***
Jisoo masih menunduk tanpa menjawab pertanyaan nenek Moora yang terus menatapnya. Menatap dan menunggu sebuah jawaban dari bibir mungil Jisoo yang masih merapat menahan sebuah isak tangis yang terlihat menyesakkan dada.
Dari ujung kepala sampai ujung kaki, nenek Moora tak bisa berpaling dari memperhatikan Jisoo. Gadis muda dihadapan nya itu masih melakukan hal yang sama.
Masih dengan kepalanya yang menunduk juga menahan isak tangis diikuti bulir airmata yang tiada henti menetes membasahi pipinya. Ditambah bibir berbentuk hati dengan warna merah jambu sempurna itu juga tetap setia rapat begitu kuat, terlihat memaksa menahan agar isak tangisnya tak sampai berseru terdengar di ruangan.
Sedih, khawatir dan iba yang sangat dalam bisa nenek Moora rasakan saat ini. Betapa sesak didalam dada ketika berusaha menahan suara tangisan agar tidak keluar, belum lagi sebuah beban yang tak bisa ia ceritakan. Itu pasti amat sangat menyiksa.
Nenek Moora menarik napas sejenak sebelum akhirnya bertanya kembali pada Jisoo yang kini terlihat gemetar seraya tangan lentiknya yang terus menarik-narik dress pendeknya kebawah karena tidak nyaman.
Tetapi belum sempat bibirnya menganga, tiba-tiba pintu ruangan terbuka. Seorang lelaki tinggi dan tampan membawa buket bunga menatap Moora penuh sayang sambil tersenyum.
"Aigo... cucuku panjang umur sekali, cepat kemarilah" ucap nenek Moora terlihat senang seraya mengangkat dan melebarkan kedua tangannya seolah menyuruh sang cucu yang baru datang itu memeluknya.
Lelaki berstatus cucu nenek Moora yang belum diperkenalkan namanya itu melangkah diiringi senyum kotak termanis yang ia miliki.
Apa yang bisa Jisoo lakukan selain terus menarik dress pendek yang ia kenakan itu kebahwah karena benar-benar merasa tidak nyaman dan malu.
klek... klek... klek...
Suara langkah sepatu mahal lelaki itu semakin keras terdengar pertanda semakin dekat ke arah sang nenek dan Jisoo. Lelaki itu hanya melewati dan tidak memperhatikan gadis dengan dress pendek yang kini dibelakangnya, sebuah dress yang seharusnya mengingatkan sesuatu padanya.
Lelaki bernama Taehyung itu langsung memeluk wanita yang menyebutnya cucu, lalu memberikan bunga yang telah ia persiapkan dengan percaya diri. Setelah pelukan itu lepas, Taehyung masih setia dengan senyuman menatap neneknya. Tapi ia terkejut, karena Moora neneknya langsung menjewer telinganya dengan keras membuat Taehyung berteriak kesakitan.
"Apa yang cucuku lakukan diluar sana huh? Lihatlah perempuan ini dipaksa memakai dress sependek itu kau tidak lihat? Dia bahkan takut untuk bercerita dan terus menangis. Cepat beri pelajaran pada sesorang yang membuatnya seperti ini" bentak nenek Moora marah pada Taehyung sambil menunjuk Jisoo yang masih tertunduk menangis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Amazing Destiny [vsoo]
Fanfiction[TELAH SELESAI] [TAHAP REVISI] [Up Ulang] -MATURE Story- Jisoo harus menjual kehormatannya pada lelaki yg baru saja akan meninggalkan rumah sakit dengan beberapa orang berjas hitam rapi dibelakangnya. Berpikir, mungkin itulah satu-satu jalan keluar...