Seoul, 30 Juli 2016
Ruam yang ada di dalam hati tak selamanya akan menampakkan diri. Goresan yang tak terlihat itu, menjadi satu pertanda, satu peristiwa yang pernah terjadi. Ingatan yang tak akan pernah terhapuskan. Beriringan dengan luka yang bekasnya tak kunjung memudar.
Jalan hidup tak selamanya akan di berjalan sesuai dengan apa yang di kehendaki. Terkadang beberapa hal terjadi di luar kendali. Menjadi sebuah bencana yang tak bisa di hindari. Begitulah harmonisasi hidup yang mereka jalani.
“Jungkook batal mengikuti turnamen Taekwondo setelah mengalami kecelakaan, aku mendapatkan keterangan dari rumah sakit yang merawatnya selama hampir satu bulan,” Namjoon, memberikan laporannya pada Kim Hwan.
“Diagnosa dokter memaksanya untuk tidak melakukan aktifitas berat dengan kakinya, dengan kata lain dia tak bisa melakukan Taekwondo lagi ataupun olah raga lain, berlari saja harus hati-hati,” Ucapnya, menyodorkan beberapa dokumentasi yang Namjoon ambil dengan kameranya sendiri.
Karena kasus itu melibatkan Kim Hwan, sosok paman yang ia hormati. Juga karena langkah yang Kim Hwan ambil untuk menjadi solusi bertentangan dengan hati nurani. Namjoon mengambil inisiatif untuk melakukan penyidikannya sendiri.
Tentang Kim Hwan yang berusaha begitu keras untuk membuat kasus kecelakaan fatal ini di tutup. Juga tentang Taehyung yang terlibat di dalamnya. Lalu, beberapa atasan Namjoon seperti tengah membungkam sesuatu di dalam mulut mereka. Membuat Namjoon tak bisa tinggal diam.
“Paman, kenapa Paman berbuat seperti ini pada istri paman sendiri? Kalau memang paman mencintainya, menutup kasus kecelakaan yang membuat anak Bibi Seorim terluka parah adalah tindakan pengecut yang tak bisa di maafkan,” Desak Namjoon.
Karena memang selama ini itulah teka-teki terbesar yang tak bisa Namjoon pecahkan. Kim Hwan yang pada akhirnya menikahi wanita, ibu dari korban kecelakaan yang di sebabkan oleh anaknya. Itu adalah hal yang tidak masuk akal.
“Aku tidak pernah tahu tentang keluarga korban selama ini, aku menyerahkan kasus itu pada sekretaris dan pengacaraku, karena ada hal lain yang lebih penting yang harus aku lakukan, Joon, aku tidak pernah tahu jika anak itu adalah anaknya Seorim, aku tidak pernah tahu,” Jawab Kim Hwan.
“Lalu selama menikah dengan Bibi Seorim, apa Paman sama sekali tidak menemukan sesuatu? Kalian sudah hampir satu tahun menikah,”
“Dia tak pernah menceritakan apapun padaku, aku bertemu dengannya satu tahun lalu, tak berapa lama dia menerima lamaran ku dan kami menikah begitu saja, dia tak pernah mengatakan apapun pada ku,”
“Kemungkinan Bibi seorim juga tidak tahu identitas pelaku yang sebenarnya Paman, mengingat pelakunya adalah putra mahkota mu, uangmu bisa menyelamatkan reputasinya dengan baik, aku salut,”
“Joon-ah?”
“Paman, beritahu Bibi tentang ini, demi kebaikan kalian, karena fakta yang ada dalam kasus ini adalah hal terkejam yang pernah Paman lakukan,”
“Dia akan meninggalkan ku lagi Joon? Kau tahu betapa aku sangat mencintainya dan juga anaknya… anak itu… adalah anak..,”
Brakk!!
Suara debum pintu ruangan yang di buka paksa dari luar mengejutkan keduanya. Membuat kalimat Kim Hwan terpenggal di pertengahan.
“Bunda? Kenapa bunda kesini?”
Kim Hwan bergegas bangkit dan menghampiri Seorim. Wanita itu datang ke kantor polisi mencarinya. Datang dengan derai airmata di wajahnya. Membuat Kim Hwan maupun Namjon heran bertanya-tanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dearest Presences (Vkook / Brothership)
FanfictionSelalu ada alasan berbau takdir dalam setiap pertemuan. Tersadari atau terabaikan jalinan takdir terus bergulir. Seiring dengan denting waktu yang tak pernah terhenti. Menanjak, menuju sebuah spiral konflik yang menghubungkan segala ujung benang tak...