Pernikahan kedua para orang tua? Apakah sebuah anugerah atau justru berubah menjadi bencana. Ketika tatanan kehidupan di paksa untuk berubah. Menjauh dari aturan yang nyaman sebelum tergubah. Menjadi dilema ketika suasana hati tak turut berbenah. Mengikuti arus alur yang terjadi dalam kehidupan nyata.
Konflik bertemu dan saling tertaut. Membentuk sebuah ikatan perasaan. Tanpa sadar membangkitkan jalinan kasih sayang.
Hubungan tanpa darah yang terjalin dalam sebuah janji suci paksaan. Tersambung tanpa adanya niatan. Tak pernah terbayang, musuh yang selama ini di peranginya adalah saudara yang harus ia jaga. Namun yang terjadi, pertengkaran demi pertengkaran selalu memberi warna. Memperdalam jurang kesenjangan diantara mereka berdua.
Untuk lembaran baru kehidupan dua anak manusia berbeda strata. Dengan cerita masa silam yang tak sama. Tumbuh menjadi remaja yang hampir seumuran dengan tingkat kedewasaan yang berbeda. Merajut kembali benang-benang asa yang berserakan.
Jeon Jungkook, menemui mimpi buruknya setelah ia melihat senyum bahagia di wajah sang Bunda. Bersanding dengan pria idaman yang sama sekali tidak membawa kebahagiaan. Baginya, seorang Ayah hanya satu, mendiang Ayah yang kini telah bercengkerama manis dengan Tuhan di surga.
Hatinya menentang ikatan suci yang sah kedua orang tua dan keluarga barunya. Namun apa daya jika satu-satunya wanita yang ia cintai di dunia akan bahagia disana. Jungkook hanya perlu untuk melatih hatinya sendiri menjadi sedikit lebih dewasa.
Belum lagi pertemuannya dengan sosok Kim Taehyung yang sangat membekas dalam ingatan. Seseorang yang membuat beasiswanya terancam dengan mudah. Sosok yang bisa menjadi batu loncatan ataukah justru berubah menjadi ancaman. Kim Taehyung yang tak akan pernah melepaskannya dari target operasi kejahilan.
Kehidupannya menjadi seorang anak tunggal dari single mother yang luar biasa cantik tidaklah mudah. Membawanya terus dalam rasa was-was yang berkepanjangan. Sebagai satu-satunya lelaki dalam keluarga ini, memaksa Jungkook untuk menyetujui sebuah keputusan yang masih menjadi pertentangan hati. Merestui sang Bunda berumah tangga lagi.
Apa mau dikata, Jungkook berkali lipat lebih menyayangi sang Bunda. Dibandingkan dengan kehidupan pribadinya. Demi selengkung senyuman di wajah ibu yang ia agungkan. Demi kehormatan wanita tercinta yang akan selalu terjaga di tangan pria yang tepat. Demi kebahagiaan untuk Bunda yang belum tentu bisa ia berikan di kesempatan berikutnya.
Sekalipun harus ia lalui dengan jalan yang tak mudah. Begitu terjal dan membuatnya selalu dalam kesulitan. Bertemu dengan berbagai macam masalah yang menuntutnya untuk memperpanjang urat sabar. Jungkook, akan lakukan semua hal demi ibunya.
Walaupun ia harus kehilangan seruas kebahagiaan dan kebebasan di masa remaja.
“Aku benci dengan bau busuk perkampungan kumuh yang menerobos masuk ke dalam megahnya Victory yang indah ini,”
Ucapan sosok bermata tajam itu adalah awal intimidasi panjang yang akan Jungkook lalui. Masa sekolah yang tak singkat. Berjuang demi mempertahankan beasiswa. Terbumbui dengan konflik kecil yang mematikan. Intimidasi sepasang mata tajam itulah salah satunya.
“Aku akan mengajari mu bagaimana caranya menempatkan diri dalam rantai makanan kehidupan,”
“Tempat ini bukan strata dimana kau boleh masuk seenak jidat,”
“Ada aturan mainnya untuk manusia rendahan seperti mu bergabung dengan kami para bangsawan,”
Kecaman dan ancaman mulai bertebaran sejak hari pertama penerimaan siswa baru di sebuah Yayasan sekolah elit bonafit, Victory School. Berbekal segenggam urat mimpi dan harapan masa depan yang gemilang, si rendahan itu mencoba untuk mengasah diri.
Merubah batu kali yang bercadas dan menyakitkan, menjadi permata yang tak ternilai harganya. Begitulah impian kuat yang terus memberinya suntikan semangat. Menguatkan langkahnya tetap tegap. Tak peduli dengan ancaman dan badai intimidasi yang lebih dari sekedar kejam.
Dinamika kehidupan babak baru Jungkook mulai dengan segenggam ancaman juga sejumput harapan. Akankah ia berhasil membawa langkahnya sampai ke garis finish. Akankah berakhir dengan senyum kemenangan yang manis.
Perjuangannya akan terus berlanjut hari demi hari seiring dengan waktu yang akan terus berdenting tanpa henti. Menjadi seorang adik yang manis untuk kakak bila di rumah. Juga menjadi musuh yang amat di rundukan jika di sekolah.
“Kau tidak akan bisa selamanya menenggelamkan ku dalam kubangan penistaan, Kakak ku sayang,”
Dearest Presences
Prolog
🐰🐰🐰
To be continued6 Juli 2019
KAMU SEDANG MEMBACA
Dearest Presences (Vkook / Brothership)
FanfictionSelalu ada alasan berbau takdir dalam setiap pertemuan. Tersadari atau terabaikan jalinan takdir terus bergulir. Seiring dengan denting waktu yang tak pernah terhenti. Menanjak, menuju sebuah spiral konflik yang menghubungkan segala ujung benang tak...