chapter 3

4.2K 122 8
                                    

Jantungku berdetak ketika melihat wanita cantik didepanku. Dan mulai saat ini kupastikan dia akan jadi milikku. Aku pun memberi senyumku untuknya. Senyum yang orang lain tak pernah lihat.

"Maaf anda siapa? " Tanyanya dengan suara merdunya.

"Sial suaranya saja membuatku bergairah" Batinku dalam hati.

"Aku ingin ketemu dengan Axel. "

"Apa anda
teman kakakku atau relasi bisnisnya? "

"Silahkan masuk dan duduk didalam" Lanjutnya kepadaku.

"Terima kasih, aku sahabatnya. "

"Sebentar kakakku sedang rapat, mungkin sebentar lagi selesai. "

"Sambil menunggu anda ingin minum apa? "

"Aku ingin kopi dengan satu sendok gula. "

Dia pun memanggil asisten Axel dan menyuruhnya membuatkan minum untukku dan untuknya. Selang beberapa menit minuman itu sudah ada didepanku. Sial aku ingin mencicipi bibir manis itu.

****

Seorang laki-laki tersebut memasuki ruangannya dan alangkah terkejutnya dia sahabat yang tak pernah tersenyum sekarang tersenyum bahkan tertawa dengan keras dan semua itu karena wanita didepannya yang tak lain adalah adiknya.

"Apa-apa an ini. " Ujarku mengagetkan mereka.

"Kakak, " Pangil adikku dan memelukku.

"Kau lama sekali aku sudah menunggu 2 jam lebih" Ujarnya dengan suara manja dan bibir yang cemberut.

"Maaf kan kakak ya, " Katanya sambil mencium puncak kepala adiknya.

Tanpa mereka sadari laki laki yang ada diruangan itu cemburu, dia merasa iri melihat wanita yang dicintainya manja dengan laki laki lain.

"Sayang, apa kau sudah kenalan dengan sahabat kakak? "

"Belum kak, tadi aku mau kenalan tapi keburu kakak dateng. " Ujarnya manja.

"Kenalin in sahabat kakak Xavier David Di Vaio, Dav kenalin adikku  Natasya Angelina Alexander. "

Sang kakak memperkenalkan Sang adik kepada sahabatnya tanpa menyadari bahwa dia telah membangunkan singa yang kelaparan.

"Kak, Angel mau pulang, Angel bosen disini. " Suara merdu itu menghentikan suara Laki-laki Yang sedang bercakap-cakap.

"Bentar ya sayang, nanti kakak anterin. "

"Nggak usah kak, Angel naik taksi aja."

"Enggak, kamu nggak boleh naik taksi, biar supir kakak yang anterin. "Tegasnya pada Sang adik.

" Kak, nggak ah angel pengen ke mall dulu, jadi Angel naik taksi aja, kasihan supir kakak pasti nunggu lama. "Ujarnya.

" Dia bekerja ya seperti itu angel, kakak nggak mau kamu pergi sendiri, ngerti. Kalau ada apa-apa gimana.? "

"Kak Angel udah besar, Angel bisa jaga diri sendiri. " Ujarnya dengan keras kepala.

"Gini aja Xel, Angel biar sama aku aja, aku juga mau ke mall, soalnya aku ada urusan disana. "

"Kau yakin Dav, kau tahu adikku ini manja banget lho.

" Ih kakak nyebelin deh" Keselnya.

"Iy biar dia sama aku aja."

"Sebenarnya apa rencanamu Dav, apa kau tertarik dengan adikku, sial bagaimana jika benar, aku harus gimana, "batin Axel.

Mereka pun pergi dengan meninggalkan sejuta pertanyaan yang masih membingungkan untuk sang kakak.

***

Dua pasang laki laki dan wanita itu sedang memasuki mall dengan bergandeng tangan, terlihat laki laki yang bahagia dan sang wanita yang tampak kesal.

" Anda bisa lepaskan tangan anda dipinggang saya" Tanya sang wanita kepada Laki-laki tersebut.

"Tidak ,salah siapa kau memakai baju seperti ini, aku nggak suka pahamu dilihat banyak orang. "Ujarnya posesif.

" Dan mulai sekarang panggil aku dengan nama, jangan formal padaku. "Lanjutnya.

" Aku harus panggil kamu apa? Xavi? "

"Aku suka panggilan kamu, mulai sekarang kamu panggil aku Xavi. "

" Bukannya tadi katamu kamu ada urusan disini, ya udah kamu pergi aja, aku mau belanja. "

"Urusanku menemanimu cantik, kau ingin belanja apa?  Aku akan belikan untukmu"

Setelah berkeliling mall, mereka berhenti di butik Lavender. Mereka masuk dan disambut oleh para karyawan disana. Mereka tak menyadari bahwa dari tadi mereka menjadi pusat perhatian. Bahkan tak menyadari ada seorang cowok berbaju hitam yang telah mengambil gambar mereka.

***

" Aku mau yang ini bagus nggak" Tanyaku pada xavi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

" Aku mau yang ini bagus nggak" Tanyaku pada xavi.

"Enggak, ganti! Pahamu terlihat." Bentaknya.

"Tapi aku mau yang ini" Kataku sambil menahan tangis.

Dia terlihat begitu marah, tapi ketika mendengar suara serak ku entah kenapa dia sekarang khawatir.

"Oke honey, kau boleh beli itu tapi saat pakai baju ini harus sama aku. "

"Kenapa begitu, aku mau jalan sama siapapun itu urusanku. "

''Mulai sekarang apapun yang menyangkut kamu itu urusanku. "

"Maksut kamu apa sih? '"

"Maksudku mulai sekarang kamu jadi milikku"

My Possessive BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang