesaikan? Akan kubayar bil-nya." Kiyong bangkit dari duduknya sebelum akhirnya langkahnya menuju pintu keluar terhenti karena ucapan sang kakek.
"Hiduplah dengan baik. Hanya itu yang kuinginkan darimu." Ucap sang Kakek setelah dua jam lamanya keduanya hanya duduk dan menyantap makanan didepan mereka. Kiyong kemudian melirik sang kakek dari atas bahunya lalu memutuskan untuk melangkah keluar.
"Seonim, kemana tujuan selanjutnya." Ucap salah seorang pria bermantel hitam yang mengekor Kiyong setelah keluar dari ruang private yang disediakan restaurant. Kiyong terlihat menghembuskan nafas berat sebelun akhirnya berhenti melangkah kala kakinya menapak ditangga terakhir. "Pulanglah..." perintahnya pada namja bermantel hitam itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Other Side of Mr.Oh
FanficWhen Intel falls in love? Kim So Eun (26), tidak dapat berkutik ketika ia tahu bahwa gelar CEO diperusahaan tempat ia bekerja disematkan pada calon suaminya Oh Sehun (28), yang kemarin masih ia yakini berprofesi sebagai seorang pilot disalah satu...