chapter 6

3.4K 91 2
                                    

Hari ini benar menyebalkan bagiku. Aku harus makan dengan teman kakakku yang mengklaim diriku. Entah mengapa dia begitu terobsesi denganku. Aku tahu aku cantik tapi bukankah banyak orang yang lebih cantik dan lebih sexy dariku. Mungkin setelah ini hidupku akan terganggu. Semua orang yang dulu tak mengenalku sekarang berbondong-bondong mencariku. Bahkan wartawan pun juga mencariku. Semua ini karna dia yang terobsesi denganku. Ku pandang dia dan satu kata yang terlintas di otakku aku harus menjauh darinya.

***

"Pergilah, aku masih ingin dengan kakakku. " Ujarku mengusirnya.

"Sayang aku masih ingin menghabiskan waktu denganmu. "

"Apa kau mau jalan-jalan atau belanja? "

"Pergilah Xavi, kalau kamu gak pergi sekarang dan masih terus menggangguku aku takkan mau lagi bertemu denganmu. " Ancam ku padanya.

"Baiklah aku pergi. " Dia pun melangkah keluar ruangan kakakku.

Aku benar-benar kesal sekarang kakakku hanya menonton dari mejanya tanpa membantuku sama sekali. Dan sekarang dia tersenyum dan kurasa aku dapat membunuhnya.

***

Ku langkahkan kakiku keluar perusahaan sahabat ku dengan perasaaan kesal dia mengancamku sialan.

"Awasi gadisku jangan biarkan dia terluka dan didekati pria lain, jika aku tahu saja dia di dekati pria lain dan terluka seujung jari aku akan membunuhmu. "

"Baik tuan, "

Setelah mengatakan itu aku meminta kepada asisten pribadiku untuk mengantarku ke markas.
Tempat biasanya diriku ketika bosan dan marah. Lihat lah sayang kali ini kamu bisa lepas tapi jangan harap kamu bisa lepas dariku selamanya.

***

Ku masukk ruangan yang gelap dan dijaga dengan keamanan ketat. Ku masuk lebih dalam dan berjalan tanpa memperhatikan lantai yang sudah penuh darah.

"Tuan, ampuni saya, saya akan menganti semuanya, jangan bunuh keluarga saya. "

"Kau tak memikirkan tindakanmu brengsek, kamu akan mendapatkan akibatnya, dirimu saja tak cukup mengantikan barang yang kau curi."

"Tuan, ampuni saya"

"Kau mau berkhianat dariku, tapi kau lupa siapa yang sedang kau lawan,
Ada ucapan terakhir,? "

"Atau kau ingin istrimu dulu yang pergi, "

"Kalian adalah pasangan yang cocok, yang satunya mengambil uang kantor dan satunya mengambil senjataku. Untung kalian tak punya anak, jika punya anak kalian akan menerima akibatnya. "

"Potong tangannya satu-satu setelah itu bereskan seperti biasa. "

Ku langkahkan kakiku keluar tanpa memperdulikan mereka yang berteriak memanggilku.

"Tuan, nona Angel menghilang dan suruhan kita kehilangan jejaknya. " Ujar bawahan ku yang tiba-tiba mendekat.

"Sial, apa kalian tidak becus hah," Bentak ku.

"Aku baru meninggalkannya saja dan kalian sudah kehilangannya? "

Aku pun segera memasuki mobil.

"Cepat jalan, dan kamu jelaskan secara detail. "

"Tadi nona keluar dari perusahaan dengan menangis dia berjalan sangat jauh lalu masuk ke sebuah cafe. Dan tak keluar hingga sekarang kami sudah memeriksa di dalam tetapi tak ada nona Angel tuan. "

Ku ambil telfon ku dan menelepon Axel, dan pada seringan pertama dia mengangkat telfonnya.

"Axel bagaimana dia bisa hilang hah, " Bentak ku.

"Sial aku juga tak tahu dav, dia tadi berkata mau pulang dan dia menghilang, aku tak tahu apa yang sedang terjadi. "

"Aku sedang melacaknya tapi handphonenya mati. Bahkan supir yang ku suruh mengantarnya tak tahu dia kemana, semua pegawai ku mengatakan dia belum keluar sama sekali. Ku rasa dia menganti pakaiannya dav. " Ujarnya dengan khawatir.

"Oke aku akan mencari, tadi bawahan ku mengikutinya. "

Ku matikan telfon dan menuju cafe tempat terakhir dia terlihat.

***

Aku bosan disini, aku pun berjalan ke arah kakakku. Dan berkata bahwa aku ingin pulang. Awalnya kakakku akan mengantarku tapi aku tak mau dan menyuruh supir saja yang mengantarku. Setelah sampai lobby aku pergi ke toilet terlebih dahulu. Dan betapa tercengangnya diriku ketika semua pegawai membicarakanku.

"Kau tahu adiknya CEO kita katanya dulu tak diangap sama keluarganya makanya dia dibawa pergi neneknya. Terus saat dewasa keluarganya mengambilnya karena neneknya sudah tak tahan dengan sikapnya. Katanya dia anak yang tak diinginkan. " Kata pegawai lainnya.

"Kurasa kamu salah tuan axel sangat sayang padanya."Timpal pegawai lainnya.

" Kamu kata siapa jeng. "

"Kata mbak dinda yang mantan sekertaris nya itu, katanya pak Axel sendiri yang bilang. "


Aku hanya diam sambil menangis. Apa benar itu? Apa selama ini kakak tak menginginkanku? Kudengarkan sekali lagi tapi tak ada suara aku pun keluar dan melihat tak ada seseorang pun. Aku pun mengambil blazer dan berdandan agar semua tak mengenaliku. Kurasa itu berhasil tapi aku merasakan ada orang yang mengikutiku. Ku abaikan saja dan aku pun berjalan. Tanpa sadar aku berhenti di sebuah cafe yang sangat ramai aku pun masuk dan mengambil tempat di pojok. Ku perhatikan beberapa pelanggan yang terlihat gembira bersama keluarganya. Apa mungkin keluargaku hanya pura pura, batinku. Tanpa sadar air mata ini sudah mengalir. Tak kusangka bahwa pelayan disana memperhatikanku dari jauh.

*****
Hello ini part terbaru semoga suka ya☺😊aku memutuskan tetap menulis. Ini untuk hiburanku saja semoga kalian menikmati.

My Possessive BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang