chapter 8

3.2K 79 8
                                    

Alangkah terkejutnya aku melihat kakakku dan kak xavi dibelakang kak Julian. Ingin rasanya aku pergi tapi aku harus siap akan semua yang terjadi. Apa aku harus pulang? Entah kenapa semuanya menyakitkan. Aku tak tahu lagi harus gimana. Masih mengingat dengan jelas yang diucapkan karyawan kak Axel. Tapi hanya satu yang terlintas difikirankus aku harus tahu kebenarannya.

"Angel ayo pulang, Kakak cariin kamu kemana-mana lho. " Ajak kakakku padaku.

"Sayang kamu kenapa sampai kabur? Kamu tau aku dan Axel cariin kamu dari tadi. " Ujarnya sambil berjalan kearahku dan membawaku ke pelukannya.

"Ih kak lepasin angel nggak mau pulang. " Tegas ku.

"Angel sebaiknya Angel pulang aja kasihankan kakak kamu. " Kata Jane dengan lembut.

"Tapi kakak nggak sayang sama angel, ih kak Xavi lepasin angel. " Ujarku dengan masih memberontak.

Tanpa pikir panjang kak Xavi duduk dan aku ditarik duduk dipangkuannya. Aduh aku malu banget tapi gimana, mau lepas nggak bisa.

"Kata siapa kakak nggak sayang sama angel, angel kesayangan kakak, kakak bakal lakuin apapun keinginan angel. " Ujar kakaku yang mengambil tempat duduk disebelahku.

"Kata karyawan kakak. "

Setelah mendengar ucapanku kak Axel marah dan berkata akan memecat mereka tapi aku tak tahu harus gimana apakah kak Axel benar sayang padaku.

"Sudahlah sayang, kita pulang sekarang habiskan makanmu. Mulai sekarang kamu kalau mau pergi bilang sama aku,aku akan nemenin kamu. " Ujarnya sambil menyuapiku.

Setelah makan kami bercakap sebentar dengan kak Julian dan kak Jane. Setelah itu aku pun pulang dengan duduk dipangkuan kak Xavi dengan kepala yang berada di bahunya. Entah kenapa aku merasa nyaman sampai tidur dengan pulasnya.

***

"Sial." Maki Axel sambil mengambil telfon dan menelepon asisten pribadinya.

"Jack, gue mau lho periksa semua CCTV di perusahaan, lihat apakah ada yang jelekin keluarga Alexander. "

"Setelah itu bawa ke tempat biasa. "Ujarnya sebelum mematikan telfon.

" Santai Xel biar gue yang urus, bilang ke doni ke markas gue aja. Siapapun yang mengusik kekasihku akan menerima balasannya. "Ujarnya sambil memebelai rambut angel yang tidur dipangkuannya.

***

Sinar sang surya tak mampu membangunkan sang putri yang masih terlelap. Tak tahu bahwa sangat iblis telah menjemputnya.

" Dimana angel? "

"Nona masih tidur tuan. "

"Axel? "

"Tuan Axel berada diruang kerjanya tuan. "

David segera menuju ruang kerja Axel dengan tak sopannya.

"Ngapain lho dirumah.? Tanya David.

" Gue nggak mau angel pergi kayak kemarin, dan lho ngapain disini. "

"Aku mau ajak angel kecan. "

"What? Gak boleh dia dirumah aja, gue nggak mau dia kenapa-napa. "

"Dia bakal aman disamping gue, gak bakal ada yang nyakitin dia. Gue bakal bunuh setiap orang yang menyakitinya. Lho ngerti kan? "

"Gue tahu Dav, tapi dia kembali lagi gue takut angel seperti dulu. Dan keluarga ku hancur lagi Dav. "

"Gue bakal jagain angel dengan nyawa gue Xel.

David pun pergi ke kamar angel, kekasih hatinya.

***

"Sayang, bangun ini udah siang. " Panggil ku sambil membelai matanya.

"Ih xavi angel masih ngantuk, angel nggak mau diganggu. " Ujarnya menatapku dengan sebal.

Entah kenapa semua yang dilakukannya membuat hatiku selalu berdebar. Aku tahu aku mencintanya. Tapi aku terlalu takut dia tak mencintaiku dan pergi meninggalkanku. Ku hembuskan nafasku dengan keras.

"Angel, xavi mau ngajak angel beli es cream, angel nggak mau?" Tanya ku sambil membelai rambutnya.

"Es cream??? Angel mau xavi, angel mandi dulu ya. " Jawabnya sambil berlari kearah kamar mandi.

Setelah membangunkan angel, aku pun kembali ke ruang Axel.

***

Pintu yang terbuka mengagetkan axel.
Tetapi laki itu tak perduli dan malah duduk disofa tersebut.

"Xel, kata doni elo nggak ngirimin orang yang udah nyakitin angel. " Tanyanya.

"Gue udah taruh di markas ku Dav, jadi kamu nggak usah ikut campur. " Jawab Axel tanpa mengalihkan perhatiannya.

"Semua yang berhubungan dengannya ada hubungannya denganku, ingat Axel aku bisa lakuin apa aja, aku nggak perduli kamu keluarganya. Jika kamu menghalangiku akan ku buat keluargamu hancur sehancurnya. "

"Jadi kirim orang itu ke doni, biar aku kasih hukuman yang pantas bagi dia, "kata Dav dan berjalan keluar dengan Axel yang sudah mengepalkan tangannya.





My Possessive BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang