44. Ngidam

1.5K 61 4
                                    

Autor Pov

"Heh! Ngelamun aja"

Dika menyengol pelan bahu Lita yang sedang menerawang entah kemana. Lita menoleh, menatap Dika dengan jengkel. Namun sedetik kemudian, istrinya itu malah merapatkan tubuhnya ke arah Dika

"Sayangggg" Lita meraih tangan Dika

Beuh...pasti ada maunya nih

"Bae! Kok gak dijawab sih" sungut Lita karna tak mendapat sautan dari Dika, ia kemudian menyentak tangan Dika kasar

"Iya...apa Ta??" Dika mengalah, menoleh sambil memasang senyum termanis yang dia punya

"Nah gitu dong" Lita kembali merangkul tangan Dika "Beliin rujak cingur donggg" sambung Lita dengan manja sambil menguncang - nguncang tangan Dika

Dika menatap Lita. Empat bulan yang lalu Lita diperbolehkan pulang oleh dokter, tepat saat usia kandungannya menginjak 2 bulan. Udah ngelewatin morning sickness walau cuma satu bulan, tapi berbeda dengan ngidam. Bisa - bisanya Lita masih ngidam saat usianya kandungannya 6 bulan. Dika heran kan jadinya

"Ini kamu ngidam, ato sengaja ngerjain aku?" untuk pertama kalinya Dika bertanya demikian setelah sekian banyak malam ia lewati dengan mencari makanan yang Lita inginkan

"Ih!! Kok gitu sih" Lita cemberut

"Ya lagian kamu, udah 6 bulan masak ngidam terus?" walau berkata demikian Dika tetap berdiri meraih jaketnya "Tunggu dirumah ya" pesan Dika sebelum berjalan keluar

"Eh!" Dika menoleh "Beli dua ya bae" sebagai jawaban Dika mengangguk lantas melenggang pergi mencari rujak cingur

Lita menatap punggung Dika. Tersenyum. Empat bulan yang mereka lewati, begitu menyenangkan. Dika membeli rumah berukuran minimalis di bandung supaya lebih deket dengan kedua orang tuanya, oh ya... Dika udah mulai masuk kuliah dengan menolak semua beasiswa ke luar dan memilih menemani Lita di Indonesia. So sweet, but now Lita hopeless. Soalnya kalo ada Dika dirumah dia gak bakal bisa makan mie instan rasa soto dengan telur dan sawi favoritnya. Tapi yaudahlah... Lita bisa meminta yang lain pada Dika, dan yang pasti diturutin.

Masalah Sandra, kakeknya sendiri yang ngurusin. Dan yang paling buat Lita gak percaya ; ternyata kakek Sandra itu saudara sepupu kakek Lita yang sekarang menetap di Kanada. Sandra bahkan sujud di kaki Lita waktu minta maaf, yah.. Walaupun tanpa sujudpun Lita sudah memaafkannya. Sandra pergi, menetap di London sambil meneruskan pendidikannya.

Aletta dan Revan yang dulu kucing - kucingan kini malah sesuka hati mengumbar kemesraan di depan umum. 'Tuh si bucin, lagi mesum' kalimat ejekan dari Dave saat mereka mulai berduaan. Aletta juga lebih ceria dari yang dulu, lebih terbuka yang pasti sama Lita. Ke yang lain sih gak tau yaaa.

Bicara soal terbuka, Iren kini lebih buka - bukaan akan perasaanya pada Dave. Tapi malah sebaliknya, Dave yang cuek - cuek merhatiin. Yah merhatiin... soalnya kalo Iren gak ada Dave yang nyariin, tapi kalo ada dicuekin. Kalo Iren ketiduran di sofa ruang tamu rumah Lita, Dave yang bopong ke kamar...eh waktu ditanya malah makanin temen. Pokok ribet deh mereka. Kalo kata Dika sih 'roda itu berputar bae' dulu Dave yang ngejar, sekarang giliran Iren lah.

Dan yang paling buat Lita heran, hubungan Alex dan Hilya. Sejak kasus Sandra selesai, mereka seakan menjauh satu sama lain. Gak tau sih ya.. Kalo dibelakang yang lain. Tapi kentara banget gitu lho... Lita merhatiin terus soalnya. Bahkan Hilya sampai menerima beasiswa di Jepang, padahal dia sudah janji bakal kuliah di Indonesia.

Dan yang paling Lita pikirkan adalah kuliah. Jelas jika Lita tak bisa kuliah sekarang, tapi dia juga tak mau lulus paling lambat (so, gak bisa bareng temen - temen lah) walau semua juga pada ngibur sihhh

Menikahi si Genius Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang