10. Durhaka (Revisi)

3K 89 1
                                    

Autor Pov

Lita bangun dari tidur dengan keadaan yang mengenaskan. Badannya lengket, bau keringat, rambut acak - acakan, dan pegel dari kepala sampai kaki. Kepalanya juga masih pening saat melihat cahaya dari celah cendela apartemen. Lita melihat jam yang menunjukan pukul 4 sore. Ahh hampir seharian dia tidak beranjak dari ranjang.

Saat tubuhnya ingin beranjak mengambil gaun tidur di nangkas, ia merasa ada tangan kekar yang sedang memeluknya, Dika. Lita tersenyum, akhirnya Dika gak marah lagi. Lalu dengan pelan ia memindahkan tangan kekar Dika. Ia harus segera mandi

Sialan perihhh anjiirrr maki Lita dalam hati, saat ia berjalan menuju kamar mandi

Lita mandi dan berendam dengan air hangat. Ia bahkan gak menyesal sedikitpun atas apa yang telah dilakukannya, selama itu Dika bisa  membuat Dika memaafkannya. Selesai mandi Lita berkaca di wastafel

"Untung dia gak buat cupang, bisa keluar deh gue ntar malem" gumam Lita

Lita keluar dan berjalan menuju ranjang, membangunkan Dika yang masih molor sambil tengkurep

"Ka bangun, mandi, dah sore"

Membangunkan Dika adalah hal yang paling sulit dan menyebalkan. Soalnya ngalahin kebo kalo tidur

"Kaa, bangun!!!" Lita menarik tangan Dika hingga tubuhnya terduduk

Lita menepuk pipi Dika pelan membuat mata Dika sedikit terbuka, lalu ia melirik sebentar ke arah pinggang Dika

Untung pake boxser

Lalu Lita menarik tubuh Dika hingga cowok itu berdiri dan menuntunnya ke arah kamar mandi. Setelah masuk Lita membasahi tangannya dengan air untuk mengusapi wajah Dika

"Lo mandi gih, gue mo masak dah sore" ucap Lita saat mata Dika sudah terbuka

"Hmmm"

Lita segera berlari menuju dapur, bisa jantungan dia kalo deket - deket Dika yang sedang toples. Mati berdiri deh dia nanti.

Untungnya makanan tadi pagi masih banyak, tinggal diangetin dan nyiapin satu jus ganggang buat Dika. Setelah semua sudah siap, Lita lebih memilih nyuci piring sambil menunggu Dika

Tubuh Lita menegang saat ada tangan kekar memeluk pinggang rampingnya. Tangan Dika

"Dearrr..."

"Hmmm, udahan marahnya"

"Udah, udah dari kemaren malahan"

"Masak?!"

"Iya, cuma gue kan mau mancing lo. Heheh"

"Sialan!"

"Husss, gue cium tuh bibir biar gak ngumpat lagi"

Lita melirik Dika yang berada di pundaknya lalu melirik bajunya yang basah akibat rambut Dika

"Sana makan, baju gue basah kena rambut lo" kesal Lita

"Mau nya sama lo"

"Gue lagi nyuci piring ini, ntar gue nyusul"

"Gak mau, gue mau nunggu lo"

"Tapi itu baju gue basah"

"Biarin"

Lita segera membereskan pekerjaan nya dan melap tangannya diserbet yang tergantung

"Udah selese nih, lepasin tangan lo"

"Gue maunya gini terus"  Dika mempererat pelukannya

"Ya susah gue jalannyaaa"

Menikahi si Genius Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang