***
Taehyung turun dari ranjang agak emosi lalu mengambil ponselnya yang berdering tiada henti itu. Hanya butuh beberapa detik saja, Taehyung langsung mematikan panggilan yang masuk. Ia bergegas membuka lemari pakaiannya lalu mengambil kemeja kemudian ia pakai secara terburu-buru. Ia bahkan langsung pergi tanpa memperdulikan Jisoo.
"Tunggu" panggil Jisoo, hingga menghentikan langkah Taehyung yang sudah membelakanginya dan bersiap pergi.
Taehyung pun berbalik menatap Jisoo yang beranjak turun dari ranjang lalu berjalan menghampirinya, tiba-tiba Jisoo meraih kemeja Taehyung dengan tangannya tanpa gemetar. Ia mengancingkan salah satu kancing kemeja yang Taehyung lewatkan, Jisoo bahkan merapikan rambut Taehyung yang berantakan.
"Maaf jika perkataanku menyakitimu tadi! Urusan kita selesai! Ini sudah sangat malam, lebih baik kau tidur saja disini dan pulanglah besok pagi, aku harus pergi karena ada sesuatu yang harus aku urus!" ucap Taehyung dengan mencium manis bibir Jisoo sekejap lalu pergi masih tetap terburu-buru.
Jisoo terdiam mematung, ia memikirkan ucapan Taehyung yang begitu cepat meluluhkan hatinya. Bahkan ciuman yang diberikan Taehyung barusan pun jujur membuat jantungnya berdetak begitu cepat.
•••
Singkat perjalanan dengan kecepatan mobil Bugatti sipemilik 490.5 km/jam itu akhirnya membawa Taehyung cepat sampai di Rumah Sakit dengan raut wajah penuh cemas. Ia bahkan berlari sangat cepat mencari sebuah nomor ruangan kamar yang diberitahukan sebelumnya, bahkan ia juga beberapa kali menabrak beberapa orang yang masih berlalu-lalang di Rumah Sakit.
Tak lama berlari Taehyung akhirnya menemukan ruangan itu, bahkan sebelum ia berada didepan pintu dan memastikan nomor ruangan nya. Karena diluar ruangan sudah terlihat dua orang yang duduk menunggu dengan raut wajah yang tak kalah cemas seperti dirinya. Ia berjalan menuju dua orang itu dengan mencoba tenang, lalu menghampiri dan memeluk Rose adik tersayangnya yang sedari awal terus menangis tanpa henti. Hanya Rose saja yang ia perhatikan disini, ia benar-benar tidak memperdulikan ibu tirinya yang juga ikut menangis meski agak ditahan seperti mencoba kuat.
"Bagaimana keadaan appa?" Taehyung bertanya masih dengan memeluk adiknya yang kini menjatuhkan diri lemas, namun dengan cepat ia menangkapnya.
"Ottok...hae oppa?" ucap Rose benar-benar lemah, hingga Taehyung harus memegangnya kuat lalu dengan hati-hati ia bawa duduk di kursi rumah sakit.
Tiga orang diluar ruangan benar-benar kacau, menunggu pria bernama lengkap Kim Hyungsik yang di klaim penurun DNA dua orang berparas tampan dan cantik seperti Taehyung dan Rose itu sadar dari masa kritisnya. Pria yang semakin tua sedang terbaring kritis tersebut adalah ayah Taehyung dan Rose, yang amat mereka cemaskan saat ini. Bahkan Taehyung terjaga sepanjang malam di Rumah Sakit menunggu sang ayah yang masih juga belum sadar dari kritis akibat serangan jantung itu.
Pukul empat pagi yang sama sekali tidak menyadarkan ketiga orang diluar ruangan yang sebenarnya mengantuk itu akhirnya berakhir, Kim Hyungsik yang amat dikhawatirkan kini telah sadar dari kritis. Rose beserta ibu tirinya bergegas masuk ke ruangan sangat bahagia, berbeda dengan Taehyung yang hanya diam bingung. Karena sudah bertahun-tahun ia tidak pernah lagi bertemu ayahnya sama sekali.
"Oppa..." panggil Rose dari pintu, yang melihat kakanya hanya duduk diam melamun.
"Huh?" sadar Taehyung.
"Bagaimana keadaan appa?" lanjut Taehyung mulai berdiri menatap adiknya, dengan raut wajah yang tidak bisa berbohong bahwa kini dia tenang.
"Masuklah, appa menanyakanmu" jawab Rose, namun Taehyung malah bersiap melangkah pergi meninggalkan ruangan bahkan Rumah Sakit juga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Amazing Destiny [vsoo]
Fanfiction[TELAH SELESAI] [TAHAP REVISI] [Up Ulang] -MATURE Story- Jisoo harus menjual kehormatannya pada lelaki yg baru saja akan meninggalkan rumah sakit dengan beberapa orang berjas hitam rapi dibelakangnya. Berpikir, mungkin itulah satu-satu jalan keluar...