Extra Part

951 41 10
                                    

Author Pov

Pukul 13:46 WIB
Lita memperhatikan kedua anaknya yang sedang duduk di sofa ruang keluarga rumah mereka, dahinya mengkerut saat tak mendapati anak pertamanya bergabung dengan adik - adiknya

"Bang Asa mana dek?" tanya Lita duduk di single sofa samping Caca

"Tau" jawab Caca sambil mengendikan bahunya

Caca kembali menonton TV sambil memakan cemilan langsung dari toples. Sedangkan Bima sibuk dengan game diponselnya

"Bang Asa aneh tau Mih" ujar Caca mengalihkan perhatian Lita

"Kenapa emang?"

"Masak senyum - senyum sendiri, murung - murung sendiri. Takut deh Mih, gimana kalo Bang Asa kesambet?" Serius Caca sambil menatap wajah ibunya

"Ngawur aja kamu" bantah Lita

"Kalo Mami gak percaya, yaudah..." Caca menatap malas pada Lita "Geser bang tangannya" kemudian Caca rebahan diatas paha Bima

"Mommy emang gitu dek, sayangnya cuma sama bang Asa" celetuk Bima masih fokus pada ponselnya

"Iya tuh, emang gitu tuhh"

Lita menghela nafas lelah, kedua anaknya ini emang paling drama deh. Cocok banget kalo ikut casting sinetron

"Kurang gimana Mama sama kalian? Gak usah drama dehhh" Lita memijat pelipisnya

"Mami tuh pilih kasih! Bang Asa boleh pacaran, walaupun gak punya sihhh... Tapi Caca juga mau lah Mih" ucap Caca berapi - api

"Eh eh ehh? Kamu bilang apa tadi? Pacaran? Mau Mamih gantung di jemuran? Masih SMP juga, sok - sok pacaran" omel Lita sambil mencubit paha Caca yang berada disampingnya

"Ihhhh Mamih! Sakit tauuu" Caca memberengut kesal menjauhkan kakinya dari Lita

"Mommy juga gak sayang sama Bima, katanya mau beliin Bima motor baru. Mana??" Tagih Bima menatap Lita kesal

"Janji nya gimana Bang? Janji nya gimana? Kalo kamu dapet rangking 1 kan? Kemaren kamu rangking berapa?"

"Rangking 2 Mom, tapikan sama aja!" Bima menghentakkan kakinya kesal

"Bang diem elah kakinya!" Ucap Caca yang terganggu akan pergerakan Bima

"Mommy gak mau langgar janji yaa, kamu janjinya kalo rangking 1 kamu minta hadiah motor, selain itu ya gak dapet lah. Jadi orang tuh gak boleh kayak gitu" ucap Lita panjang lebar

"Ayah pulanggg"

Dika berlari menghampiri Lita mengabaikan kebaradaan kedua anaknya dan mencium pipi Lita mesra.

"Ayah ya, tau tempat kek!" Omel Bima sedangkan Caca hanya memutar matanya jengah

"Abang Asa mana?" Tanya Dika mengabaikan kekesalan anak - anaknya

"Tuh dek, semua tuh sayangnya sama Bang Asa doang"

"Kompor aja kamu Bang! Bang Asa mana?" Dika berkacak pinggang seolah sudah tau sifat anaknya

"Di kamar"

Dika berjalan ke kamar Angkasa, meninggalkan ruang keluarga.

"Mau ngarayu Abang lagi tuh, biar mau nerusin perusahaan" cibir Caca sambil menatap punggung Ayahnya

"Padahal Abangkan jurusan kedokteran, masak disuruh masuk ke perusahaan sih?" Tambah Bima

"Yaa emang kalo kamu yang disuruh nerusin kamu mau Bang?" Todong Lita malas akan Bima

"Yaaa gak dong, Bima kan mau masuk taruna habis lulus ini"

Lita menatap Bima malas, tuh anak turunan siapa sih? Perasaan dulu waktu kecilnya paling pinter, eh gedenya malah kayak gitu. Karma kalinya dulu waktu hamil Bima, Lita sukanya ngejek Dave

Tapi itukan khilafff ....

"Terus kalo Abang gak mau, yang nerusin siapa?" Tanya Caca

"Ya kamulah dek, siapa lagi anak Mommy sama Ayah" jawab Bima sambil meletakkan ponselnya, udah bosen dari tadi kalah mulu

"Gak mau! Mamih buat adek aja lagi, biar ada anak lagi"

"Kam-"

"Gak! Apa - apaan kamu?! Lulus aja belum, mau dikasih makan apa anak orang nanti?!"

Ucapan Lita terpotong saat mereka mendengar bentakan Dika, diikuti adegan Angkasa yang mengekori Dika menuju ruang keluarga

"Ayolah Yahh" rengek Angkasa macam anak kecil yang ingin permen lolipop

"Lulu dulu! Gak punya masa depan anak orang kalo sama kamu sekarang" Dika mengambil duduk disamping Lita

"Asa udah dijamin loh Yah, kakek bilang bakal kasih rumah sakit buat Asa pengang" bantah Angkasa ikut duduk disamping Bima

"Itu menjamin gitu?"

"Kenapa sih Yah?" Tanya Lita yang sedari tadi diam memperhatikan

"Anak kamu nih minta nikah, mau dikasih makan apa anak orang sama dia" Dika menunjuk Angkasa kesal

"Ayahhhh"

"Udahlah, Ayah capek mau istirahat" Dika beranjak meninggalkan ruang keluarga masuk ke dalam kamar

"Bunn please bujuk ayah yaaa" Angkasa mendekat ke arah ibunya

"Lulus dulu bang" ujar Lita

"Emang Abang mau nikah sama siapa?" Tanya Caca penasaran akan calon Kakak iparnya

"Kepo kamu!" Jawab Angkasa yang mendapat cibiran dari Caca

"Udahlah, Mamah mau nyusulin Ayah"

"Bun! Bun! Bun tolongin Asaa"

Lita beranjak meninggalkan anak - anaknya tak memperdulikan teriakan Angkasa.

Angkasa membanting tubuhnya diatas sofa, kelapanya berdenyut memikirkan restu dari kedua orang tuanya

"Mbak Jihan ya Bang?" Tanya Bima tepat sasaran

"Bukan! Si Asila anaknya Tante Aletta sama Om Revan" jawab Angkasa enteng

"Sialan Lo!" Bima melempar bantal ke arah Angkasa

"Bang Bima! Kayak kak Sila mau aja sama Abang" cibir Caca sambil berdiri dari rebahannya

"Sembarangan kalo ngomong, Kak Sila tuh calon kakak ipar Lo" balas Bima tak kalah sewot

"Mbak Jihan tetangga sebelah? Yang pake hijab itu?" Caca duduk menatap Angkasa serius mengabaikan Bima

"Iya! Kamu tau kan?"

"Iya tau"

"Cantik kan?"

"Cantik! Tapi pertanyaannya, mau gak sama bang Asa?" Tanya Caca kelewat polos

Bukkkk

Satu bantal sofa mendarat di wajah cantik Caca

"Hahahahaha"

"Sialan!"

***

Efek Gabut guys_-

Btw (ada yang minta sekuel gk nih?:v)

Menikahi si Genius Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang