chapter 5

3.6K 95 1
                                    

Aku terkejut dengan tingkahnya yang seenaknya menciumku.  Ku dorong bibirnya dan ku tampar pipinya. Dia terlihat marah. Tak ambil pusing, aku pun segera beranjak dengan sebal.

"Sayang, " Panggil nya dengan suara lembut, tapi ditelinga ku terdengar menyeramkan.

"Kemari, dan duduk disampingku sayang, " Ujarnya lagi, sekarang dia menatapku dengan intens.

Tanpa sadar aku pun berjalan kearah kakakku dan berlindung di belakangnya.

"Dav, dia nggak mau, jangan paksa dia, " Kata kakakku.

"Dia orang yang aku sayang Dav, please kali ini aja. "Kata kakakku lagi.

"Enggak, aku ingin dia jadi milik aku. "

"Angel, kamu masuk ruangan itu ya, nanti kakak nyusul, angel capek kan? "
"Iya kak, angel capek banget. "

"Y udah kamu tidur gih," Ujarnya sebelum menuntunku ke tempat tidur.

"Selamat tidur angel," ujarnya sambil mencium dahiku dengan lembut.

Kakakku beranjak meninggalkan ku sendirian. Ketika aku ingin menutup mataku terdengar suara pintu yang dikunci. "Apa kak Axel mengunci ku disini" Batinku. Ah mungkin dia takut kak Dav bakal masuk. Aku pun segera menutup mata, siap berjalan di pulau Kapuk ku.

***

"Lho apa apaan dav, dia adikku. Jangan dia please. " Ujarku kepada David.

"Kau tahu Xel akan ku buat dia jadi milikku, akan ku buat dia jatuh cinta kepadaku. Jika kamu menghalangiku akan kuhancurkan keluargamu, kau tahu kan siapa aku? " Jawab Dav dengan santai.

"Dav kita omongin baik-baik, oke? "

"Kau tadi udah setuju, apa kau sekarang menarik ucapanmu? Aku akan membunuh siapapun yang menghalangiku mendapatkannya, tak peduli itu kamu sahabatku, " Ujarnya santai sambil menatap tajam kepadaku.

"Dia manja Dav, jika kau seenaknya kayak gitu dia bakal takut, dan mungkin trauma, please pelan pelan oke? " Ujarku menjelaskan,

"Aku harus hati-hati" Batinku.

"Oke aku setuju, tapi kamu harus pelan - pelan, dan juga kamu harus minta ijin sama papaku, "

"Oke aku akan minta ijin, mungkin sekalian menikahinya. "

"Kalau kau menikah dengannya sekarang aku tak setuju Dav, dia baru bersama kami seminggu Dav, dan kamu mau mengambilnya, orang tua ku takkan setuju. "

"Urusan itu biar kita bahas besok, mending sekarang kita bahas rapat tadi, aku akan menyuruh sekertaris ku kesini"

"Bukannya kau bilang besok? "

"Jika aku menundanya besok, aku tak akan tahan untuk masuk ke kamar itu dan tidur disamping adikmu. " Ujarnya dengan santai sambil menelefon sekertaris nya kembali kekantor lagi.

***

Rapat telah usai, aku dan Axel masih bercakap-cakap. Tanpa sengaja tatapanku jatuh ke pintu dimana seorang yang ku puja ada disana.

"Berikan kuncinya, aku mau masuk"

"Kamu mau apa, "tanyanya padaku

" Aku mau membangunkannya, ini sudah siang dan dia belum makan Xel, "

"Kau benar, ini" Ujarnya sambil memberikan kuncinya padaku.

Aku pun berjalan kekamar itu. Kubuka kuncinya dan terlihat bidadariku masih tidur dengan pulasnya. Ku dekati dia. Aku pun duduk diranjang sambil mengusap rambutnya dengan pelan.

"Sayang, bangun kamu nggak makan" Ucapku membangunkannya tanpa menyadari Axel yang menatapku dengan heran dan akhirnya memutuskan keluar.

"Kak, angel masih ngantuk, nanti aja y? " Katanya dan menolak sentuhan ku.

Melihat apa yang dia lakukan membuatku marah.  Kuraih lehernya dan kucium bibirnya dengan kasar, ku lumat dengan penuh amarah. Tanpa sadar dia mendesah yang membuatku semakin semangat. Ku masukkan lidahku. "Oh Tuhan aku ingin segera memilikinya" Batinku. Tanpa sadar tanganku telah turun menuju dadanya ku remas dengan pelan.  Dia semakin mendesah membuatku semangat.  Tanpa sadar aku sudah berada diatasnya. Ciuman ku juga sudah turun ke lehernya. Ku masukan tanganku kedalam bajunya dan ku remas dadanya. "Ah sial ini pas dengan tanganku." Aku pun tersadar. Aku segera mengakhiri nya. Ku rapikan bajunya dan ku bangunkan dia.

"Sayang bangun, "aku pun membangunkannya.

" Xavi? "Ucapnya dengan suara serak yang semakin membuatku bergairah.

" Iy sayang bangun, kamu belum makan lho, ayo bangun," Ucapku padanya.

"Tapi angel ngantuk, angel nggak mau makan" Ujarnya dengan muka ditekuk.

Aku pun segera mengendongnya. Kedudukan dia di pangkuanku. Ku usap rambutnya, dan ku sandarkan didadaku. Dia pun memelukku dan memejamkan matanya kembali. Selang beberapa menit Axel masuk dengan santainya. Tapi aku tahu dia terkejut melihat adiknya ada di pangkuanku.

"Kau darimana? ''Tanyaku.

" Aku dari HRD, meminta sekertaris baru. "

Hanya ku jawab dengan anggukan.

"Apa kau sudah pesan makanan"? Tanyanya.

" Sudah mungkin beberapa menit"Ujarku.

Aku pun melanjutkan perbincangan ku dengannya sambil terus mengusap rambut gadis di pangkuanku.

***

Selang beberapa menit makanan pun datang. Ku bangunkan dia dan ku suapin dengan penuh kasih sayang. Axel yang melihatku hanya tersenyum. Berbeda dengan gadisku dia cemberut karena tak ku bolehkan duduk sendiri. Sial dia imut sekali. Ku kecup bibirnya dan dia menatapku kaget. Ku kira bukan dia saja tapi kakaknya juga.

"Sayang ku pastikan kamu akan jadi milikku selamanya. " Batinku sambil menatapnya dengan hangat.

-----

Jreng-jreng part lima udah ya

Jangan lupa komen dan vote y, aku butuh saran nih. Menurut kalian dilanjutin atau nggak usah?

My Possessive BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang